09. Pertemuan Singkat

5.4K 203 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aleya, Hanafi dan Fathar sudah sampai di rumah sakit, mereka berjalan menuju ruangan inap Abi Harits. Setelah sampai mereka masuk ke dalam ruangan bernuansa putih itu.

"Gimana keadaan Abi, ummi?" Tanya Aleya.

"Alhamdulillah sayang, keadaan Abi sudah makin membaik, dalam beberapa hari lagi Abi akan bangun kata dokter" jelas ummi Zainab.

"Alhamdulillah" syukur mereka bertiga.

"Gimana sekolah kamu?" Tanya ummi Zainab.

"Baik ummi" jawab Aleya.

"Apalagi ditambah Fathar yang jadi gurunya" celetuk Hanafi yang sedang bermain ponsel di sofa.

Aleya menatap nyalang ke arah abangnya itu.

Satu.

Dua.

Tiga.

Pukk!

"Aaa!! Allahuakbar!" Erang Hanafi, tas Aleya yang berisi banyak barang itu tepat sasaran ke arah perut Hanafi.

Aleya menepuk tangannya karena ia tepat sasaran. Sedang Fathar sudah jantungan disamping Hanafi, ia yang tadinya duduk di samping Hanafi sambil bermain ponsel kini jadi jantungan dan ponselnya terjatuh ke lantai.

"Kamu gak papa nak?" Tanya ummi Zainab khawatir, ia mendekati anak sulungnya itu.

"Kamu ngisi tas pake batu ya" omel Hanafi sembari menyingkirkan tas Aleya dari depan perutnya.

Ia mengelus perutnya yang sedikit sakit, membuat Aleya seketika merasa bersalah.

"Aduh bang, sakit banget ya" panik Aleya, ia lantas menghampiri abangnya itu.

"Ya sakit lah" kesal Hanafi.

"Maaf ya bang" ucap Aleya menampilkan puppy eyes nya.

"Gak" ucap Hanafi, ia membuang muka dan bersedekap dada.

"Yah.. maafin dong, ya, ya. Ya" ucap Aleya.

Hanafi melirik Aleya, "peluk dulu" ucap Hanafi datar.

Aleya pun memeluk abangnya itu dari samping, "maaf ya bang" ucap Aleya.

"Hmm" jawab Hanafi berdehem.

Umi Zainab tertawa melihat interaksi kedua anak nya itu.

Gus Alfathar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang