45. Ngidam

4K 154 5
                                    

Tepat pukul 3 pagi, Fathar terbangun dari tidurnya, ia menoleh kesamping, memandangi wajah istrinya yang tidur dengan nyenyak, wajah yang selalu tampak cantik meski sedang marah, cemburu, cemberut, atau pun menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat pukul 3 pagi, Fathar terbangun dari tidurnya, ia menoleh kesamping, memandangi wajah istrinya yang tidur dengan nyenyak, wajah yang selalu tampak cantik meski sedang marah, cemburu, cemberut, atau pun menangis. Istrinya tak pernah jelek dimatanya. Definisi cinta karna Allah emang beda, selalu menjaga hati dan mata demi seorang wanita yang halal untuknya.

Ia menarik tangannya yang dijadikan bantalan Aleya secara perlahan, setelah itu ia mengelus dan mengecup kepala istrinya.

"Maaf ya, Aa' gak bangunin kamu tahajjud dulu, Aa' kasian liat kamu beberapa hari ini kurang tidur. Beberapa hari lalu trauma kamu kambuh, kemarin Abi meninggalkan kita, energi kamu terlalu banyak keluar, maaf ya" ucap Fathar dengan suara berbisik.

"Kamu itu wanita yang kuat, kamu bisa bertahan sejauh ini itu udah keren banget sayang"

"Sekarang Aa' senang, akhirnya rasa cinta Aa' terbalaskan. Meski di awal pernikahan, rumah tangga kita harus melewati ujian yang namanya cinta segitiga, akhirnya kita bisa melewatinya bersama. Semoga, kita tetap saling mencintai sampai akhir ya?" Ucap Fathar meneteskan air mata.

Fathar segera bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, setelahnya ia menunaikan sholat tahajjud sebanyak dua rakaat.

Setelah selesai sholat, Fathar menengadahkan tangannya untuk berdoa, "Ya Allah, ya Tuhanku, yang maha pengasih, yang maha penyayang, yang maha pengampun, maha pemberi taubat. Ya Rabb, ampunilah segala dosa hambamu ini, ampuni juga dosa istri hamba. Jagalah keluarga kami dari segala keburukan, jauhkanlah keluarga hamba dari segala hal yang kau larang. Ya Allah, jangan biarkan keluarga hamba keluar dari jalanmu, " Fathar berdo'a dengan lirih, air mata tak henti keluar dari kedua matanya.

"Ya Allah, tetapkanlah hati hamba dan istri hamba untuk tetap saling mencintai karna engkau, berikanlah kami keturunan yang selalu menghambakan dirinya pada engkau Ya Allah. Jauhkanlah keturunan hamba dari segala godaan setan yang terkutuk, ......" Ia berdo'a disepertiga malam dengan khusyuk, berharap bait-bait do'a yang ia ucapkan terkabul oleh sang pencipta.

Setelah selesai berdo'a, Fathar merapikan alat sholatnya. Baru saja ia meletakkan sajadah di lemari, suara dering khas dari ponselnya terdengar, ia pun mengambil ponselnya, tertera nama Hisyam disana.

"Hisyam? Ada apa dia menelpon di jam segini?" Batin Fathar melihat jam yang menunjukkan pukul 4 pagi.

"Assalamualaikum?"

" ...... "

"Wa'alaikumsalam, ada apa Hisyam?"

" ........ "

"Ada apa menanyakan istri saya?"

" ....... "

"Istrimu yang hamil, mengapa istri saya jadi ikut bahan ngidam istrimu?"

" ........ "

"Nanti saya kabari, istri saya masih istirahat"

" ....... "

Gus Alfathar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang