𝒻ℴ𝓊𝓇𝓉ℯℯ𝓃: 𝒻ℯℯ𝓁 𝓁𝒾𝓀ℯ 𝒶 𝓈𝓉ℴ𝓇𝓂

59 15 0
                                    

Angin berhembus seperti badai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin berhembus seperti badai. Tapi tidak cukup dingin untuk membuat Zhang Hao menggigil atau memilih kembali masuk ke dalam kastil. Langkahnya malah bertambah pelan menuju ke ujung atap dan mendapati di bawahnya, para pekerja kastil berlalu lalang melakukan pekerjaan mereka dengan ekstra cepat, ekstra keras dan ekstra hati-hati.

"Wow." tanpa sadar Hao menyeplos. Manusia-manusia dibawah sana sudah seperti lebah pekerja atau sekelompok semut yang bergotong-royong memindahkan makanan. Sejujurnya, dia sangat kagum.

"Apa selalu seperti ini setiap hari?" tanyanya pada Jiwoong yang bersandar miring di pembatas, berupa lapisan es tebal yang anehnya tidak terasa seperti es,"Ya. Tidak. Kurasa, hanya terjadi ketika mereka senang, bersemangat atau melihat harapan untuk hidup lebih baik."

"Kau bisa menyimpulkan—"

"Mereka bersemangat karena aku...ada disini?"

Jiwoong mengangguk dengan senyuman simpul. "Karena mereka melihat harapan ketika kau datang kemari."

"Ah..." Zhang Hao kembali menatap ke bawah. Orang-orang dibawah itu kemudian Jiwoong beritahu sebagai bawahan yang sangat setia terhadap Ratu dan dirinya.

Mereka sangat mempercayai Zhang Hao meski di masa lalu pernah mengalami kenyataan buruk bahwa pangeran mereka kalah dari bangsa iblis. Tapi kepercayaan itu tidak pudar oleh waktu. Pada akhirnya, mereka melihat Zephilion kembali dengan membawa harapan dan para ksatrianya.

Zhang Hao tidak pernah merasa perasaan yang seperti ini. Dia diberi kepercayaan yang begitu besar, begitu pun tanggung jawabnya. Beban di bahu itu memang berat, tapi entah bagaimana bisa kali ini Hao mengira semua akan lebih mudah dari pada sebelumnya.

"Apa yang bisa aku lakukan untuk mereka?" tanya Zhang Hao."Bisakah aku membuat Breeze Land membaik? Apa aku benar-benar bisa membuat harapan mereka terwujud? A-aku, bahkan tidak mempercayai diriku sendiri."

"Itu hanya apa yang kau katakan dan apa yang kau pikirkan. Kalau kau berfokus pada kekuranganmu, maka kau tidak akan pernah menemukan kekuatan yang kau simpan. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Jika kalah kali ini, tidak akan ada yang menyalahkanmu. Tapi karena kau sudah hidup dengan perasaan yang berbeda, aku yakin, sangat-sangat yakin bahwa kau bisa membuat perubahan yang berbeda dengan Zephilion. Kau bisa berbuat lebih." Jiwoong menepuk bahu Hao sekali membuatnya tertegun.

Zhang Hao tidak bisa berkata-kata setelahnya. Matanya malah berkaca dan sebagian lagi meneteskan air mata. Jiwoong sekali lagi tersenyum melihat Zhang Hao dengan kelemahan hatinya.

Tidak, bukan lemah. Zhang Hao hanya terlalu lembut. Perasaannya pada sesuatu juga terlalu tulus. Jiwoong memang sempat meragukan jika dia bisa bertekad sekuat Zephilion, pada awalnya. Dia pun mengira Zhang Hao lemah.

Tapi, Jiwoong menyadari hal yang menarik ketika melihat Zhang Hao berkembang. Dia bahkan bisa lebih kokoh dari bangunan mana pun yang pernah Jiwoong lihat.

Lower Point : 𝒮𝓃ℴ𝓌𝒻𝓁𝒶𝓀ℯTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang