𝓉𝒽𝓇ℯℯ: 𝓈𝓉ℴ𝓇𝓎 𝒶𝓃𝒹 𝓇ℯ𝒶𝓁𝒾𝓉𝓎

117 18 0
                                    

Kelompok itu tetap berdiri didepan lubang besar gedung museum sambil mencoba meresapi sebuah kenyataan dimana ada salju yang mulai turun di bulan Juni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelompok itu tetap berdiri didepan lubang besar gedung museum sambil mencoba meresapi sebuah kenyataan dimana ada salju yang mulai turun di bulan Juni.

Setidaknya sampai mereka menyadari suara jepretan kamera yang nyaring berbunyi, dan disadarkan pula tengah menjadi pusat perhatian. Puluhan manusia berkumpul di lokasi, menyaksikan sebuah penghancuran epik yang dilakukan oleh anak-anak SMA dengan gurunya.

Lalu mungkin wajah-wajah itu akan mulai familiar di surat kabar dengan judul yang memutarbalikkan fakta dan realita.

"Sebaiknya kita pergi dari sini," Jiwoong tak mempedulikan orang-orang yang menatap mereka. Dia menggiring kesembilan anak yang sudah terlibat dalam kejadian hari ini dengan segera.

Membawa mereka ke bus tur Karyawisata sekolah dan diam-diam mengeluarkan kunci mobil yang dia curi dari supirnya. Jiwoong tidak bisa bilang kalau dia terpaksa—nyatanya ini Karyawisata pertama yang dipimpinnya yang berakhir dengan sangat buruk.

"Kuharap Mr. Akan mengantar kami pulang," Hanbin dengan wajah pucatnya berbicara mewakili semua orang.

"Kita nggak mungkin ditangkap karena diduga menghancurkan museum kan? Kita belum cukup umur!"

"Kita anak dibawah usia dua puluh tahun!" Gyuvin meyakinkan.

"Bahkan yang menghancurkan dinding itu bukan kita," Gunwook tak sengaja melirik Hao, pemuda itu menunduk murung di salah satu kursi bus."Maksudku, bukan salah satu dari kita. Tapi mons—"

"Gunwook, berhenti berbicara." potong Jiwoong dan menyalakan mobil untuk bergerak.

Dari belakang, beberapa siswa terlihat berlarian. Entah mereka terkena imbas kekacauan atau tidak, tapi sebagian menjerit nyaring melihat satu-satunya tumpangan mereka kabur membawa beberapa temannya dan satu anak SMP.

"Ngomong-ngomong, apa yang membuat kalian kembali ke ruangan itu?" tanya Annaliese saat hening mengisi bus itu. Kekosongan membuat keadaan semakin buruk. Jalanan juga lenggang, tidak ada kemacetan. Macet sedikit biasanya membuat setiap orang menggerutu.

Lalu Hanbin mewakili kembali teman-temannya untuk memberi jawaban,"Karena Mr. Jiwoong hilang. Tidak terlihat di mana pun."

"Karena aku melihatmu berlari seperti baru saja mencuri pajangan museum." tunjuk Matthew pada Annaliese."Itu membuatku curiga."

"Karena Hao hilang,"

Jawaban itu membuat kepala Hao kembali mendongak. Hanbin mengadukan tangannya ke tangan yang lain,"Itu benar! Aku mau tanya Mr. Jiwoong, karena dia yang bertanggung jawab. Tapi pria itu juga hilang."

"Kalian pasti sangat terkejut," Kim Jiwoong seolah prihatin dengan anak-anak itu, tapi dia terkekeh.

"Kalau boleh ya, aku berkomentar—"

"Tidak, kau tidak boleh." sela Ricky yang tidak digubris Gyuvin. Dia tetap melanjutkan."Anda adalah pembimbing tur yang buruk."

"Karena itu bukan pekerjaanku."

Lower Point : 𝒮𝓃ℴ𝓌𝒻𝓁𝒶𝓀ℯTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang