𝒻𝒾𝓋ℯ: 𝓌ℯ𝓁𝒸ℴ𝓂ℯ 𝒷𝒶𝒸𝓀

117 20 4
                                        

Datang ke suatu tempat melalui sebuah pintu ajaib sebenarnya tidak termasuk dalam daftar hal yang diinginkan oleh si pemuda Seok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Datang ke suatu tempat melalui sebuah pintu ajaib sebenarnya tidak termasuk dalam daftar hal yang diinginkan oleh si pemuda Seok. Matthew harus mendapati bahwa diujung jalan, langkahnya seperti memijak gumpalan kapas yang membuat keseimbangannya hilang dan ia terjatuh dengan tidak elit, tepat di atas bertumpuk-tumpuk salju beku nan dingin.

Wajahnya yang sempat ikut terkubur, mendongak. Mengamati sekitarnya yang penuh dengan salju. Tetesan-tetesan kecil salju juga turun di atas kepalanya. Pohon, batu, jalan, semua tertutupi oleh salju.

Matthew hanya sempat berkedip satu kali, sebelum bencana lain datang menimpanya. Satu-persatu dari temannya berjatuhan, mengalami hal yang kurang lebih sama dan menindih tubuh Matthew hingga kembali terkubur dalam salju sementara mereka berbunyi bising mengeluhkan jatuh yang tidak etis.

"Menyingkir dariku!"

Hao dan Hanbin muncul setelah Yujin, dan mereka berhasil menghindari bertumpuk seperti panekuk warna-warni diatas teman-temannya. Tapi kedatangan Annaliese yang tidak diduga membuat keduanya, pada akhirnya bergabung juga.

"Hhmmhh!! Hhmmhh!"

"Hei! Siapa yang paling bawah???" tanya Gunwook panik.

Gyuvin dengan santainya menghitung dan mengabsen teman dan adiknya."Hanbin, Hao, Annaliese, Yujin, aku, Taerae, Gunwook, Ricky-"

"Matthew!" teriak Ricky susah payah, menahan beban berat dosa kawan-kawannya."Bisa menyingkir sekarang?!!"

Sebelum pemuda itu berubah menjadi kucing garong yang mungkin akan mencakarmu dengan uang jutaan dolar, Annaliese yang menjadi korban jatuh teratas segera berdiri. Dia membantu Hanbin dan Hao, mereka berlanjut membantu sisanya. Lalu terakhir, si paling mengenaskan, Seok Matthew yang sepertinya membeku karena terkubur dalam salju.

"Akh...ada salju di lidahku. Gigiku juga mati rasa." keluhnya.

"Tapi kau masih hidup," ucap Gyuvin dengan wajah tak berdosa.

Gunwook juga menimpali,"Itu yang harusnya kau syukuri."

"Kalian mau kupukul ya??!"

"Tempat apa ini?" Taerae membenarkan sedikit letak kacamatanya. Menyapukan seluruh pandangan menjelajahi tempat mereka mendarat.

Mereka dikelilingi oleh pohon Pinus dengan daun es, stalaktit kecil bergantungan diujung daun dan salju baru menumpuk di tiap sudut. Semua orang terkecuali Annaliese, menjelajah sedikit. Berpencar dari kelompok dan mendekati tiap hal yang menurut mereka menarik.

Langit kelabu terus menjatuhkan butir-butir salju baru, angin dingin berhembus dan membuat seluruh tubuh menggigil. Saat itu Jiwoong keluar dari pintu ajaibnya, seketika berujar tegas saat melihat anak-anak Mathopis dan satu remaja tanggung tengah berkeliaran diantara pepohonan.

"Jangan berpencar!"

Dia mendekati Annaliese, berusaha maklum melihatnya melamun sambil memandangi langit Breeze Land. Mungkin ada satu dua hal yang dia rasa berubah, tapi Jiwoong sendiri mengakui, Breeze Land telah berubah banyak.

Lower Point : 𝒮𝓃ℴ𝓌𝒻𝓁𝒶𝓀ℯTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang