𝒻ℴ𝓊𝓇: 𝓈𝓉𝓇ℴ𝓃ℊℯ𝓈𝓉 𝓌ℯ𝒶𝓅ℴ𝓃

89 18 2
                                    

Sebagai pemilik rumah kedua—karena yang pertama adalah ibunya—zhanghao turun paling awal dan menghampiri nyonya Zhang di teras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebagai pemilik rumah kedua—karena yang pertama adalah ibunya—zhanghao turun paling awal dan menghampiri nyonya Zhang di teras.

Beberapa teman Zhanghao harus digiring paksa oleh Jiwoong. Mereka mau protes karena dibawa kesini dan bukan ke rumah masing-masing. Tapi ternyata Mr. Jiwoong yang lemah lembut seperti saat mengajar di kelas kini sudah punah, kanselir Jiwoong lah yang hidup sebagai iblis berkedok pria tampan sekarang.

"Nyonya Zhang," Jiwoong membungkuk untuk menyalaminya, sementara wanita itu nampak kikuk.

"Ibu tahu sesuatu," Hao menampakkan kekecewaan dalam matanya, dia memandang ibunya dan tidak tahu jika orang terdekatnya menyembunyikan sesuatu yang sebesar ini darinya.

"Hao..."

"Tidak ada yang menginjak kakimu, kau menginjak kakimu sendiri karena pusing!"

"Itu tidak mungkin terjadi. Kau kira aku akan percaya begitu saja pada alibimu?!"

"Terserah kau, Gyuvin. Aku sudah bosan berdebat dengan orang gila."

"Kalau aku gila, maka kau pasti tidak waras."

"Diamlah! Beberapa orang sedang memproses udara segar disini!"

Jiwoong melirik murid-murid baiknya yang senang sekali berdebat. Tak tanggung, mereka berdebat didepan tuan rumah yang seharusnya terlibat percakapan dalam yang menggunakan bahasa kalbu.

"Kalian mau bertemu dengan monster lagi?" celetuk Jiwoong kala Gyuvin menyahuti kalimat Ricky dan mereka akan terus berdebat.

"Tidak mau!"

"Kalau begitu sebaiknya kalian diam."

Nyonya Zhang terlihat paham dengan situasi saat ini. Dia mengajak para tamunya masuk ke dalam rumah untuk membuat ketegangan menurun.

"Aku punya sepiring cookies yang baru saja diangkat dari panggangan. Kita bisa berbicara sambil makan."

❆ ❆ ❆

"Nyonya, tidak perlu repot-repot." Gunwook merasa tidak enak pada Nyonya rumah yang menyediakan lebih dari sekedar potongan cookies hangat dan manis.

Kebetulan udara sedang dingin-dinginnya karena hujan salju dadakan diluar rumah dan ini jadi sangat memberatkan karena menikmati semua makanan itu adalah hal yang terbaik.

Tapi Gyuvin kemudian menutup mulutnya dan mencubit pipi Gunwook sambil berucap dengan mulut penuh kunyahan chees roll,"Diam dan makan saja!"

"Apa ini selai strawberry?" ibu Zhang memberikan anggukan dan beberapa roti bakar habis oleh Ricky seorang diri."Aku tidak tahu Ricky sangat suka dengan semua yang ada strawberry nya."

Saat Hanbin tertawa, yang lain ikut melakukannya. Melihat Ricky yang berdeham seolah tidak terpengaruh terhadap godaan pemuda itu membuat mereka tertawa lebih keras.

Lower Point : 𝒮𝓃ℴ𝓌𝒻𝓁𝒶𝓀ℯTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang