(16) Berbaikan

15.4K 937 6
                                    

Happy reading all ~

***

Safara memenjarakan Rembulan dengan mengungkapkan kejahatannya, dan Rembulan mendapatkan hukuman cukup berat.

Safara menatap Rembulan yang berada di dalam sel tahanan. "Walaupun aku membenci mu, aku tidak seperti mu," katanya.

Rembulan tersenyum tipis. "Aku tau, aku mengerti. Terimakasih."

Safara langsung berdiri dari sana, dan melangkah pergi. Safara yakin dia memilih jalan yang benar. Karena Safara tau, kematian bukan cara yang baik. Karena kehidupan setiap manusia begitu berharga, dan tidak boleh di sia-siakan.

"Sudah selesai?" Alex berdiri di depan pintu dengan pandangan teduh kearah Safara. Safara cukup terkejut, bukan soal senyuman Alex. Tapi mengenai kehadian Gavin dan Marvel di sana.

Safara salah fokus kearah Marvel. Dia begitu merindukan kakak nya itu. Di samping Marvel ada Sahara yang juga tersenyum kearahnya. Safara jadi merasa lucu ketika Marvel sudah memiliki janggut yang cukup lebat, tapi dia masih tampan.

"Aku senang kau menemukan dalang nya," ungkap Marvel.

Safara mengangguk. "Aku rasa ini sudah benar," katanya.

Sahara memeluk Safara. Safara tidak menolak, karena dia ingin membuat lembaran baru. Karena dendam tidak akan menyelesaikan apapun.

"Kau hebat," bisik Sahara. Safara yang mendengar itu hanya bisa tersenyum tipis saja. Sahara seperti menatapnya penuh makna, dan Safara tahu akan hal itu.

"Mau berbicara berdua?" Tawar Safara, karena dia merasa Sahara ingin menyampaikan sesuatu padanya.

Sahara tersenyum. "Tentu."

"Kalau begitu kami pamit," sahut Marvel.

"Jaga diri, aku duluan," kata Alex sambil mengelus lembut rambut Safara. Safara mengangguk dan mengajak Sahara mengobrol di suatu taman yang cukup sepi. Mereka berdua duduk di salah satu bangku taman.

"Hari ini cerah ya?" Sahara menatap langit. Safara mengangguk, yang dikatakan Sahara benar. Cuaca hari ini cerah, seperti sangat mendukung keadaan.

"Sudah lama sekali sejak aku akrab dengan mu dulu, Safara." Perkataan Sahara tentu membuat Safara terkejut. Dia menatap Sahara dengan bingung.

"Aku mengetahui semuanya. Kau Safara, saudari kembar ku," jelas Sahara sambil tersenyum manis.

Safara tak tau harus berkata apa lagi.

"Semenjak aku di penjara, aku sadar bahwa selama ini aku salah karna sudah membenci mu hanya karna alasan yang sepele." Sahara tertawa miris mengingat semuanya yang ia lalui di sel tahanan.

"Aku dulu iri padamu, Safara. Aku ingin Marvel juga menyayangiku sama seperti mu," ungkapnya.

Safara memandangi Sahara rumit. "Marvel menyayangi kita setara, Sahara."

"Kau salah, dia bahkan tidak pernah tersenyum kepada ku." Sahara menatap sedih Safara. "Aku tau bahwa sifat Marvel seperti itu karena sifat ku padamu tidak baik. Dan aku dulu berfikir ini semua salah mu. Tetapi aku salah, ini semua memang datang dari diriku."

Dia SAFARA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang