Malam yang tenang menyambut bersamaan dengan bersinarnya bulan dan bintang yang terang semua orang pasti akan terpesona dengan keindahan itu
cahaya bulan yang terang telah menyinari salah satu ruangan kamar yang terlihat ada seseorang yang seperti sedang menulis sesuatu
"selesai"
"aku harap dengan ini kamu bisa lebih bahagia lagi ka" ucap ara menatap bulan yang terang itu
tak sadar kini bola matanya yang berwarna hitam pekat perlahan menjatuhkan sebuah tetesan air mata
...
Pagi hari pun tiba kini ara sudah siap dengan baju yang rapi dan dengan wajah yang terlihat sangat bahagia
"eh ara mau kemana nak pagi pagi begini sudah rapi" ucap gracio yang melihat ara menuruni anak tangga
"eh engga ehhe cuman mau cari sesuatu sebentar pa"
"oh ya sudah hati hati ya"
"oke" ara pun dengan senyumnya yang manis pergi meninggalkan kediamannya itu
"ara kenapa ya pa? "
"kenapa gimana bun? "
"kayak ga biasanya ara begitu"
"alah paling lagi seneng aja itu udah biarin aja"
"tapi perasaan bunda ga enak pa"
"bunda ini ah jangan mikir aneh aneh ara pasti baik baik aja"
"semoga ya"
"pak ini berapa? "
"oh itu cuma 150k aja"
"wangi ya pak bunganya seger lagi keliatannya"
"oh iya dong pasti, baru saya petik dari kebunnya langsung ini" ucap penjual tersebut diakhiri dengan tawa yang menggelegar
"waduh hahaha ya sudah saya beli ini pak"
"siap siap sebentar saya bungkusin dulu"
"eh anu pak tolong ini ada surat bisa dijadikan satu ga pak sama bunganya" ucap ara memberikan sebuah kertas
"bisa bisa tunggu ya... ini silahkan" ucap penjual tersebut memberikan sebuah buket bunga yang indah
"ini pak uangnya"
"waduh kelebihan ini.. wong cuma 150 kok ini uangnya hampir 500"
"gapapa pak anggap aja ini rezeki buat bapak"
"beneran ini? makasih ya semoga panjang umur dah"
"iya pak"
ara pun pergi dari toko tersebut dengan membawa bunganya ia terlihat sangat bahagia meskipun tau bahwa hari ini adalah hari terakhirnya
disisi lain chika yang dalam waktu berhari hari ini sadar akan tidak adanya ara pun mencoba untuk menghubungi ara namun nihil nomor ara selalu saja tidak aktif
"chika"
"eh iya ka? mau apa? "
"tolong ambilin minum" ucap tian yang membuat chika asal meletakkan hpnya dan dengan cepat mengambilkan segelas air untuk tian
tok tok tok
"permisi mas mbak"
"eh iya dok? "
"ada kabar baik untuk kita semua, jadi beberapa hari yang lalu ada seseorang yang datang untuk mengecek jantungnya ternyata jantungnya cocok dengan mas tian dan dia juga mengatakan bahwa akan mendonorkan jantungnya untuk mas tian, jadi besok kita bisa langsung saja melakukan operasi jika mendapatkan persetujuan dari pihak pasien"