1. Kembali Sekolah

337 157 162
                                    


~

Mega, Itu sapaannya sehari-hari. Seorang siswi SMA St. Louis yang sangat berprestasi dalam bidang akademik. Dalam 2 tahun terakhir, Mega menyumbangkan 12 Piala untuk sekolahnya. Karena itu, Mega sangat terkenal di sekolah.

"Megaliora Calister, silahkan maju kedepan--" ujar Pak Rudy, selaku Kepala Sekolah SMA St. Louis.

Saat ini, Upacara Bendera sedang berlangsung. Mega dengan percaya diri, maju kedepan untuk tampil berdampingan dengan Pak Rudy dengan menatap ratusan pasang mata yang sedang tertuju pada-nya.

"Mega, selamat! Kamu berjaya lagi dalam perlombaan Cerdas Cermat Fisika dengan meraih peringkat 1 se-Indonesia."

Seketika seluruh siswa dari kelas 10 sampai kelas 12 yang berada di tempat itu, riuh, sorak-sorakan dan tepuk tangan diberikan sebagai tanda kebanggaan atas penghargaan yang diterima Mega. Pak Rudy kemudian memberikan piala itu kepada Mega lalu berjabat tangan.

"Keren Capin!!"

"Gila.. Udah cantik, pinter lagi"

"Ka Mega! Keren abiss!!"

"Ka Capin, mau dong diajarin"

Upacara selesai. Mega dan teman-temannya kembali ke kelas.

"Lo keren banget, Meg" kata Jessie yang sedang memegang piala Mega dan menatap piala itu terus-menerus tanpa henti. Sementara Mega hanya tertawa.

Jesselyn Ayu Andara, sahabat pertama Mega di bangku SMA. Jessie adalah orang yang sangat jujur dan teliti dalam berbagai hal. Ia juga sangat menyukai hal-hal yang berbau Fashion, tak heran penampilan Jessie selalu menjadi yang paling modis dan menarik perhatian semua orang.

"Bokap sama nyokap lo pasti bangga banget tuh, punya anak pinter kayak lo. Lah gua? Naik kelas aja udah syukur" Citra blak-blakan membuat Jessie refleks memukul bahunya sambil tertawa terbahak-bahak.

Salshabila Citra Purnama, manusia pecicilan. Gak bisa diem banget. Ia adalah orang yang lemot dan blak-blakan tentang apa saja. Walaupun demikian, Citra memiliki suara indah dan merdu, yang membuat semua orang bisa jatuh cinta dengan suaranya itu.

"Kata siapa? Mereka itu gak tau cara muji orang, apalagi anak sendiri." Mega membuang nafas kasar dan menunjukkan ekspresi datar.

"Lo gak boleh kayak gitu" kata Citra, membuat Jessie mengangguk-angguk. Mereka lalu menatap bingung Mega, sementara Mega tetap memasang wajah datarnya.

Bel masuk pun berbunyi. Semua kini sudah berada pada tempat mereka masing-masing dan siap untuk mengikuti pelajaran.

"Semangat pagi anak-anak!" kata Pak Amin sambil berjalan masuk ke kelas.

"SEMANGAT!!"

"Semangat sekali rupanya pagi ini ya. Oke, siapa yang tidak hadir untuk belajar matematika yang asik di pagi hari yang cerah ini?--Raja?"

"Eh, maaf aja nih ya Pak. Saya selalu hadir" kata Raja meyakinkan Pak Amin. Pak Amin kemudian menghela nafas panjang mendengar perkataan Raja. Pasalnya, di semester lalu, Raja memecahkan rekor dengan 22 kali alpa.

"Ya, semoga demikian" kata Pak Amin pasrah.

"Maaf Pak, saya telat" ucap seorang siswa yang baru saja datang.

Sekali lagi Pak Amin menghela nafas panjang "Vester, baru hari pertama sekolah sudah telat masuk kelas. Kenapa?"

"Saya baru balik dari USA subuh tadi--" kata siswa itu. Ia membuka tasnya lalu mengambil sesuatu didalamnya. "Ini Pak, oleh-oleh buat Bapak" Pak Amin kemudian mengambil pemberian siswa itu dengan penuh kegembiraan.

MEGAVESTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang