Na Jaemin itu anak bungsu dari dua bersaudara. Jung Jaehyun, itu nama kakaknya. Sementara kedua orang tuanya bernama Choi Siwon dan Na Yoona.
Jelas kalau Jaemin ikut marga ibunya. Sedangkan Jaehyun ikut marga nenek dari ayah. Jika ditanya kenapa berbeda marga oleh orang-orang, dua anak itu akan menjawab karena nama mereka lebih cocok dengan marga yang sekarang mereka pakai.
Sudah jadi kebiasaan keluarga cemara itu untuk habiskan waktu bersama ketika mereka punya waktu luang. Tapi seringnya, Siwon tidak ikut bergabung sebab terlalu sibuk dengan pekerjaan. Malam ini sedikit berbeda, Siwon sedang di rumah. Mereka lengkap berempat.
Ruang santai sekaligus ruang keluarga itu di dominasi dengan warna coklat dan abu-abu. Terdapat beberapa sofa yang membentuk huruf U, juga di tengahnya ada meja persegiempat dengan bahan marmer. Didepannya ada tv sebesar 50 inci, juga bagian atasnya terdapat rak untuk menaruh beberapa guci keramik kecil hingga sedang sebagai hiasan. Tidak lupa bingkai foto yang menempel di dinding, dan sebuah rak lemari besar yang menjelma jadi rak buku juga tempat menaruh berbagai hiasan lainnya.
"Kamu kenapa maksa banget minta handle proyek di Bali itu?" sang ayah bertanya begitu Jaemin daratkan bokongnya di sofa sebelah kiri.
"Pengen aja. Papa kemarin maksa aku buat ikut andil di perusahaan. Sekarang aku udah ikut malah ditanyain macem-macem." jawabnya malas.
"Justru kamu yang tiba-tiba ikut andil makanya papa curiga," Siwon masih penasaran dengan tujuan anaknya itu yang tiba-tiba minta handle proyek di Bali, padahal dia cuma minta Jaemin untuk menggantikannya saat makan siang beberapa waktu lalu.
"Pada kenapa sih?," Yoona baru saja datang dari dapur, membawa potongan buah-buahan dalam mangkuk sebagai cemilan. Ia tadi sedikit mencuri dengar perbincangan ayah dan anak itu.
Siwon menepuk tangannya pada dudukan sofa, beri isyarat pada sang istri untuk di sampingnya. "Ini Mi, Nana tiba-tiba mau pegang proyek yang di Bali." jelasnya.
"Resort yang di Bali kerja sama bareng Lee Corp., si Haechan yang pegang." itu suara Jaehyun. Dia duduk tepat di samping Jaemin, mengunyah choco chips cookies bersama sang adik yang tadi di bawa Jaemin dalam toples kecil.
Yoona kemudian memukul pelan lengan sang suami setelah mendengar ucapan Jaehyun barusan, "iihh, si papa gak tau sih, makanya jangan sibuk mulu. Jadi gak tau cerita cinta anaknya, kan?," wanita itu lalu tersenyum menatap Jaemin. "Jadi Haechan, hmm? Karena dia kan Na, makanya kamu minta handle?," lanjut Yoona.
"Haechan itu mantannya Nana, Pa. Mantan satu-satunya. Harusnya mantan terindah sih." ujar sang Mami masih menatap Jaemin dengan berikan satu kedipan mata.
"Kenapa bisa putus?" Siwon mulai tertarik dengan pembahasan ini. Jujur saja, Jaemin bukan tipe pribadi yang terbuka. Jadi, jika sampai Mami dan Jaehyun tahu tentang kisah cintanya, berarti orang itu memang istimewa.
"Gitu deh. Nana bukannya cerita masalahnya ke pacar, malah ngehindar, lari, ngilang." Yoona menjelaskan. Jika tadi ia tersenyum menggoda Jaemin, sekarang bibirnya melengkung ke bawah, kepalanya ia senderkan di pundak sang suami. Sedih jika kembali pikirkan kejadian itu.
"Terus kenapa mami yang sedih? si Nana biasa aja tuh," tunjuk Jaehyun dengan matanya pada adiknya. Jaemin hanya diam, juga tidak berikan ekspresi apapun. Dia malas membahas masalahnya dengan Haechan sebenarnya. Itu masalah pribadi. Tapi dia juga tidak bisa menghindari pembahasan itu karena salahnya sendiri tiba-tiba minta handle proyek di Bali itu.
"Nana pokoknya mami gak mau tau ya, kamu harus balikan sama Haechan." Yoona tegakkan badannya ketika berucap seperti itu. Matanya sedikit melotot, nadanya serius menatap Jaemin.
"Tapi Mi," lelaki itu akhirnya bersuara berikan protes.
Yoona menggedikkan bahu, "Mami gak mau tau. Usaha dulu, usaha lagi, usaha terus, Na. Pokoknya sampe balikan sama Haechan." ia tidak mau peduli dengan alasan apapun yang anaknya akan berikan. Pokoknya mereka harus balikan.