disclaimer: disini aku bukan dokter, tolong jangan ditelan mentah-mentah atas apa yang aku angkat dalam cerita ini. juga kalo ada yang salah, mohon maaf banget yaa.
happy reading!!
••••
***
Jaemin sudah tiga hari tidak bertemu Haechan. Tenang saja, dia tidak lagi menghilang. Hanya beri alasan kalau tiba-tiba harus mengurus kantor cabang di luar kota.
Lelaki itu akhirnya dibawa ke rumah sakit atas saran dokter Suzy agar dapat perawatan lebih lengkap disana.
Dari apa yang menimpa Jaemin, dirinya yang berlari dengan jarak yang cukup jauh lalu kemudian jatuh ketika sampai di rumah dan merasa nyeri di area kaki, dokter Suzy menjelaskan kalau nyeri yang Jaemin rasakan adalah nyeri psikogenik. Otaknya bekerja ciptakan nyeri yang cukup parah karena aktivitas yang sangat berlebihan yang Jaemin lakukan, padahal trauma akibat kecelakaan 4 tahun lalu masih ada. Namun dokter Suzy menduga, itu bukan hanya nyeri psikogenik. Dia bisa saja cidera saat berlari jarak jauh dengan kondisi yang sangat tidak memungkinkan untuk melakukan itu. Tapi untuk pastinya, mereka perlu menunggu hasil CT Scan, dan saat ini Jaemin sudah diberikan obat antidepresan untuk atasi nyeri.
Yoona teringat kejadian tiga hari yang lalu, juga ucapan dokter Suzy mengenai keadaan anaknya. Selama perjalanan ia hanya melamun, memikirkan semua itu. Kemudian sebuah kalimat membuyarkan lamunannya, "Nyonya, kita sudah sampai," ucap seorang supir pada sang majikan. Lantas Yoona segera turun dari mobil, ingin bertemu seseorang.
Cklek,
"Tante Yoona, masuk tan." ajak Haechan, setelah dapati Yoona yang berdiri di depan pintu unit apartemennya. Ia sedikit kaget atas kedatangan Yoona sore ini.
"Tante mau minum apa?" tawar Haechan kemudian.
"Gak usah repot-repot, tante gak lama kok" balasnya lembut dengan senyuman setelah duduk di sofa.
"Ada apa, tan?" tanya Haechan tidak mau basa-basi. Jujur saja perasaannya tidak enak. Yoona baru pertama kali ini datang ke tempat tinggalnya, dan dilihat dari wajah lelah juga sedih yang terpancar dari mata wanita itu –yang membuat dirinya tidak menanyakan kabar Yoona–, Haechan bisa menduga sesuatu yang buruk sedang terjadi tentang Jaemin. Siapa lagi yang berhubungan dengan dirinya kalau bukan anak bungsu dari Na Yoona di hadapannya ini.
Entah apa yang mendorong Yoona untuk datang ke tempat tinggal Haechan. Tapi yang sedang dia pikirkan sekarang, Haechan perlu dan harus tau semuanya. Tentang Jaemin dan keadaan anak bungsunya.
"Sayang, deketan sini." Yoona menarik tangan Haechan agar duduk lebih dekat dengannya, ia genggam tangan lelaki itu kemudian.
Dia hembuskan nafas perlahan sebelum mulai bertanya, "Jaemin udah cerita kenapa dia ngilang 4 tahun lalu?" Haechan gelengkan kepala perlahan sebagai jawaban.
Kemudian Yoona mulai bercerita, pikirannya kembali mengingat kejadian 4 tahun lalu, saat kecelakaan itu menimpa Jaemin. "Mungkin kamu penasaran, Jaemin kemana dan apa alasannya. .... empat tahun lalu, .... Jaemin kecelakaan mobil waktu mau ketemu tante dan papanya begitu dia sampe di California, karena memang kami duluan sampai, baru Jaemin nyusul sendirian."
"Dia memang mau lanjutin S2 nya di sana. .... tapi kecelakaan itu terjadi tepat di hari pertama dia sampe di sana. Keadaannya kritis, Jaemin koma selama 2 minggu" lanjutnya, elus lembut punggung tangan Haechan.
"dokter bilang, Kemungkinan Jaemin lumpuh diatas 50%, karena cidera akibat kecelakaan. Dan bener aja, Jaemin bener gak bisa jalan. waktu dia siuman, dia gak bicara apa-apa, mungkin masih bingung atau mungkin juga dia belum sepenuhnya sadar. Terus saat dia udah sadar sepenuhnya, tante liat matanya mulai berkaca-kaca dan tante tau, dia lagi berusaha tahan air matanya."