Four

334 43 0
                                    

.
.

.

🌷🌷🌷

.

.
.

Sejak pandangan pertama Jimin waktu itu.
Jimin hampir setiap hari pergi ke toko kue Yoongi. Jimin menunjukkan ketertarikannya pada Yoongi. Yoongi senang saja karna Jimin hampir kesana setiap hari membuat rindunya pada adik angkatnya dulu terobati. Jimin terlihat sangat bahagia dgn hidupnya sekarang tanpa kurang apapun tak seperti dulu hidup dgn Yoongi. Coba saja sampai sekarang Jimin masih diasuh Yoongi. kemungkinan Jimin tidak bisa kuliah seperti sekarang ini.

Selama itu membuat Jimin senang Yoongi tak akan mengatakan apapaun tentang mereka. Namun ada yg aneh dengan Jimin. Jimin akhir2 ini selalu sendiri dan duduk menghadap arah dimana bisa melihat Yoongi dgn leluasa. Kadang pagi, kadang siang, kadang malam juga swaktu Yoongi akan tutup dia akan menjadi pelanggan yg terakhir keluar.

"Bos. Kayaknya gadis itu suka padamu deh. Deketin sana, cantik loh sayang banget disia siakan" Kelakar karyawannya yg tak beda jauh umurnya dgn dirinya.

"Bicara apa kamu. Kerja sana. Lagian siapa yg mau sama perjaka tua begini. "

"Oh ayolah. Meski kau perjaka tua kau sangat tampan dan populer diantara kalangan siswi2 sma dan anak kuliahan disini. Kau bisa tunjuk yg kau mau untuk jadi pacarmu "

"Anak2 disini anak orang kaya semua, mana boleh orangtuanya mengijinkan bergaul dengan orang sepertiku. Sudahlah gak usah banyak bicara. Bikin saja sana black Forest nya habis itu. Pasti sebentar lagi anak2 SMA itu kesini mencarinya" Ujar Yoongi pergi meninggalkan dapur kembali menuju kasir.




.

""""""

.

Pukul 7 malam Jimin duduk dikursi yg menghadap kasir. Ia mengeluarkan laptopnya. Mengerjakan tugas sembari curi2 pandang pada Yoongi. Yoongi disana sedang melayani pelanggan. Tak melihat Jimin datang.

2 jam sudah Jimin duduk dan waktunya toko itu tutup. Namun tak beranjak sedikitpun dari kursinya. Yoongi yg barusaja selesai kerepotan baru menyadari disana ada Jimin. Ia ingin menegurnya untuk segera pulang karena ini sudah malam, pula toko akan tutup. Barusaja akan melangkah pintu toko terbuka menampilkan sesosok tinggi dengan topi dan mantelnya.

"Nana... Kau mau disini sampai kapan? Ayo pulang" terkadang chanyeol masih saja memanggil Jimin dgn sebutan nana, Jimina nana.

Jimin menengok kearah suara yg diyakini orang yg paling posesif dan over protective dirumahnya.

"Kakak. Kok datang kesini"

"Jemput kamu lah. Yuk dah malam. " Chany menggandeng lengan mungil adiknya agar segera berdiri . Jimin mengemasi barang2nya.
Chanyeol melihat sang pemilik toko tak jauh didepannya sedang memandang kearahnya.
Chan menundukkan kepala kepada Yoongi.

"Maafkan adikku. Dia memang seperti itu saat menyukai sesuatu. Sepertinya dia menyukai spot toko milikmu ini. "

Yoongi tersenyum .

"Tak masalah. Aku suka tokoku selalu ada orangnya. Jadi Tidak kelihatan sepi".

Beberapa waktu setelah chanyeol dan Jimin berlalu. Yoongi tak segera menuju rumahnya meski semua karyawan nya dan toko sudah tutup. Dia masih duduk termenung di meja kasir nya. Ia begitu iri. Yoongi menyayangi Jimin , namun tak bisa lagi seperti dulu. Jimin yg selalu menantinya pulang bekerja, Jimin yg selalu menantinya saat pulang sekolah, Jimin yg selalu mencari dan memanggilnya ketika bangun tidur. Itu sudah tidak ada lagi.

Pasca menemukan Jimin, Yoongi yg hanya lulusan SD itu tak tau mau kerja apalagi selain ditoko milik nona Ye waktu itu. Dia waktu melamar kerja sampai sujud2 agar diterima, nona Ye yg kasian hanya membiarkan saja. Toh ternyata Yoongi sangat rajin sekali. Hingga Yoongi lulus Smp dan tak melanjutkan sekolahnya lagi karena tak ada biaya. Dan lagi dia baru saja kehilangan adiknya, Yoongi hanya menjalankan sisa hidupnya sendirian dengan menumpang kamar dibelakang yg disediakan nona Ye untuknya kala itu. Dan beberapa tahun mendatang nona Ye yg dulu gadis belia kini sudah akan dipinang oleh lelaki kaya raya. Lantas nona ye berhenti mengoperasikan tokonya. Sempat memikirkan nasib Yoongi yg kala itu masih menumpang ditokonya. Namun Yoongi bertekad akan membangun tokonya sendiri. Nona ye bangga pada Yoongi yg tak patah semangat. Akhirnya dengan apapun Nona Ye membantu Yoongi sampai berdiri toko itu meski dulu masih mengontrak Ruko. Tapi syukurnya 2 thn ini Yoongi sudah punya tokonya sendiri. Ia membelinya dari si pengontrak yg akan menjualnya. Dan jadilah toko kuenya yg sekarang.
.
.
.
.

Yoongi melamun menatap langit2 tokonya yg dia hias dengan warna biru dan kuning seperti baju bayi Jimin dulu. Entah sekarang Jimin masih menyukai warna itu atau tidak lagi.. Bahkan tanpa disadari semua perabot disini atas imajinasinya tentang Jimin. Seperti dekorasi kursi yg berbentuk kepala itik dan anak anjing. Kursi berwarna kuning dan biru begitupun mejanya. Nama toko ini pun juga YoonJie's cake... Orang tak akan tau arti nama itu.

Dan kalau diteliti lagi Yoongi menaruh sisa2 baju Jimin yg masih bagus untuk dipajang dilemari etalase kaca dan juga mainan2 yg biasa jimin mainkan. Bahkan Red velved cake adalah menu andalan di toko Yoongi. Semua detail itu orang tak akan mengerti artinya. Bahkan Jimin yg sering kesanapun tak mengerti kenapa Yoongi memajang baju2 bayi ditokonya sebagai aksesoris toko. Jimin tak ingat bahwa baju bentuk itik itu adalah favoritnya dulu.

""""

"Hey. Menurutmu kak Yoongi itu gimana?"Tanya Wendy tiba2 pada beberapa temannya.

"Ganteng"

"Cool"

"Sangat misterius"

"Cowok baik"

"Yep.. Aku juga mikir gitu" Kata Wendy

"Kenapa memangnya? " Tanya Yg lain penasaran.

"Aku kayaknya naksir deh sama kak Yoongi"

Semua kaget termasuk Jimin yg keselek minumannya, ia tak menyangka temannya ini juga suka pada Yoongi.

Jimin mendadak diam yg tadinya ikut tertawa. Dan itu tidaklah disadari teman2nya.

Kling....

Pintu toko terbuka. Muncullah sesosok cantik yg sering kali datang berkunjung ke tokonya

Yoongi menatap Jimin yg lurus menujunya. Yoongi pikir Jimin ingin langsung memesan sesuatu...

"Kak Yoon. Aku mau ngomong sesuatu!!.. "

.
.
.
.

🌷🌷🌷
.
.

Please Voment💜

.

Bahkan Jika Itu Esok HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang