Eight

290 31 1
                                    

.
.
.
.

🌷🌷🌷

.
.
.




"Hay jimin,, " Sapa seseorang dikursi ruang tamu rumahnya. Jimin menghampiri pria itu.

"Oh, hay.. Teman kak Chan ya" Tanya Jimin

Pria itu hanya tersenyum lalu mengangguk. Jimin jadi salah tingkah karna senyumnya membuat ketampanan pria itu bertambah 1000x lipat.

"Hey,, sudah jangan buat adikku jadi salah tingkah. Kau selalu saja tebar pesona" Ucap Chan yg tiba2 datang dari arah belakang.

"Aku tidak pernah tebar pesona kau tau"

"Jimin. sini duduk dulu. Kenalin. Ini teman kuliah kakak dulu di US. "

"Wah,, pria dengan dengan seumuran kak chan kenapa pesonanya luar biasa ya" Puji Jimin. Membuat teman Chan ini makin kepedean.

"Heh, kamu masih kecil, jangan suka sama om2 sepertinya"

"Kalau aku om2 kau juga. Karna umur kita sama" Ucap teman Chan tak terima.

"Hay kaka. Aku Jimin. "

"Iya aku udah tau kamu, tapi kamu pasti gak tau aku kan. Kenalin aku Jungkook"

.

"""""

.

"Kak. Ini aku bawa makan siang" Jimin menyerahkan kotak kuning kepada Yoongi.

Yoongi melihat kotak itu, warna kuning seperti kesukaan jimin.

"Jim. Lain kali gak usah lagi bawa2 makan siang buatku. Aku suda punya pacar" Tolak Yoongi pada Jimin. Walau sakit hati mendengarnya jimin tetap kekeh mempertahankan. Dan berusaha menutupi sakit hatinya.

"Kan masih pacaran. Belum ada ikatan yg jelas. Jadi aku masih bisa berusaha dapetin kakak " Setelah nya Jimin pergi meninggalkan kotaknya bersama Yoongi. Jimin tidak mau lagi mendengar kata2 menyakitkan lainnya.

Hari2 terus berlanjut dan kegiatan itu selalu Jimin lakukan. Memang didepan Yoongi menolak tapi sebenarnya Yoongi suka. Apalagi jimin sepertinya pandai memasak. Semua masakan Jimin enak menurut Yoongi.

Sampai suatu ketika. Wendy datang ke toko Yoongi guna mengajaknya makan siang bersama. Yoongi menolak karena sudah ada bekal dari Jimin. Wendy melihat kotak kuning dibawah meja kasir.

"Oh, dapat makan siang dari siapa ini? Dari kotaknya terlihat seperti milik perempuan, " Kata wendy.

"Itu milikku. " Cuek Yoongi.

"Tidak mungkin. Pasti ada seseorang yg menyukaimu kan" Wendy tetap ngotot.

"Semua pelanggan ku menyukaiku. Apakah kau akan cemburu pada semua pelanggan ku dan aku akan bangkrut karna mengusir mereka? "

"Oh, dia salah satu pelanggan mu? . Awas saja ya perempuan itu. Aku akan menemukannya dan memberinya pelajaran" Wendy pergi dengan sangat emosional. Meninggalkan Yoongi yg khawatir akan Jimin.

Sorenya Jimin ke toko Yoongi mengambil kotak bekalnya.

"Jimina, besok2 kau tidak usah bawakan aku lagi ini. Wendy tau, nanti kau bisa bertengkar dengannya" Ucap Yoongi penuh kekhawatiran.

"Jadi kau mengkhawatirkan aku? Atau wendy?"

"Ck.. Jimina. Mengertilah, aku tak mau kau mendapat masalah  kau tau kan Wendy seperti apa?"

"Iya aku tau. Aku sudah berteman lama dengannya. Tapi aku takkan menyerah begitu saja. Biarkan saja dia tau. Karna yg menyukaimu duluan itu aku bukan dia, dia adalah pelarian mu saja kan!!"

Jimin menarik kotak makannya dengan kasar lalu pergi dari sana. Yoongi tidak tau lagi harus berbuat apa. Yoongi tidak mau adiknya terkena masalah. Apalagi dengan orang seperti Wendy.


"""



Besoknya Wendy mengajak semua temannya berkumpul. Berdiskusi tentang siapa wanita dibalik kotak bekal itu bersama temannya plus Jimin juga ikut disana mendengarkan.

"Kau harus beri dia pelajaran, atau kau harus membuatnya jera sekalian"

Jimin merapatkan tasnya disana ada bekal yg akan dia berikan pada Yoongi nanti. Dia tak mau juga secepat itu ketahuan walau ia tak peduli pada Wendy atau temannya yg lain.

Siang itu Jimin pergi diam2 dari teman2nya. seperti biasa Jimin akan pergi ke toko Yoongi, tanpa diketahui Jimin ternyata Wendy diam2 sudah memantau disebelah pas toko Yoongi. Karena semua terbuat dari kaca Wendy jadi bisa mengintip dari luar tanpa harus menampakkan diri. Betapa terkejutnya karena selama ini yg menyukai pacarnya diam2 adalah temannya sendiri. Yaitu jimin.

"Awas saja ya kau Jimin. Aku tak akan memberi ampun padamu. Kau sudah punya segalanya masih mau merebut milik orang lain. Tunggu saja setelah ini" Wendy bergegas pergi agar tak ketahuan.

Besoknya kebetulan di dikelas Jimin datang terlambat. Tersisa satu kursi yg pasti akan ditempati oleh Jimin. Wendy memasang permen karet disana. Dan permen karet itu terduduki oleh Jimin. Wendy tersenyum.

"Aiisshhh..  Siapa ini naruh permen karet disini astaga" Keluh Jimin bajunya jadi lengket. Teman2 Jimin ikut membantu membersihkan bajunya miss Wendy saja yg tidak ikut membantu.

"Itu baru permulaan. Tunggu saja nanti.!!" Batin Wendy.

Sejak saat itu hari2 jimin penuh kesialan dan pelakunya adalah Wendy sendiri.

Dari mulai mengerjai kursinya, menguncinya di toilet dan menyiramnya lewat atas dengan air pel yg kotor, mengacak acak lokernya. Jimin tau, pasti ada seseorang yg membencinya namun dia tak tau siapa yg melakukannya karna semua temannya terlihat tak menunjukkan gelagat mencurigakan.

Sudah separah itu dan Jimin tetap tidak sadar siapa pelakunya dan Jimin masih tetap mendekati Yoongi, andai saja Jimin tau penyebab ia dibenci dan dikerjai adalah Yoongi.

Karena jengah dengan sikap kekeuh Jimin yg masih saja terlihat mendekati Yoongi. Akhirnya Wendy melakukan jalan terakhir. Dia nekat melakukan hal yg tak terduga.




"""""


Jimin nampak baru datang. Ia masuk kelas dan melihat teman2nya duduk melingkar.

"Jimina~~~" Panggil beberapa temannya.

Jimin duduk diantara mereka. Memasang wajah bertanya.

"Hikss. Hikss... " Wendy menangis dipelukan salah satu temannya.

"Ada apa dengan Wendy? " Tanya Jimin.

"Wendy.... " Mereka semua saling lirik

"Ada apa? " Tanya Jimin tak sabaran.

"Wendy hamil"

Jimin diam saja. Wendy hamil dengan siapa?

"Hah? Dengan siapa? Kau masih kuliah kenapa melakukan hal seceroboh itu? " Kata Jimin.

"Hikss.. Malam itu sekitar seminggu lalu saat aku pergi makan malam dengan Kak Yoongi. Dia mengajakku kerumahnya. Dan aku mabuk. Lalu kami melakukan itu tanpa pengaman..... "

Jimin tak percaya. Wendy diam2 melihat ekspresi keterkejutan Jimin. Itu membuat Wendy merasa menang. Oke. Jimin tiada harapan lagi. Pikir Wendy.

Meski terasa janggal namun perkataan itu mampu membuat Jimin serasa dijatuhkan dari atap gedung.

"Jadi inikah jalan terakhir mu untuk membuatku menjauh darimu Yoongi? Baiklah. Sepertinya mulai sekarang aku tidak akan mengganggu mu lagi" Batin Jimin.

"Sudah Wendy, kau minta pertanggungjawaban saja padanya. Kami akan menemanimu"

.
.
.
.
.

🌷🌷🌷

.
.
.
.

Please Voment💜

.






Bahkan Jika Itu Esok HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang