Ruang Keluarga 🔞

2.2K 83 8
                                    

Kalo ada yang lagi puasa, tunda dulu ya baca nya. Nanti pas buka boleh di lanjut.

Dosa Di Tanggung Masing-Masing!!! Disini ga ada tempat penitipan dosa guys.

.

.

.

Renjun sedang bersantai di sofa ruangan keluarga, sedangkan para suami nya memiliki kegiatan masing-masing.

Renjun membaca novel sambil memakan camilan, menurut nya ruangan ini sangat nyaman. Ruangan keluarga ini berada di lantai dua, dan separuh dari ruangan ini adalah kaca besar yang langsung mengarah keluar, dimana banyak tumbuhan hijau nan asri, juga bunga yang beragam jenis.

Di ruangan ini juga sangat rapi dan luas, dengan televisi layar besar, beberapa buah sofa yang berukuran cukup besar, meja yang berada di tengah sofa, dan karpet berbulu yang mungkin bisa di pakai untuk anak-anak bermain, di ruangan ini juga tak terasa panas.

Renjun akhirnya sudah menyelesaikan lembar terakhir dalam novel itu. Ia menaruh novel nya di meja, dan melihat ke arah luar.

Renjun berdiri dari duduk nya dan berjalan ke kaca besar itu untuk melihat pemandangan di luar. Renjun sangat suka pemandangan segar seperti ini.

Lalu dengan tak sengaja, Renjun melihat Haechan dan Jeno yang sedang berlari mengelilingi mansion. Tidak, bukan Haechan dan Jeno. Hanya Haechan, Jeno mengikuti pria berkulit tan itu dari belakang dan berjalan biasa. Entah apa yang mereka lakukan.

"Seo Haechan, lari lu kenapa lambat amat sih?!! Lebih cepet napa!!" Teriak Jeno kepada Haechan yang berada di depan nya dan teriakan Jeno sampai terdengar ke lantai dua.

"Dari tadi lu nyuruh gue lari lebih cepet, lu ga tau cape nya sat!" Protes Haechan tak terima.

Karena Jeno sangat tidak setuju dengan pernyataan Haechan, ia juga ikut berlari untuk mengejar pria itu. Tentu saja lari Haechan menjadi lebih cepat.

Renjun juga dapat mendengar teriakan Haechan saat di kejar oleh Jeno, ia tertawa kecil melihat kelakuan para suami nya. Renjun tak tau apa yang mereka lakukan, tapi ia berasumsi bahwa mungkin Haechan sedang melakukan sebuah latihan yang di latih oleh Jeno, karena mereka seperti nya tidak sedang ber jogging bersama. Jeno memiliki tempat pusat kebugaran yang terkenal di kota ini, dan juga ia adalah seorang petinju profesional yang banyak di kagumi oleh wanita dan submissive, tapi diri nya tidak suka menjadi pusat perhatian. Dan pusat kebugaran itu bukan didirikan oleh nya, tapi oleh Daddy nya. Jeno juga tidak tau kenapa ia yang menjadi penerus pusat kebugaran.

Karena sangat asik memandangi tanaman sekaligus melihat Haechan yang masih di kejar Jeno, Renjun sampai tak sadar kalau suami lain nya berdiri di belakang nya.

"Lagi ngapain?" Tanya Chenle lalu menaruh tangan nya di pinggang ramping Renjun yang lebih mirip setengah memeluk dan mengikuti arah pandang Renjun.

Renjun terlonjak kaget, ia melihat ke arah belakang.
"Ngagetin aja! Aku lagi ga ngapa-ngapain.. bosen.." ucap Renjun.

"Maaf deh. Mau jalan?"

"Ngga, males."

Chenle lalu teringat sesuatu. Ia mengecup tengkuk Renjun yang masih terdapat kemerahan bekas si kembar J.

"Main yuk" ajak Chenle.

"Main apa?" Antusias Renjun.

"Hm?" Chenle menarik Renjun perlahan untuk duduk di sofa.

"Sebentar, aku mau ngambil sesuatu." Ucap Chenle lalu keluar dari ruang keluarga.

Tak lama Chenle kembali dengan sesuatu yang ia sembunyikan di belakang punggung. Chenle menaruh benda itu di meja, Renjun tak tahu benda apa itu tapi ia sepertinya pernah melihat itu. Chenle berdiri di hadapan Renjun yang sedang menatap nya dengan polos.

Berpawang 6 [RENJUN HAREM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang