Kecelakaan

1.1K 89 11
                                    


.

.

.

Hari demi hari Renjun lewati bersama keenam suami nya. Usia pernikahan mereka sudah 3 bulan berjalan, tentu saja banyak kejadian yang mereka lewati.

Dan pagi ini Renjun sedang membereskan kamar nya dengan Jaemin. Beberapa hari ini suami-suami nya selalu sibuk, tapi mereka tetap menyempatkan untuk sekedar makan bersama.

Mark, Jaemin, Haechan dan Chenle kini sudah berangkat ke tempat kerja nya masing-masing, Jisung masih berada di kamar nya. Dan Jeno? Jeno sudah pergi beberapa hari yang lalu karena ada pertandingan tinju besar di luar negeri. Jeno tidak memberitahu kapan ia akan pulang, pertandingan itu di tayangkan di televisi dan Renjun menonton pertandingan itu, sayang nya Jeno tak memenangkan pertandingan besar itu, padahal hanya selangkah lagi untuk menuju kemenangan. Jeno juga sedikit berubah akhir-akhir ini.

Jisung juga, akhir-akhir ini dominant itu jarang pulang ke rumah. Entah lah, mungkin Jisung memiliki apartemen pribadi? Renjun tak berani bertanya tapi walau begitu hubungan Renjun dengan Jisung tetap baik-baik saja.

Renjun mengetuk kamar Jisung, lalu membuka pintu itu. Renjun mengintip sedikit dari balik pintu.

"Ada perlu apa?" Jisung melihat ke arah pintu. Untuk sekarang, sikap Jisung sudah tak sedingin saat awal bertemu.

"Ga ada apa-apa.. Jisung nanti mau berangkat kerja?" Tanya Renjun lalu masuk ke kamar Jisung.

"Ngga"

"Kita jalan-jalan yuk? Ada cafe baru di sekitar sini, kata nya sih menu di situ enak-enak" ajak Renjun.

"Kapan-kapan aja, atau lu ajak yang lain. Suami lu bukan cuma gue doang kan? Hari ini gue emang ga berangkat kerja, tapi gue ada janji" ucap Jisung sambil melihat ponsel nya, seperti nya dominant itu sedang bertukar pesan dengan seseorang.

"Oh.. yaudah nanti aja deh, maaf ganggu waktu nya. Aku mau ke bawah dulu" ucap Renjun lalu keluar kamar Jisung.

"Hmm"

Renjun turun ke lantai bawah, ia mendengar ada yang memencet bel. Karena hari ini para maid libur, jadi ia yang harus langsung menyambut orang itu.

Renjun membuka pintu, dan tampaklah Jeno dengan wajah lelah nya.

"Jeno? Selamat datang. Sini tas nya, aku yang bawa" sambut Renjun.

Jeno memberikan tas nya, lalu masuk ke dalam mansion tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Renjun mengerti hal itu, Renjun tau Jeno lelah dan mungkin kecewa karena belum bisa memenangkan pertandingan besar itu.

Renjun menutup pintu dan berjalan mengikuti Jeno yang masuk ke dalam kamar nya. Renjun menaruh tas Jeno.

"Jeno mau aku siapin air hangat buat mandi?" Tanya Renjun.

"Ga usah" jawab Jeno singkat.

"...mau aku ambilin air minum?"

"Ga usah. Keluar, aku mau istirahat"

"Tapi.. kamu beneran ga mau aku ambilin apa gitu?" Tanya Renjun memastikan.

"Ga usah! Kamu denger ga sih?!! Dari tadi aku udah bilang ga usah!!!!" Bentak Jeno.

"M-maaf.." Renjun menundukkan kepala nya.

"Jadi istri itu yang bener!! Kalo tau suami lagi cape, ga usah banyak tanya!!!! Nambah cape tau ga denger ocehan kamu?!!!" Jeno menatap tajam Renjun.

Ya, ini lah sifat Jeno beberapa minggu terakhir. Renjun juga tak tahu apa penyebab nya.

"M-maaf Jeno.." Rasa nya hati Renjun sakit saat di bentak-bentak seperti ini, tapi ia bisa berbuat apa? Suami nya yang lain juga tak tahu prilaku Jeno terhadap Renjun. Renjun bisa saja mengadu atau pun sekedar bercerita dengan seseorang, tapi ia rasa jika Jeno mengetahui itu maka Jeno akan marah besar.

"Maaf aja terus! Kamu pikir maaf bisa ngubah keadaan?!! Kalau kamu minta maaf tapi ga ngubah sikap kamu, sama aja bohong!! Jadi istri itu yang pengertian!!!"

Renjun tak mengucapkan sepatah kata pun, ia tahu kalau pun ia berbicara, Jeno tak akan mendengarkan nya dan malah akan semakin emosi.

"SEKARANG KELUAR!!!" Perintah Jeno dengan nada tinggi.

Renjun keluar dari kamar Jeno dan diam seribu bahasa. Ia masuk ke dalam kamar Jaemin dan berganti baju, ia akan pergi ke galeri milik nya untuk kembali menetralkan hati nya.

Sebelum masuk ke kamar Jaemin, Renjun sempat melihat Jisung yang keluar dari kamar dan pergi begitu saja dengan pakaian rapi. Renjun tak di beritahu Jisung akan pergi kemana.

Setelah berganti baju, Renjun keluar dari kamar Jaemin dan melihat pintu kamar Jeno. Ia tadi nya mau pamit keluar, tapi jika ia melakukan itu, itu akan semakin memperkeruh keadaan.

Tanpa pikir panjang, Renjun keluar dari mansion dan pergi dengan mobil milik nya.

Saat di perjalanan, Renjun merasa mobil di belakang nya terus mengikuti nya. Entah itu hanya perasaan nya atau itu memang kenyataan?

Renjun mencoba menyangkal pikiran negatif dari kepala nya dan fokus menyetir mobil.

Renjun melihat kaca spion, seperti nya mobil itu sudah berbelok. Mungkin mobil itu mengikuti Renjun hanya perasaan nya saja.

Tapi tak seberapa lama, ada lampu merah di depan. Renjun mengerem mobil nya, namun rem itu tak berfungsi. Dan tepat di hadapan mobil Renjun, ada truk besar.

TIN! TIN! TIN!

BRRAAAKK!

Mobil Renjun menghantam truk itu dengan keras, kepala nya terasa pusing dan penglihatan nya memburam. Setelah itu terdengar suara ribut orang-orang yang mendekati mobil Renjun.

Renjun merasa panas di sekitar nya, ternyata api sudah menjalar sedikit demi sedikit dari truk itu ke mobil milik nya yang sudah rusak parah.

Renjun sudah pasrah, tubuh nya tak bisa di gerakkan. Luka nya sangat parah, darah nya dimana-mana. Lalu gelap yang dirasakan Renjun.

.

.

.



Berpawang 6 [RENJUN HAREM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang