.
.
.
Renjun terbangun dari tidur nya, ia sudah berada di kamar salah satu suami nya yaitu Chenle karena mereka baru saja menghabiskan waktu untuk kegiatan panas mereka. Memang, Chenle dan Renjun melakukan kegiatan panas itu di ruang keluarga, tapi setelah selesai Chenle mengajak Renjun untuk beristirahat di kamar nya.
Renjun melihat sekitar, seperti nya Chenle sedang tidak di kamar. Renjun sedikit menggeliat tak nyaman karena bagian bawah nya terasa sakit dan lengket walaupun sudah mandi.
Pintu tiba-tiba terbuka, menampakkan seorang Jung Jisung. Jisung masuk dan kembali menutup pintu lalu berjalan mendekat ke ranjang.
"Renjun? Lu udah bangun?" Tanya Jisung dengan nada sedikit dingin.
"Heumm"
"Dari tadi lu belum makan, cepet bangun terus makan" Jisung berdiri di samping ranjang menghadap Renjun yang masih berbaring.
"Aku mau mandi dulu.." ucap Renjun dengan suara sedikit serak.
"Yaudah sana, gue sama yang lain nunggu di meja makan" setelah mengatakan itu, Jisung keluar dari kamar Chenle.
Renjun tak ambil pusing karena sikap Jisung yang dingin, ia sudah tahu itu dari Jaemin.
Renjun kemudian duduk dengan perlahan karena bagian bawah nya masih perih, lalu bangun dari ranjang dengan perlahan dan menuju kamar mandi. Baju nya sudah ada di mansion ini dan di bagi ke kamar-kamar suami nya, begitu pula di kamar Chenle. Di lemari pria dominant itu sudah ada beberapa pakaian istri manis nya.
Selesai Renjun mandi, ia langsung memakai baju nya. Ia tak setega itu untuk membuat para suami nya menunggu lebih lama.
Renjun langsung turun dari kamar Chenle walaupun tertatih, dan menuju dapur. Saat sampai di dapur, ia melihat suami nya sedang sibuk dengan ponsel masing-masing. Ia tak peduli dengan itu dan duduk di kursi nya, membuat atensi mereka teralihkan.
Lalu mereka semua memulai makan malam. Renjun melewatkan makan siang nya karena tertidur jadi ia merasa perut nya sangat kosong.
Selesai makan malam, Jaemin, Mark, dan Chenle pamit untuk kembali mengerjakan pekerjaan mereka, Jeno pergi keluar untuk mencari udara, Haechan yang masuk ke ruang latihan nya untuk melatih vokal nya karena ia harus menjaga suara nya untuk pekerjaan yang di tekuni nya, dan Jisung sedang keluar untuk mengasah kembali skill balap nya.
Renjun berada di ruang tv di lantai 1, ia menonton film untuk mengusir kebosanan nya. Ia juga agak memikirkan bahwa ia akan tidur dengan siapa malam ini? Kamar nya kan belum pasti. Terlebih lagi, Renjun masih sedikit canggung dengan mereka.
Jujur saja, Renjun tak suka dengan keberadaan keenam dominant itu ke dalam kehidupan nya kini. Tapi ia tak bisa membantah lagi, ia juga tak bisa memberontak atau pun menolak permintaan suami nya sekarang. Dan karena pernikahan ini juga, Renjun harus berhenti dari pekerjaan pelukis nya jika sudah memiliki buah hati nanti. Setelah bertahun-tahun belajar segala hal tentang pekerjaan nya yang sekarang, ia tak rela jika melepas pekerjaan itu.
Renjun tak fokus pada film yang terus tayang di depan nya, ia malah larut dalam pikiran nya.
Bel berbunyi, Renjun berjalan ke arah pintu utama dan membuka nya. Itu adalah Jeno.
Jeno mengelus rambut Renjun dan masuk ke dalam kamar nya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Renjun kembali duduk di depan tv.
Sekarang sudah hampir larut malam, Renjun masih belum masuk kamar karena ia juga tidak tahu harus masuk ke dalam kamar siapa, walaupun mereka sudah bilang boleh tidur di kamar siapa saja.
Renjun baru teringat, Jisung masih belum pulang dan pintu harus segera di kunci karena sudah malam, tapi bagaimana Jisung masuk nanti?
Tak lama setelah memikirkan itu, bel kembali berbunyi. Renjun bangun dari sofa dan berjalan ke pintu utama.
Renjun membuka pintu itu, dan terlihat lah Jisung yang ada beberapa luka di wajah nya.
"Jisung? Kamu kenapa?" Tanya Renjun khawatir.
"Gue ga papa. Minggir" Jisung tampak tak peduli dengan pertanyaan Renjun, dan menyuruh Renjun menyingkir dari pintu itu.
"Ga papa gimana?! Muka kamu luka gitu!" Kesal Renjun.
Tanpa pikir panjang, Renjun menarik Jisung masuk ke rumah setelah menutup pintu. Renjun mendudukan Jisung di sofa.
"Lu apa-apaan sih?!" Bentak Jisung.
"...di sini ada kotak p3k?" Renjun sedikit kaget saat Jisung meninggikan suara nya, tapi kekhawatiran nya lebih mendominasi. Ia sebenarnya tak bisa di bentak.
"Gue bisa sendiri, lu ga usah sok peduli sama gue"
"Tapi aku tau kamu pasti ga bakalan di obatin kalau sendiri" ucap Renjun.
Jisung mendecak lalu membuang wajah nya.
"Kotak p3k dimana?" Tanya Renjun sekali lagi.
"Samping dapur"
Setelah mendengar perkataan Jisung, Renjun langsung pergi menuju tempat yang di maksud Jisung.
"Jangan kemana-mana!" Ucap Renjun sedikit meninggikan suara nya. Jisung tak menjawab, ia menyandarkan tubuh nya ke sofa dan menutup mata nya.
Renjun kembali membawa kotak p3k dan sebuah baskom kecil berisi air. Ia duduk di samping Jisung.
"Jisung? Jangan dulu tidur" panggil Renjun.
Dengan malas, Jisung membuka mata nya.
Renjun mengambil air itu menggunakan kain, lalu mengelap darah di beberapa tempat di wajah Jisung.
"Sshhh.." ringis Jisung.
"Kamu kenapa bisa kaya gini? Kamu ngapain?" Tanya Renjun penuh perhatian.
"Lu ga perlu tau, ini bukan urusan lu" ucap Jisung acuh.
Renjun yang mendapat respon seperti itu dengan kesal menekan kain yang di pegang nya ke luka Jisung.
"Shit! Lu niat ga sih nolong gue?!" Bentak Jisung.
Renjun tak menjawab, ia menaruh kain itu kembali ke dalam baskom dan mengambil obat untuk luka Jisung.
Jisung menghela nafas.
"Tadi gue tiba-tiba di hajar sama orang yang ga di kenal" ucap Jisung."Karena apa?"
"Ga tau, kaya nya itu suruhan musuh gue"
"Jisung punya musuh?"
"Ya punya lah, semua orang pasti punya musuh. Emang lu ga punya musuh?" Tanya Jisung.
"Ngga"
Jisung terdiam. Renjun melanjutkan kegiatan mengobati luka Jisung.
"Masih ada lagi ga?" Tanya Renjun setelah selesai mengobati luka di wajah Jisung.
"Ada, tapi gue bisa sendiri"
"Yaudah" Renjun membereskan kotak p3k itu.
"Lu tidur ama siapa malem ini?"
"Ga tau"
"Yaudah lu tidur ama gue. Ga ada penolakan"
Renjun tak menjawab. Ia membawa kotak p3k dan baskom itu untuk di taruh kembali di tempat nya semula. Dan Jisung mematikan tv lalu berdiri untuk mengunci pintu utama.
Jisung lalu memasuki kamar nya diikuti oleh Renjun. Renjun langsung berbaring di ranjang dan tertidur, sedangkan Jisung mandi terlebih dahulu dan ikut berbaring di samping Renjun.
.
.
.
__________________________________
Ga kerasa bayi kita udah 24 tahun 😌
Happy Birthday, Huang Renjun. 😘💐🎂🎉
23.03.24
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpawang 6 [RENJUN HAREM]
Romance[HIATUS] Renjun merupakan pelukis terkenal, umur nya masih muda tetapi ia malah dijodohkan dengan pria dominant oleh kedua orang tua nya. Bukan hanya satu tapi enam. Bagaimana Renjun tidak kaget? ia menolak, tapi orang tua nya terus meyakinkan nya u...