Empat tahun Kaiser menikahi Reno, hatinya tidak pernah merasakan kebahagiaan sama sekali. Inikah balasan Alexis setelah apa yang sudah ia lakukan? Dengan seluruh bukti foto yang ada, Reno berselingkuh.
Langkah kakinya begitu cepat menuju rumahnya ingin sekali bertemu Reno.
"Mihya? Ini baru pukul satu siang kenapa pulang begitu cepat?"
"Ayo kita tes DNA anakmu ini."
"Tes DNA? Maksudmu apa-"
Tanpa basa-basi Kaiser menghamburkan foto Reno dengan selingkuhannya selama ini.
"Ini tidak benar, aku bisa menjelaskan semuanya. Kinan adalah anakmu juga aku."
"Anak ini begitu miring denganmu. Kita akan tes DNA. Jika hasilnya dia bukan anakku kita cerai, kita tetap cerai."
Reno terdiam. Bagaimana bisa Kaiser mengetahui bahwa Reno memiliki hubungan gelap dengan orang lain? Dia berusaha untuk meyakinkan Kaiser agar tetap bersamanya.
Tidak bisa menjaga Kinan seorang diri dengan posisi Reno tidak bekerja juga tidak memiliki keuangan yang stabil.
"Semua ini karena Nessie! Dia berusaha untuk menjatuhkan namaku dan membuat kita runtuh."
"Apa katamu?" Kaiser juga melemparkan testpack yang ia temukan di kamar Alexis yang sudah lama tidak ditempati. "Aku sangat yakin malam itu aku begitu mabuk dan mendorong Alexis."
Kaiser mengingat semua adega rekaan malam itu. Tubuh ramping Alexis juga mulus itu memang bukan milik Reno. Reno lebih berisi.
"Hak asuh Kinan ditanganmu. Aku tidak akan mau mengurus anak haram ini."
"DIA ANAKMU, MICHAEL!"
"BUKAN ANAKKU! LIHAT MATANYA!"
Pertengkaran hebat ini membuat Kaiser begitu frustasi dan meninggalkan Reno. Emosi yang tidak stabil. Semua karena ulah Kaiser sendiri.
Jika saja waktu itu Kaiser lebih mementingkan Alexis dan berusaha untuk mencintainya, kondisi seperti ini tidak akan mungkin terjadi.
Belum lagi Alexis hamil. Kaiser mengatakan hal yang paling menyakitkan. Sekarang adalah waktu untuk mencari Alexis.
Reno menidurkan Kinan yang sudah terlelap. Malam ini dia merencanakan untuk keluar dari rumah Kaiser dengan membawa beberapa kartu kreditnya.
"Aku tidak mau hidup miskin dengan membawa anak itu. Asalkan ada uang aku bisa bertahan hidup." Tidak ada belas kasihan sama sekali terhadap Kinan, Reno bukan orang tua yang baik.
Setelah seharian Kaiser mencari keberadaan Alexis tetap saja hasilnya nihil. Sudah pukul dua belas malam, Kaiser memutuskan untuk pulang.
Tidak ada siapapun di sini, hanya Kinan yang terus menangis mencari Ibunya.
"RENO KEPARAT. BAJINGAN KAU!" Melihat Kinan yang begitu mirip dengan Reno membuat Kaiser ikut emosi.
Kenapa juga dia tidak membawa Kinan? Ternyata benar Reno hanya menginginkan uangnya.
"DIAM! AKU PUSING MENDENGARMU NANGIS!"
Bentakan Kaiser membuat gadis kecil itu terdiam meskipun masih sesenggukan. Gadis yang malang tetapi Kaiser tetap bajingan seperti dulu dan meninggalkan Kinan masuk ke kamar.
Kinan masih berusia empat setengah tahun, tentu saja dia tidak akan mengerti masalah yang dihadapi kedua orang tuanya.
Sudah satu minggu sejak Reno meninggalkan Kaiser juga Kinan, kartu ATM nya sudah Kaiser blokir karena dibawa kabur oleh istri durhakanya. Kinan tidak terurus sering kali rewel tidak mau makan.
Kaiser hanya mendiamkan saja, bahkan memotong rambut Kinan sangat pendek. Tidak memiliki ilmu cara merawat anak perempuan berakhir Kinan lah yang harus dikorbankan.
"Papa papa! Lihat ini!" Kinan adalah gadis yang cerdas. Bahkan berbicaranya pun lancar. Dia sedang menunjukkan sebuah kertas gambar dirinya dan Papanya.
"Jelek." Komentar Kaiser.
"Tidak! Ini Papa.. Ini Kinan, papa ganteng. Kinan sayang Papa!"
"Papa tidak sayang padamu, anak haram."
Terlalu emosi terus diajak mengobrol oleh anak yang tak diinginkan, Kaiser merobek kertas yang Kinan berikan.
"Jangan ganggu aku. Aku bukan Papamu."
Kinan pun terdiam, gadis kecil itu tidak mengerti kenapa Papanya berubah ssngat jahat. Kinan anak baik dia berusaha agar tidak menangis dengan keras.
"Mama..." Tubuhnya terduduk lemas dengan air mata yang terus mengalir.
Sudah seminggu ini Kaiser memperlakukan Kinan begitu buruk, bahkan hanya memberinya makan satu kali sehari itupun tidak enak. Kinan ingin sekali makan ayam yang selalu ia makan bersama Mamanya.
.
.
.Satu bulan lamanya Kaiser merawat Kinan seorang diri. Gadis kecil malang itu semakin kurus tetapi Kaiser tidak peduli. Hari ini dia akan membawa Kinan untuk mencari keberadaan Alexis.
Kinan juga nampak sangat lemas dengan setelan seoerti anak lelaki. Seperti yang dibilang Kaiser tidak memiliki ilmu untuk mengurus anak perempuan. Penampilan Kinan kini apa adanya.
"Jangan rewel atau menangis. Aku akan memukulmu jika menangis lagi."
Hanya anggukan kecil yang diberikan oleh Kinan. Di dalam mobil Kinan hanya tertidur karena tubuhnya memang sudah lemas. Bahkan terbangun hanya untuk minum air putih, bermain, dan memakan snack yang sudah Kaiser berikan.
Setelah sampai di sebuah desa dekat pelabuhan, Kaiser pun turun bersama Kinan. Mereka berjalan-jalan sebentar untuk melihat pemandangan laut sekitar.
Dari informasi yang didapat, Alexis pernah datang kemari ketika hamil. Kaiser berharap segera bertemu dengan Alexis.
"Kita mau kemana, Papa?"
"Membuangmu."
Lagi-lagi Kinan hanya terdiam. Papanya sudah tidak mencintainya seperti dulu.
Di kejauhan, Kaiser melihat Alexis yang sedang mengangkat hasil kebun ke atas truk dengan seorang anak kecil yang mirip sekali dengannya.
Alexis sungguh hamil anaknya, mereka tampak begitu tentram di desa kecil seperti ini.
"Alexis.. Aku menemukanmu." Kaiser berjalan mendekati ke arah Alexis yang menggendong anak sekitar usia tiga setengah tahunan.
Anak itu brambut pirang yang sama persis dengan miliknya dengan manik magenta milik Alexis. Yang dikatakan Aiku benar adanya.
Alexis membersihkan kedua tangan dan hendak pulang ke rumah. Langkahnya terhenti ketika melihat Kaiser dengan seorang anak lelaki di sampingnya. Kaiser berharap Alexis menyapanya balik.
Ternyata salah. Alexis mengabaikan Kaiser dan lebih memilih untuk pulang bersama anaknya.
"ALEXIS!" Kaiser menahan tangan Alexis. "Kenapa? Kenapa kamu tidak bilang bahwa kamu hamil.."
Alexis menepis tangan Kaiser, "Jika aku mengatakannya apa kau yakin bisa meninggalkan Reno? Tidak bisa kan?" Ucap Alexis dengan ketus.
"Dengarkan aku dulu, Alexis. Aku salah. Reno bukan hamil anakku tetapi anak dari orang lain."
Anak lelaki ini ternyata anak Reno. Terlihat begitu kurus dan tidak terawat. Baju model apa yang dikenakan oleh anak ini. Berantakan.
"Urus saja anakmu itu. Aku mau pulang."
"Aku dan Reno sudah bercerai satu bulan yang lalu." Kaiser menghalangi Alexis lagi. "Apakah tidak ada kesempatan lagi untukku.."
Alexis pernah membaca sebuah cerita tentang kesempatan kedua setelah berpisah dengan kekasihnya. Jika kesalahan Kaiser bukan selingkuh Alexis pasti akan memberikan kesempatan kedua.
Penyakit selingkuh tidak bisa sembuh untuk selamanya.
Bersambung
──────────────────
HAI KAWANAN TIREX @_@
Hummm tercium bau-bau mau tamat nihh //mokawd
Eh BTW kalian suka ShidoSae gak?? Tirex mau bikin cerita ShidoSae abis ini soalnya KuniGiri masih dalam bayangan huehuejueju
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 𝐁𝐋 𝐊𝐀𝐈𝐒𝐄𝐑 𝐗 𝐍𝐄𝐒𝐒 ] Someday, One Day, You'll Fall In Love With Me
Fanfiction"Aku akan selalu mencintaimu, Mihya...."Alexis Ness bergumam dalam doanya, tidak pernah berharap Kaiser akan kembali dalam pelukannya. ──────────── BLUE LOCK FANFICTION Pairings : Kaiser x Ness (KaiNess) Genre : Drama, M-preg, BL, BoyxBoy, 18+, ku ...