BAB IV - slight 🔞

1.6K 96 30
                                    

"Kael, Mama sama Papa ingin segera memiliki cucu. Kalian kapan memberikan Mama dan Papa cucu? Pernikahan kalian sudah berjalan dua tahun loh."

Alexis yang berada di dapur mendengar ucapan dari mertuanya hampir saja membuat air panas tersiram di tangannya. Cucu? Kaiser saja enggan untuk menyentuhnya ini lagi meminta cucu.

Mereka berdua hanya diam dan saling menatap satu sama lain. Kaiser pasti merasa keberatan jika Alexis yang akan menerima benih darinya. Dengan perlahan, Alexis duduk di samping ibu mertuanya.

"Ma.. Mihya kan masih naik daun di perusahaan Papa, dia pasti lelah setiap hari pulang malam." Ucap Alexis berusaha untuk meyakinkannya.

"Mama harus menunggu berapa lagi, sayang? Lihat tuh teman-teman mama semuanya sudah menimang cucu. Tinggal mama yang belum."

"Alexis mengerti mama juga ingin sekali cucu. Tapi, Mihya juga sibuk. Kalau ada waktu luang nanti kita bisa berunding."

Kaiser ikut duduk di samping Makanya, "Yang dikatakan Alexis benar. Mama yang sabar dong. Alexis juga sibuk ngurus rumah besar ini sendirian."

Alexis merasa terbantu dengan jawaban Kaiser. Memang seorang cucu sangat dinantikan oleh seluruh mertua. Bahkan Ibu Alexis sendiri sudah terus mengobrak -abrik agar segera berisi.

Namun bagaimana? Kaiser bahkan belum bisa meninggalkan Reno.

Setelah berbincang-bincang cukup lama, Mama Kaiser pamit untuk pulang. Alexis tidak lupa memberikan bingkisan kue juga buah-buahan yang diberikan oleh Isagi.

Kini di rumah hanya ada mereka berdua, merasa canggung satu sama lain. Tentu karena perkataan Mama yang terngiang-ngiang di kepala Alexis.

"Sudahlah! Apa yang Mama katakan tidak perlu dipikirkan." Alexis membuka suaranya. Ia merapikan gelas di meja tamu ke dapur hendak membersihkannya.

Kaiser kembali berdiri setelah melihat Alexis yang tampaknya mengacuhkan dia setelah kejadian Reno dan Kaiser kepergok bermesraan di kolam renang. Memang Alexis yang mengundang Reno untuk datang kemari.

Bukan berarti mereka bisa bermesraan di hadapannya.

"Kamu ingin punya anak, ya?" Kalimat Kaiser berhasil membuat Alexis terdiam.

"Aku punya anak dari mana? Kamu sendiri masih suka dengan Reno, kan? Aku tidak apa-apa." Jawab Alexis ketus.

"Jangan bawa-bawa Reno. Aku bertanya serius kepadamu."

"Aku kan sudah bilang darimana aku bisa memiliki anak kalau kamu sendiri tidak mencintaiku, Pak Kaiser?" Alexis meninggikan suaranya. "Aku harus bagaimana lagi agar kamu bisa mencintaiku? Kalau kamu tidak cinta padaku, ceraikan aku!"

Alexis muak dengan semua ini.

"Kenapa kamu bawa-bawa cerai? Selalu saja ingin cerai cerai cerai!" Kaiser mendorong tubuh Alexis hingga empunya terjatuh di atas sofa.

Ia sungguh kuat. Alexis berusaha untuk menghindari perlakuan Kaiser yang kasar kepadanya, bahkan menekan kepala di atas sofa dengan satu tangannya.

"Kamu selingkuh? Haha, dengan si Kurona itu? Atau jangan-jangan kamu hamil dengan pria lembek seperti Kurona itu?"

"Bagaimana aku bisa selingkuh jika setiap hari aku ada di rumah, Pak Kaiser? Justru kamu lah yang selingkuh. Penghianat sebenarnya di rumah ini. Aku benci padamu!"

"BERANI MEMBANTAHKU, NESS?"

Dengan kasar, Kaiser menggendong Alexis seperti karung beras, membawanya ke kamar Alexis sendiri. Baru saja Mama datang berkunjung mereka malah berkelahi seperti dua singa yang mengamuk.

[ 𝐁𝐋 𝐊𝐀𝐈𝐒𝐄𝐑 𝐗 𝐍𝐄𝐒𝐒 ] Someday, One Day, You'll Fall In Love With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang