[Sebelumnya aku mau ngasih tau
kalau Aku ganti judul Cerita ini. Yang awalnya "DESTINY" sekarang jadi
"DESTINY OF LOVE" soalnya aku pikir
Judulnya lebih cocok aja, hehe]Dari beberapa menit lalu Sion tidak berhenti memperhatikan Yushi yang sedang berlari mengelilingi lapangan sekolah, katanya dia di hukum karena tidur saat jam pelajaran. Sebenernya Sion kasihan melihat Yushi, dia dihukum seperti itu. Dia harus lari mengelilingi lapangan sebanyak 10 putaran, ditambah lagi cuaca hari ini sangat panas.
Tapi mau bagaimana lagi, Sion tidak bisa membantunya. Sekarang Yushi tengah lari untuk putaran terakhir, dia terlihat sangat lelah. Melihat Yushi seperti itu, Sion jadi ingin marah dengan guru yang sedang mengawasi Yushi, apa dia tidak lihat kondisi Yushi? dia jelas-jelas terlihat kelelahan. Dari sekian banyaknya hukuman yang bisa dia berikan, kenapa harus lari di lapangan disaat cuaca terik seperti ini? itu terlalu berlebihan.
Sion bahkan menggerutu sendiri dari jauh melihat guru itu, mentang-mentang guru dia sepertinya berfikir bisa melakukan apapun dengan seenaknya tanpa peduli orang lain.
Beberapa saat kemudian akhirnya Yushi selesai dengan hukumannya dan guru itu pun pergi meninggalkan lapangan. Sion langsung menghampiri Yushi kesana dengan membawa sebotol minuman yang dia beli sebelumnya.
Tapi sepertinya Yushi tidak menyadari kedatangannya, karena dia sedang duduk di lapangan sambil menundukkan kepalanya. Sion tersenyum jahil, dia menempelkan botol minuman dingin itu pada pipi Yushi, yang membuat sih manis seketika tersentak.
Yushi dengan kesalnya langsung mengusap pipinya lalu mendongak, tadinya dia ingin marah karena itu membuatnya terkejut, tapi setelah menyadari kalau pelakunya adalah Sion dan dia sedang tertawa puas sekarang, Yushi bahkan tidak bisa bicara apapun.
Suara tawanya terdengar sangat hangat, membuat Yushi seketika diam dan terpaku.
Sion yang melihat Yushi menatapnya tanpa berkata apapun seketika menghentikan tawanya, "Maaf. gue bikin lo marah, ya?" Dia bertanya dengan nada yang terdengar panik.
Yushi berdehem pelan lalu mengalihkan tatapannya, "Siapa yang marah coba."
Sion sedikit lega mendengarnya, dia mengacungkan minuman yang dia bawa pada Yushi, "Minum. lo pasti haus, kan?"
Yushi segera mengambilnya, tanpa ragu meminumnya karena memang merasa sangat haus. "Makasih," ucapnya kemudian.
"Sama-sama. Ayo berdiri," Sion mengulurkan tangannya untuk membantu Yushi berdiri, yang langsung di sambut baik oleh Yushi .
Merekapun meninggalkan lapangan.
"Ngomong-ngomong nanti malam lo sibuk gak? atau punya rencana gitu?" Tanya Sion saat mereka berjalan di lorong kelas.
"Hmmm, gue mau ngerjain beberapa tugas." Jawab Yushi, beberapa saat kemudian dia membuang nafas berat, "Gue punya beberapa tugas remedial matematika," Lanjutnya.
"Remedial? lo kurang bisa matematika, ya?"
"Bukan kurang bisa, tapi gak bisa."
Sion terkekeh pelan mendengar nada malas Yushi, sepertinya dia sangat tidak suka mata pelajaran satu itu. "Mau gue bantuin gak? kebetulan gue lumayan bisa." Tawar Sion.
"Serius?" Saking semangat mendengar itu, Yushi bahkan menatap Sion dengan mata yang berbinar lucu. Lihatlah, dia bertingkah seperti anak kucing tanpa dia sadari.
Sion hanya bisa mengigit bibinya sendiri karena gemas, Yushi benar-benar terlihat semakin lucu dimatanya sekarang. "Serius dong, masa bohong. Ngerjain tugasnya di apartemen lo aja ya berarti? biar lebih nyaman." Tanya Sion sesaat kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Love- YUSION [HIATUS]
FanfictionA Yusion's Fanfiction [SION X YUSHI]