Last.....

661 34 6
                                    

Entah ada ikatan batin yang kuat antara mark dan yangyang. Setelah berbicara dengan lucas dan mendapat pesan dari sang ayah mertua. Mark pun langsung bergegas terbang ke canada saat itu juga. Mark tak mendapat informasi secara rinci, johnny hanya menyuruhnya untuk segera datang ke sana. Namun, firasat buruk menghantui mark setelah ucapan renjun beberapa hari yang lalu.

Tak butuh lama, mark yang biasanya suka menggunakan fasilitas umum, kini dia menggunakan jet pribadinya agar segera sampai ke canada.

Keluarganya menyambut dengan hangat. Tapi ada satu orang yang tak dia lihat batang hidungnya. Membuatnya semakin gelisah, dan memikirkan hal buruk. Orang itu tak lain adalah sang adik tercinta. Biasanya yangyang akan berdiri di samping haechan. Tapi kali ini, haechan hanya ditemani ayah dan juga putra mereka. Bahkan sungchan yang biasanya antusias kini sedikit menjadi anak yang pendiam.

"Dimana yangie?"

Setelah menyapa sang ayah mertua. Mark langsung menanyakan keberadaan adik kandungnya.

Haechan meminta waktu untuk berbicara berdua dengan suaminya. Hal itu semakin membuat mark tak karuan. Haechan tak pernah seperti ini. Dia selalu semangat saat mark bertanya tentang yangyang.

"Ada apa?"

"Kak mark, aku...."

"Kak mark? Apa yang kau...."

"Jangan potong dulu ucapan ku. Aku berbicara padamu sebagai seorang sahabat yangyang, Seo Haechan. Dengan begitu aku tidak akan kesulitan mengatakannya"

Ucap haechan meski wajahnya sudah seperti menahan air matanya. Mark pun menunggu haechan berbicara agar menjadi pendengar yang baik untuknya.

"Maaf, aku tak membicarakan hal ini dengan kakak sebelumnya. Jika kakak akan memarahi ku, aku akan menerimanya."

"Apa yang ingin kau katakan, chanie"

Hati haechan seperti di pacu dengan listrik. Dadanya naik turun, dan beberapa kali menghela nafas panjang. Haechan sudah berjanji untuk tidak menangis apapun yang terjadi. Dia sudah menangis beberapa hari ini, bahkan kemarin juga. Air matanya seolah habis hingga tak mau muncul kembali.

"Aku,

Aku,

Aku sudah memberitahu yangie semua kebenarannya. Aku tahu itu salah, dan terlalu lancang tanpa menunggu persetujuan dari kak mark atau keluarga Jung yang lain. Tapi aku sudah tidak bisa menahannya. Dadaku terasa sesak, aku kesulitan bernafas, leherku seolah tercekik jika terus menerus berada di sisi yangyang.

Aku tahu, semua itu salah ku. Aku tak berhak mendapatkan ampunan dari keluarga Jung, terutama yangyang. Tapi aku ingin berhenti kak, aku sudah tak sanggup hiks aku, hiks aku rasanya seperti berjalan di atas duri setiap hari hiks. Ini sangat menyakitkan kak mark. Hiks."

Pecah sudah tangis haechan yang dia tahan sejak tadi. Mark pun merasakan hal yang sama dengan istrinya. Apalagi mark merasa bersalah saat mendengar semua keluhan haechan selama ini. Dia memeluk erat istrinya, memberi ketenangan meski dirinya sendiri tak tahu langkah apa yang akan dia lakukan untuk menghadapi sang adik.

Mark terus menerus memikirkan bagaimana jika sang adik membencinya. Apa yang harus mark lakukan? Mereka tak mau kehilangan yangyang untuk kedua kalinya.





























Mark menghampiri kamar tempat yangyang berbaring. Haechan bilang, sudah dua hari sejak keduanya membicarakan hal itu. Yangyang sampai saat ini belum juga membuka kedua mata cantiknya. Dokter yang di bawa johnny mengatakan bahwa yangyang baik saja. Dia hanya butuh waktu untuk menyiapkan dirinya sendiri. Menerima semua kenyataan yang selama ini dia hapus sendiri. Yangyang masih mencari potongan-potongan ingatan nya di masalalu.

Hey Mama *JAEMIN & YANGYANG* Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang