cia_01

91 38 92
                                    

Hi, salam lintas agama.

Tandain jika ada yang typo/kesalahan dalam setiap paragraf.

_________________________________

HAPPY READING^^
_________________

"Bahkan ibuku saja tak menginginkan ku, lantas bagaimana bisa mereka menghargaiku? "

_Cialetha_

Mata lentik itu terbuka perlahan. Menghiraukan bau tak sedap di tubuhnya seolah tengah bangun pagi. 

Cia bangkit, keluar dari tong sampah. Melihat sekitaran begitu rusuh tak layak tinggal namun bagi Cia inilah tempat yang baik, karena dapat menyelamatkannya.

"Huft, Cia engga tau mau kemana lagi ya Allah" eluhnya melihat ke atas. mengadu kepada sang Pencipta.

Cia menutup mata dalam berusaha berfikir keras untuk mencari tempat tinggalnya sementara.

"Apa aku kepanti asuhan aja yah. Kan, kata orang-orang di situ tempatnya anak yang engga keurus sama engga punya siapa-siapa" pikirnya dan mulai berjalan tatih keluar dari gang kecil nan rusuh itu.

Langkahnya terhenti kala mengingat bahwa dirinya tak membawa apapun trutama uang untuk membayar angkutan umum.

Cia terduduk lemah, Muka yang kembali muram itu melihat sekitar. Orang-orang yang berlalu lalang melihat kearahnya dengan raut wajah kasihan.

Sampai saatnya seorang wanita asing tiba-tiba berhenti di depannya. Cia yang kebingungan hanya diam mendongak keatas melihat wajah wanita itu.

Wanita itu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas selempang nya. "Nih, buat kamu" ucapnya tersenyum. Memberikan selembar uang merah  ketangan Cia.

Cia segera bangkit. "Eh, eng-engga buk saya bukan pengemis" ucapnya tersenyum kaku, mengembalikan uang itu ketangan sang pemilik.

"Udah-udah Terima saja, beli makanan trus mandi ya. Jangan begini ga cocok sama kamu yang cantik" ujarnya kembali memberi uang itu.

Sebuah mobil mendekat kearah mereka kaca mobil itu turun perlahan menampilkan seorang pria yang tampaknya seumuran dengan Cia. "Udah si mah, ngapain coba" ucap pria itu dengan teganya.

Wanita paruh baya itu membuang muka malas ketika anak laki-laki nya tak pernah bersikap sopan.

"Udah dulu yah, tante duluan. Hati-hati kamu" pamitnya menepuk pundak Cia lalu berjalan menaiki mobil hitam miliknya.

Cia tersenyum. "Untung, masi ada orang sebaik tante itu" Syukurnya melihat uang yang ia genggam.

Mulai lah dirinya berjalan mencari angkutan umum untuk mengantarkan
nya ke panti. Terlihat sebuah angkot yang hendak melewatinya Cia segera melambaikan tangannya.

Angkot itu berhenti tepat di depan Cia.
"Mas, kepanti Darana" ucapnya  kepada supir lalu memasuki angkot. Reflec penumpang yang berada didalam menutup hidungnya seraya menatap kedatangan Cia.

Cia hanya dapat tersenyum dan tersenyum, dirinya tak tahu harus apa kalau sudah begini. Bergeser sedikit menjauhi penumpang yang berada di dekatnya agar tak terlalu mencium bau pekat tubuhnya.

Tiba saat nya Angkot itu menepi ke pinggir pasar lebih tepatnya didepan sebuah gang.

"Neng udah sampe" ucap supir itu membangunkan Cia yang tengah tertidur.

"Enggh.., eh udah sampe" sadar Cia mengucek kedua matanya. Mengambil uang dari sakunya dan membayarnya.

"Uang kamu kegedean, Gaada kembaliannya. "

"Lah gimana dong, aku cuma punya itu" cemas Cia.

"Yaudah kembaliannya sama saya aja, dari pada kamu engga bayar" sarannya berusaha menipu Cia.

"Udah kamu turun, kakak yang bayarin. Uang kamu ambil lagi aja" sarkas cepat remaja yang tengah duduk disamping pengemudi.

Cia mengambil kembali uangnya segera turun dari angkot.

"Makasih banyak kak" ucapnya berterima kasih seraya menundukan kepalanya.

"Iya sama-sama" balasnya tersenyum kepada Cia.

Sampai sudah Cia tepat didepan pintu gerbang panti Darana.

"Semoga saja ibu pantinya mau nerima Cia untuk tinggal disini" harapnya.

________________________________

Hiw sampai sini dulue,ael sayang kalian. Semoga kalian tetep mau untuk membaca cerita ini dan ngedukung trus.

udah cuma itu aja kok, jangan lupa votmen yah ^^.

Next💥

#Tobecontinued

CialethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang