cia_03

19 6 3
                                    

Tinggalin vote^^

Tandain jika ada yang typo/kesalahan dalam setiap paragraf.

_______________________________

HAPPY READING^^
__________________

Tiba mereka berdua di sebuah kamar yang terlihat lumanyan banyak penghuninya. Ada 6 ranjang yang dimana 1 ranjangnya untuk 2 orang. Cia satu ranjang bersama Safa dikarenakan Safa hanya seorang diri yang belum mempunyai teman tidur.

Safa yang melihat Cia trus menghawatirkan pakaiannya tersenyum hambar kala mengerti keadaan Cia.

"Udah gausah dipikirin, lo mandi aja dulu. Trus nih pake baju gue aja" ucap Safa memberi baju kaosnya dan juga leging hitamnya.

Cia menoleh kearah Safa. "Eh iya, tap-tapi.., " gelagabnya seperti memikirkan sesuatu.

"Udah pake aja kali, biar cepet. Soalnya giliran kita nyapu halaman tahu" ujar Safa menyuruh Cia agar tak berlama-lama.

"Heum, Oke ben-bentar yah" kikuk Cia berjalan hendak kekamar mandi.

"Emang lo tahu, dimana kamar mandi? "Tanya Safa meragukan Cia sebab anak itu juga blum tahu lingkungan ini bukan?

Cia kembali menoleh—menundukan pandangannya berniat meminta bantuan.

"Yaudah yok gue temenin"ajak Safa yang peka akan prilaku Cia yang malu-malu mau itu.

Cia mengangguk. Mereka bersama menuju kamar mandi.

Anak-anak panti yang heran melihat Cia dan Safa begitu akrab. tak menyangka kalau Safa akan mudah akrab dengan anak baru. Biasanya saja ia merundung tapi sekarang? Ia malah berteman akrab sungguh diluar BMKG.

" Lah si Safa itu? "

"Kepelet kah si Safa? "

"Ya allah akhirnya punya temen anak itu"

"Moga aja kaga ngeganggu kita lagi"

"OMAGAT! "

Dan masi banyak lagi ucapan syukur sekaligus heran kepada Safa yang terkenal tomboy itu berteman dengan gadis yang terlihat cupu.

Cia yang sudah membersihkan dirinya sekaligus mengganti pakaian nya. Keluar dari kamar mandi.

"Buru ih, lama amat lo" ucap Safa sedikit kesal terhadap Cia lantaran terlalu lama mengganti pakaiannya.

"Sabar Safa, 'kan aku bau, entar kalau engga bener dibersihinya kamu engga mau deket-deket aku" balas Cia menautkan kedua tangannya.

Safa menyergit heran. "Kenapa sih, sopan amat lo ama gue. Padahal kan kita seumuran yak" bingungnya kala Cia terlihat seperti gadis culun yang takut dirundung.

"Maaf."

"Kok minta maaf? " tanya Safa semakin heran padahal dirinya hanya bertanya.

"Maaf karena aku engga seberani kamu"jujurnya kepada Safa.

Safa menatap Cia malas. "Ada yah orang se culun lo" batinya. Safa menarik lengan Cia agar ikut bersamanya pergi ke halaman panti.

Cia mendongak kaget kala melihat halaman seluas ini yang dimana akan dirinya sapu bersama Safa.

Safa yang melihat ekspresi Cia tertawa geli. "Ini anak kaya bocil" batinya bersamaan dengan kelakar tawa yang tak tertahan.

Cia menoleh—bingung mengapa manusia disampingnya tertawa. Melihat sekitar tak ada yang mengundang tawa namun, mengapa Safa tertawa semudah itu.

"Apa dia punya gangguan jiwa yah?" tanya Cia pada dirinya sendiri.

Safa yang mendengar itu langsung menormalkan ekspresi mukanya menjadi datar. "Gue denger ya" sinisnya menyilang kedua tangannya didepan dada.

Cia menutup mulutnya rapat—menggeleng cepat takut kalau Safa akan  membencinya.

"Maaf" ucap Cia kembali merasa bersalah.

"Hadeh" malas Safa mendengar kata maaf dari Cia.

"Kamu marah? "Tanya Cia.

"ASTAGFIRULLAH, au ahg gue sebel liat lo dikit-dikit minta maaf dikit-dikit minta maaf. Perasaan kaga buat salah dah" bentak Safa muak tak suka melihat Cia yang begitu takut kepadanya.

Cia tersentak kaget kala mendengar bentakan Safa yang membuat dirinya mengingkat setiap kejadian yang ia alami saat ibunya trus membentaknya.

"Loh,loh gak papa? Kok takut gitu" panik Safa melihat  Cia yang mulai menutup Kupingnya.

" AAA.., Jangan-jangan Cia mohon jangan lagi. Cia minta maaf Ma. Hiks, huaa..," pecah sudah tangis Cia entah mengapa kejadian kala ia dipukul oleh sang ibu teringat begitu jelas.

"Duh, kenapa nih bocah. Elah entar gue lagi yang disalahin" panik Safa segera membawa Cia kerumah Mak Itah.

Tok Tok Tok!

Safa mengetuk pintu dengan kuat lantaran melihat Cia tak kunjung sadar.

"MAK, BUKAIN PINTU! " teriaknya mengharapkan agar pintu itu segera dibuka pemiliknya.

Mak Itah yang masih bergulat didapur untuk menyiapkan makan malam anak panti sontak menghembus napas kasar kala mendengar suara triakan yang sudah tak asing di pendengarannya

"duh, itu anak pasti bikin masalah lagi" tebak Mak Itah. Segera dirinya membasuh kedua tangannya hendak menghampiri Safa yang masih setia mengetuk pintu.

"Mak, cepetan ini anak orang sekarat. Haduh..,"cemas Safa semakin kuat mengetuk pintu.

Ceklek.

Mak Itah membuka pintu. "Iya-iya apaan, jangan treak treak ih. Nanti orang-orang pada ngira kamu kenapa-kenapa" pringat Mak Itah.

"Loh ini kenapa kok pingsan" sambung Mak Itah khawatir kala melihat Cia yang tergeletak dilantai.

Mereka berdua segera membawa Cia kedalam dan menidurkan Cia di sofa ruang tamu.

_________________________________

Next💥

#Tobecontinued

CialethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang