cia_00

170 50 140
                                    

Hi, salam lintas agama.

jika ada kesalahan mohon di maaf kan dan bole kok kasi kritikan selama kalian engga ngejatuhin ^^. Biar saya juga bisa mengoreksi.

Tandain jika ada yang typo/kesalahan dalam setiap paragraf.

______________________________

HAPPY READING^^
_________________

Gadis itu menghirub oksigen dengan rakus, peluh yang bercucuran melewati pelepisnya. Kini dadanya terasa sesak disebabkan berlari dari wanita berkepala dua itu. Sungguh tega ibunya hendak menjual darah dagingnya sendiri, kepada hidung belang diluaran sana. Padahal Cia sang anak masih menduduki bangku SMP.

"Hos hos hos,huaaa..." deruh napas yang tak terkendali, membuat tangis Cia pecah begitu saja. Kini hidupnya telah hancur, tak ada siapa yang menolong. Hanya pasrah yang dapat ia perbuat, membiarkan sang pencipta berkuasa atasnya.

Mendengar suara sang ibu yang tengah memanggil namanya dengan begitu lembut. Membuat Cia reflect menutup mulut menggunakan kedua tangannya, berusaha menahan tangis seraya mencari tempat persembunyian. Untung saja Cia menemukan sebuah gang kecil yang lumanyan gelab dengan aroma tak sedab melewati penciumannya.

"Dari pada dijual mending mati bersama bangkai itu" pikirnya bertekat bersembunyi di sana.

Suara derub sepatu mulai terdengar pasti di telinganya, hingga saatnya sang pemilik berada tepat di depan Cia yang untungnya tengah berada dalam tong sampah. Membuat pria itu tidak dapat menemukannya.

"Gimana mas, ketemu? " tanya ibu Cia kepada hidung belang dengan naifnya.

Mungkin pria paruh baya itu hanya menggeleng sehingga tak terdengar suaranya oleh Cia, yang sedang menguping secara diam-diam.

"Aduh, gimana dong " tanyanya bingung dengan nada suara yang sengaja di Lembut-lebut kan. Cia tau itu.

Sampai saatnya suara 2 iblis itu tak terdengar lagi di pendengaran Cia. Membuat sang empu Mengelus dadanya, bersyukur.

Alhasil Cia selamat.

Cia masih diam membisu. Tak tau mengapa jantungnya tetap berdegub kencang.

Tak sadar, Matahari yang kini sudah mulai bersembunyi, bergantian dengan gelabnya malam peserta bulan yang sedikit memaparkan cahaya putih dan juga bintang yang berkelab-kelib.

Namun, sayangnya Cia tak dapat melihat keindahan itu. Justru dirinya malah menutup kedua mata sembabnya perlahan sehingga tertidur lelab melupakan sementara kehidupan menyedihkan yang di alami.

Cialetha

Menyukai bulan dan
berisiknya hujan.
Tgl. 01.05.20

______________________________

Gimana dengan pembukaannya🙂?

Sebelumnya ael cuma mau nyampein kalau cerita ini sepenuhnya di rombak karena ael udah engga tau cerita yang semalam itu kudu di apain. Gtau kelanjutannya gitu deh.
Maaf yaw seng. Tapi yang kali ini engga bakal diubah lagi ko. Jadi selamat membaca🌷

Hiw sampai sini dulue,ael sayang kalian. Semoga kalian tetep mau untuk membaca cerita ini dan ngedukung trus.

udah cuma itu aja kok, jangan lupa votmen yah ^^.

_Followig:@aauuurrll_

Next💥

#Tobecontinued

  

CialethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang