Chapter 11

58 4 1
                                    

Samudra melajukan mobil menuju perpustakaan, ada yang berbeda kali ini, istrinya, Nafisya, juga ikut bersamanya.

Tidak ada percakapan di antara mereka selama perjalanan, seperti biasanya. Bentangan benang merah masih mendominasi, mereka dekat, namun rasanya sulit untuk bersatu. Sampai akhirnya, mobil menepi di pelataran parkiran perpustakaan.

Samudra memboyong istrinya ke ruang pribadinya yang berada di perpustakaan ini.

"Ini pertama kalinya kamu masuk ke ruangan ini, maaf terlalu kecil karena biasanya Sam sendirian disini."

Nafisya mengedarkan pandangan, tidak terlalu kecil menurutnya, ia tidak masalah dengan kondisi ruangan yang minimalis ini.

"Gak apa-apa, Sam," jawab Nafisya singkat.

Gadis itu kini terduduk di kursi kebesaran milik Samudra, bukan dia yang memintanya, tapi suaminya yang mempersilakan. Sementara Samudra duduk di kursi kecil yang berada di hadapannya. Mereka berdua saling berhadapan, hanya terpisah oleh meja kerja saja.

Nafisya mengeluarkan bekal makannya, kemudian ia menyiapkan makanan untuknya dan suaminya.

Mereka makan dalam diam, canggung sekali. Rasanya masih sama-sama asing walau mereka sudah hidup bersama beberapa bulan belakangan ini.

Sekiranya, sampai kapan mereka akan terus menjalani bahtera yang mengambang ini?

"Syaa,"

"Hm?"

Samudra menghembuskan nafas berat. Bukan, ia bukan tidak mau mencairkan suasana dan meluluhkan hati seorang Nafisya. Samudra masih takut, ia juga tahu betul bahwa Nafisya masih mencintai orang lain.

"Kak Dewa titip salam."

Nafisya sontak mendongak, degup jantungnya sontak berdenyut kencang mendengar nama orang yang dicintainya di sebut. "Dewa?"

Samudra mengangguk.

"Waalaikumsalam..." lirih Nafisya sambil kembali menunduk.

Semenjak menikah dengan Samudra, Nafisya memang memutus kontak apapun dengan Dewa. Bukan, bukan memutus silaturahmi, hanya membatasi interaksi karena Nafisya tahu betul bahwa ia sudah bersuami.

Dewa pun mengerti, maka dari itu ia selalu bertukar kabar dengan Nafisya lewat suaminya, Samudra.

"Mau makan lagi sesuatu, Sya?" tanya Samudra mengalihkan pembicaraan.

Nafisya menggeleng, ia kini sedang sibuk membaca sebuah novel yang berada di meja kerja suaminya itu.

"Baiklah, Sam lanjut kerja sebentar, ya..."

Nafisya menoleh singkat lalu mengangguk.

Samudra kembali menghembuskan napas berat, ia lalu mulai berkutat dengan pekerjaannya.

Ting!

Sebuah notifikasi mengalihkan atensi keduanya. Ponsel milik Samudra yang menyala.

@alexa.veronica mulai mengikuti anda.

Nafisya melirik sekilas ponsel Samudra, lalu ia menyadari bahwa notifikasi itu merupakan notifikasi yang sama seperti yang ia dapatkan kemarin. Menaruh novel yang dibacanya, Nafisya mengambil ponsel milik suaminya lalu memastikan sesuatu.

DESAMSYA [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang