#5

56 5 1
                                    

Mereka berdua saling menatap, sampai akhirnya Elen mengajak Mars untuk langsung pergi mencari makan siang.

Mars tak menahan Elen melainkan langsung mengikuti nya, mereka berdua berjalan kearah mobil dan langsung pergi ke tempat tujuan.

"Gue tahu tempat yang enak dimana, udah ikutin gue" Ucap Elen.

Mars hanya mengacungkan jempol nya sebagai tanda jawaban dari perkataan Elen itu. Tak lama setelah Elen memberikan panduan ke tempat yang mereka tuju, sekarang mereka telah tiba di tempat itu.

"Hah, warteg?" Tanya Mars heran.

Elen melirik Mars bingung. "Kenapa? Lo gak suka? Gak bisa makan di tempat ginian?"

Mars hendak menggelengkan kepala nya cepat. "ENGGAK, ini tempat favorit aku juga. Aku yang kaget kenapa kamu suka makan di tempat ginian"

"Hah, lo makan disini juga?" Tanya Elen kaget.

Mars langsung menganggukan kepala nya cepat. "IYA, IYA BANGET. INI WARTEG KESUKAAN AKU, liat aja nama pemilik nya Bu Yani terus dia punya anak 3, yang pertama masih SMP yang kedua juga SMP, yang ketiga masih SD kelas satu"

Elen langsung tertawa mendengar penjelasan dari Mars suami nya itu. "WKWKWK, gue ga expect loh. Putra tunggal keluarga Adidjaya suka makan di warteg?"

"Ya, aku juga ga kira kamu makan disini. Orang kelihatan nya-"

"APA? KELIHATAN APA? KELIHATAN GUE CEWE MATRE YANG SUKA MOROTIN COWOK TERUS NGABISIN DUIT GITU?" Potong Elen kesal yang langsung membentak Mars.

Mars tertawa mendengar perkataan dari Elen itu. "ENGGAK GITU, HAHA KAMU LUCU DEH"

"Lucu apaan, lo gak lucu. UDAH AH, SAMPE TERONG BALADO GUE ABIS LO HARUS GANTI RUGI" Seru Elen kesal yang langsung melangkahkan kakinya ke dalam warteg itu.

Mars menyusul di belakang, ia mengambil tempat duduk di sebelah Elen yang depannya langsung tertuju ke arah makanan yang di pajang di tempat pajangan itu.

"Mba yani, saya kembali" Ucap Mars bercanda.

Sang pemilik warteg alias Mba Yani langsung menyambut mereka berdua dengan hangat layaknya kerabat yang sudah dekat.

"Koe berdua nikah gak undang aku piye sih, padahal aku Yani si paling endul markotop waktu masak" Oceh Mba Yani sambil mengambil piring dan mengisi nya dengan nasi.

"Hahaha, ya maaf mbaa. Oh iya, kayak biasanya ya.. nasi nya tambah setengah jangan lupa mba" Balas Mars sembari memesan makanan nya.

Mars melihat kearah Elen, ia tampak sedih karena benar saja Terong balado kesukaan nya sudah habis. "Ih Mba, kan saya udah bilang kalau saya belum dateng jangan di habisin terong nya"

"Yo mana iso toh, udah koe biasa nya juga pake telor balado sama peyek toh?" Balas Mba Yani yang sedang sibuk menyiapkan pesanan Mars.

Mars tersenyum tipis melihat Istri nya yang sedikit jengkel itu, ia mengerti perasaan nya. Karena pernah sekali ia juga kehabisan menu kesukaan nya di warteg Mba Yani ini.

"Udah gapapa ya? nanti aku buatin" Ucap Mars.

Elen menatap Mars tajam dengan wajah cemberut nya. "Lo mana bisa masak, males ah gara-gara lo ngajak debat di depan jadi kehabisan"

"LAH, TAPI TADI EMANG GA ADA PELANGGAN. EMANG UDAH HABIS AJA SEBELUM KITA DATENG" Balas Mars yang menaikkan nada biacara nya sedikit.

Elen memutar bola matanya dan langsung mengambil piring yang berisi makanan nya dari tangan Mba Yani.

Mba Yani hanya tertawa mendengarkan kedua pasangan baru itu berdebat hanya karena terong balado nya yang habis.

"Mas, sini deh" Suruh Mba Yani.

1 YEAR [MARK & YERI] [KINDA BILINGUAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang