#2

91 5 4
                                    

Pagi telah tiba, dan Mars sudah bangun dan membereskan ruang tengah sampai ke dapur. Sementara itu, Elen sibuk sarapan sembari bermain handphone di ruang makan.

"El, kamu gak mau bantuin gitu?" Tanya Mars dengan sapu ditangannya itu.

Elen hanya melirik sedikit dan akhirnya menjawab. "Why don't you hire a maid? Kan kalau gini lo jadi ribet sendiri."

"El, aku udah cukup sabar dari kemarin. And how you treat me, itu bukan hal yang harusnya istri lakukan." Tegas Mars sebelum ia membanting sapu itu ke lantai yang menyebabkan suara yang nyaring itu.

Elen menoleh kebelakang dan meletakkan handphonenya di atas meja. "Wait you just called me Istri? Gak. Ini cuman perjodohan bullshit yang harus gue ikutin buat 1 tahun kedepan. Dan gue gak mau ini Mars"

"Cool, kamu pikir aku mau? Enggak. Aku tahu kamu masih suka sama jasffer dan kamu masih mau sama dia, go ahead. Yang aku masalahin saat ini adalah, ini rumah kita berdua dan kita berdua punya tanggung jawab atas rumah ini jadi kamu punya kewajiban buat menjaga rumah ini. So Why don't you help me?" Ujar Mars panjang lebar.

Ia terlihat tak bisa menahan sabar nya, ini baru satu hari setelah mereka menjadi pasangan suami istri dan pagi ini mereka sudah berdebat panjang lebar.

"DON'T YOU DARE BRINGING JASFFER HERE! Kita udah selesai okay? and, gue males. Gue harus kerja nanti, lo tahu gue wanita karir kan? It's not my job doing this household stuff." Balas Elen yang akhirnya berdiri dan menghampiri Mars itu.

Mars tertawa kecil mendengar perkataan Elen. "Lo pikir gue gak kerja? Ey, don't you remember I'm your boss? Gue bisa pecat lo kapan aja Elen. Dan lo pikir kerjaan rumah ini tanggung jawab gue seorang? enggak. Ini tanggung jawab kita berdua."

Mars menghela nafas nya kesal sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Elen yang terdiam membeku disitu. "Tunggu"

Mars menghentikan langkah nya tanpa menoleh kebelakang. "Apa?"

"Pecat gue aja, i feel free if you do" Ucap Elen yang langsung meninggalkan Mars masuk kedalam kamarnya.

Mars kemudian pergi meninggalkan rumah dengan kaus putih dan celana pendek hitamnya itu. Ia menjalankan mobil nya dengan kecepatan kencang mendatangi markas miliknya dan sahabat nya yang lain.

Markas yang terdapat pada garasi tua milik orang tua Chandra itulah yang sampai sekarang masih menjadi tempat mereka berkumpul sedari SMA sampai sekarang mereka sudah menempuh karir mereka masing-masing.

"BRENGSEK!" Seru Mars sesaat setelah ia memasuki garasi tua yang terhias penuh dengan barang-barang mereka.

Mars melempar kunci mobil nya di meja dan menaikkan kaki nya ke kursi panjang yang ia duduki itu.

"Kenapa? Baru sehari loh, wkwk" Suara tawa dari sisi lain garasi itu membuat Mars kaget yang langsung menoleh kebelakang.

"Jasffer?" Ucap Mars kaget mendapati salah satu sahabatnya juga berada di tempat itu.

Jasffer duduk di sebelah Mars sembari membawa dua bungkus nasi goreng yang masih hangat itu. "Nih, makan dulu"

Mars mengambil satu bungkus nasi goreng dengan semangat, mengingat ia belum sarapan pagi ini karena ia terlalu sibuk untuk mengurus rumah.

"Lo kenapa? feel free cerita sama gue. Jangan mikir tentang masa lalu wkwk" Ujar Jasffer yang juga sedang membuka bungkusan nasi goreng itu.

Mars mengambil suapan pertama itu dan memakan nya dengan lahap. "Elen, dia benci sama gua. Gua udah sabar jas, tapi kayaknya dia emang gak bisa nerima gua"

"Mars, lo tau seberapa spesial nya dia bagi gua dulu. Tapi, lo juga tau seberapa benci nya gua waktu gua tau dia punya pacar lain di belakang gua." Ujar Jasffer yang langsung mengingat masa masa indah nya dahulu, yang hancur dalam semalam.

Mars tertawa kecil mengingat seberapa hancur dan depresi Jasffer saat itu. Ia bahkan tahu bahwa Jasffer tambah hancur melihat dirinya dan Elen yang telah mengikat hubungan dalam pernikahan.

"Iya, gua inget lo sampe mabok di tengah jalan. Bener bener di tengah, sampai nyawa lo hampir ilang waktu itu" Balas Mars.

Jasffer hanya tersenyum, lukanya belum sembuh seluruhnya. Rasa sakit itu masih ada di dalam hati Jasffer, walau ia tak bisa berbuat apa-apa.

"Maksudnya gue bicara ini, biar lo ngerti kalau elen emang susah di taklukin'' Lanjut Jasffer.

Mars hanya menganggukan kepalanya. "Gue percaya satu saat nanti dia bakal datang ke gue dan merubah semuanya dari awal"

"Waktu lo hanya 1 tahun Mars, gue harap ga ada perasaan yang terlibat ya. Bakal susah bagi lo buat lepasin orang yang udah terlanjur lo cintai, se sakit apa dia nyakitin lo, rasa sayang gak bakal bisa hilang se mudah itu." Jelas Jasffer sembari menepuk punggung Mars beberapa kali.

Mars melahap nasi goreng itu untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya ia membuang bungkusan itu ke tempat sampah. "Gue ga bakal jatuh cinta, tapi gue bakal buat dia jatuh cinta dengan gue"

Jasffer hanya mengacungkan jempol nya sambil tersenyum. "Itu baru temen gue, wkwk"

"Oh iya, hubungan lo sama gisela masih baik aja kan? gue ga liat dia kemarin di nikahan lo" Tanya Jasffer.

Mars tertunduk murung mendengar pertanyaan Jasffer itu. "Kita gak ada apa-apa jas, dia kemarin sibuk dan dia emang udah ngucapin lebih awal."

Jasffer hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti, ia tak akan membawa topik tersebut lebih jauh lagi melihat temannya itu tidak nyaman dengan pertanyaan nya.

"Gue kayaknya harus balik, udah jam segini dan gue belum ke kantor" Ujar Mars mengundurkan dirinya.

"Yaelah, lagian lo yang punya kantor juga. Ngapain dateng pagi" Balas Jasffer dengan santainya.

Mars memukul kepala Jasffer pelan sambil tertawa. "Mulai ya lo, udah lo juga buruan sana kuliah. Lu udah semester berapa ga lulus-lulus!"

Jasffer melempar bantal yang ada di kursi itu kearah Mars. "STOP BAWA BAWA KULIAH GUE!" Mars tertawa dan langsung meninggalkan tempat itu.

To Be Continued.

1 YEAR [MARK & YERI] [KINDA BILINGUAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang