#6

35 4 0
                                    

Sesampainya mereka berdua di kantor, Elen langsung turun dan bergegas pergi menuju unit nya sendiri.

Sementara Mars berjalan dengan kecepatan yang tak begitu cepat namun tak begitu lambat, ia memutuskan untuk pergi ke unit kantor dimana banyak teman teman nya berkumpul.

"Selamat siang Mr. Mars" Sapa salah satu karyawan yang berpapasan dengan Mars ketika ia baru keluar dari lift.

Mars berjalan dengan tegap menuju salah satu ruangan milik sahabatnya. Semua mata tertuju pada nya banyak juga yang menyapa dan menunjukkan rasa hormat nya.

Mars adalah salah satu petinggi yang sangat ramah, ia selalu sigap membantu bahkan turun tangan jika dirasa ada yang salah dalam sistem perusahaan nya.

"Mr Jeihan's & Sir Taraka's room"

Dua nama besar yang terpampang jelas di pintu ruangan dengan kaca buram, Mars memasuki ruangan itu dengan langkah kaki nya yang dipercepat.

"Holla, udah berapa kali gue bilang tulisan di depan cabut aja" Ucap Mars sembari menjatuhkan tubuhnya ke sofa yang ada di tengah ruangan itu.

Jehian datang dengan kemeja putih nya dan jas nya yang ia letakkan di bahu nya. "Berisik, itu tuh keren tahu"

"Tapi alay dikit sih ian" Susul Taraka yang masih mencampurkan

"Ya udah sana bongkar, giliran sama gua aja lo setuju aja" Oceh Jehian yang masih berdiri di samping Mars itu.

Sementara Taraka yang tertawa dengan Mars, ia mengeluarkan satu kotak rokok dari saku nya. Hendak ia menyalakan nya sebelum Mars akhirnya melanggar nya. "Lo lupa ada gua? lagian di ruangan tertutup gini lo masih nge rokok ka, inget lo udah anak tiga! Mereka jadi perokok pasif ka. Stop lah ka"

Taraka tidak memasukkan kotak itu kembali ke saku nya melainkan melempar nya ke atas meja kantor nya dan mengambil permen dari toples kaca.

"Semenjak Eritha meninggal, hal yang bikin gua seneng hanya ini Mars. Lo gak ngerti the feeling that i got from this thing, more than happy." Balas Taraka sembari mengunyah permen rasa mint itu secara kasar.

Jehian akhirnya mengambil posisi duduk di sebelah Mars. "Tapi happy-an mana sama lihat anak lo sehat sampai mereka dewasa tanpa kena penyakit hanya karena mereka jadi perokok pasif?" Lanjut Jehian.

"Gue gak pernah membenarkan merokok di kantor ka, gue ngasih kalian berdua ruangan ini ya karena kalian kepala unit ini. Bukan buat di pake sebagai tempat kotor kayak gini ka" Ucap Mars lagi.

Taraka tak membalas, ia tetap diam melihat kearah jendela ruangannya. "Lo udah buat janji di makam Eritha ka waktu itu" Ucap Mars.

Kalimat yang berhasil membuat hati Taraka kembali rapuh, hati nya sudah hancur tak ada yang bisa menyembuhkan nya lagi. Hati nya hancur se hancu-hancurnya di hari istrinya meninggal dunia, Eritha Ashyla.

Kini, ia hidup bersama ketiga putri nya. Sebagai seorang pria yang terbilang masih muda dan memiliki pekerjaan yang meyakinkan, seharusnya ia bisa hidup dengan bahagia. Namun kenyataannya tidak, kebahagian nya sudah di renggut dari 6 tahun lalu.

Taraka melangkahkan kaki nya kearah meja nya, ia mengambil kotak rokok itu dan meremas nya sampai hancur. Bahkan batang rokok yang ada di dalam nya bisa hancur dengan kekuatan emosi Taraka.

"Tinggalin Ka, lo hebat kalau lo bisa. Eritha bangga sama lo" Ujar Jehian sambil tersenyum kearah sahabat yang menemani nya sedari kecil.

Taraka menghampiri Mars dan Jehian dan langsung merangkul mereka. "Lo berdua selalu ngajak gue buat keluar dari dosa ini, jadi terus support gue ya?"

1 YEAR [MARK & YERI] [KINDA BILINGUAL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang