Naruto berlari menuju kamar Sakura. Dia harap Sasuke tidak menyakiti perempuan itu. Pikiran Naruto hanya satu harus cepat bertemu dengan mereka berdua. Dia tahu Sasuke sangat marah sepertinya, makanya dia khawatir sahabatnya itu tidak terkendali dan malah menyakiti Sakura.
Tok Tok
"Sakura!!" Teriak Naruto sambil mengetuk pintu kamar Sakura.
"Sakura ini aku Naruto" teriak Naruto namun tidak ada jawaban. Pemuda itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi perempuan itu.
"Ck Tidak diangkat"
"Sakura" Naruto mencoba mengetuk pintu lebih keras lagi. Dia ketuk lebih keras lagi tapi tetap tidak ada respon.
Naruto berlari menuju lift untuk kelantai satu mencoba bertanya kepada petugas apakah dia melihat Sakura keluar atau tidak. Dia terkaget perempuan itu muncul dari balik lift dengan keadaan muka sembab.
"Sakura" ucap Naruto pelan. Sakura tertunduk sambil mengusap matanya yang basah. Dia tidak menghiraukan Naruto yang menyapanya.
"Apa si Teme memukulmu?" Sakura menggeleng. Syukurlah Sasuke tidak bertindak berlebihan. Naruto menarik Sakura kedalam pelukannya. Dia mengusap rambut Sakura.
"Aku sangat khawatir sekali tadi" Naruto bisa bernafas lega sekarang karena Sakura tidak apa-apa. Tiba-tiba tangis perempuan itu pecah. Naruto sangat mengerti perasaan Sakura. Dia tahu bahwa gadis merah muda itu sangat menyukai sahabatnya. Namun sayangnya cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan.
Tangan pemuda itu menepuk nepuk punggung Sakura berharap dia menemukan kenyamanan disana. Dihati kecil Naruto sebenarnya berharap dengan kejadian hari ini Sakura akan melupakan cintanya kepada Sasuke dan mencoba membuka hati untuk orang lain terutama untuk dirinya.
"Lebih baik kau masuk. Disini dingin" Naruto membawa Sakura kedalam kamar perempuan itu. Sakura hanya menurut tanpa banyak bicara. Sungguh bukan Sakura sekali ucap Naruto dalam hatinya. Dia lebih memilih perempuan itu cerewet lalu selalu mengomeli dan memukulnya daripada melihat Sakura diam dan menangis. Menangisi laki-laki yang dimana bukan dirinya.
Naruto mendudukan Sakura dikursi. Kemudian dia pergi ke dapur untuk membawakan teh hangat untuk perempuan itu.
"Bagaimana sudah lebih baik?" Tanya Naruto. Sakura mengangguk sambil melihat cangkir tehnya. Air matanya kembali jatuh. Perempuan itu teringat kembali penolakan Sasuke terhadap cintanya. Mengapa begitu susah untuk memiliki hati Uchiha bungsu itu. Mengapa Sasuke tidak memberikan kesempatan untuknya untuk membuat dia jatuh cinta. Banyak kata mengapa diotak Sakura.
Naruto mengambil cangkir ditangan Sakura kemudian menggenggap tangan perempuan itu. Sebenarnya dia bingung bagaimana menenangkan Sakura, yang hanya bisa dia lakukan adalah diam menunggu perempuan itu menceritakannya sendiri. Dia tidak mau dengan kehadirannya Sakura merasa risih.
"Naruto" setelah beberapa lama mereka terdiam, Sakura memanggilnya.
"Aku sangat benci Hinata" Naruto setia mendengarkan. Dia tidak mau terlalu memihak siapa-siapa karena Sakura, Sasuke maupun Hinata adalah temannya. Meskipun dia mencintai Sakura tapi bukan berarti dia akan mendukung perempuan itu bertindak buruk kepada temannya. Dia hanya ingin Sakura berdamai dengan dirinya dan melupakan Sasuke.
"Semua ini terjadi karena dia" teriak Sakura.
"Tenangkan dirimu Sakura" Naruto tidak mau Sakura membenci Hinata karena bagaimanapun ini bukan salah perempuan itu. Sakura ditolak adalah murni Sasuke yang tidak menyukainya bukan salah siapapun.
"Naruto bantu aku untuk memberi pelajaran padanya ya" Naruto terdiam. Sakura sedang emosi jadi dia tidak bisa berpikir jernih.
"Bantu aku untuk menyingkirkan Hinata"
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
عاطفيةTidak kah cukup yang engkau lihat Pertemanan ini sungguh berat Tidak kah indah bila kita bersama Tapi tidak dimimpi saja Friendzone_Budi Doremi