Hinata bangkit dari kasurnya. Dia bosan juga berdiam diri dikamar terus. Semenjak perdebatannya dengan Sakura dia mulai membuat jarak dengan teman-temannya, sehingga Hinata mengabaikan semua pesan dari Ino, Tenten terutama Sasuke. Dia sebenarnya termakan omongan gadis pink itu. Memang dari awal Hinata tahu Sakura menyukai Sasuke, tetapi dia tidak merasa kelakuannya yang dia anggap biasa saja kepada Sasuke bisa begitu berdampak buruk bagi perempuan itu. Dia tidak bermaksud melukai Sakura. Bahkan terlintas dipikirannya pun tidak pernah.
Hinata keluar kamar. Neji sedang pergi dan dia sendirian dirumah. Dia bingung juga bagaimana cara mengatasi kebosanannya. Hinata menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mungkin seharusnya dia tidak pulang saja. Begitu malang sekali nasibnya. Dalam keadaan jomblo pun permasalahannya serumit ini.
"Terkadang aku ingin jadi sumpit saja" Hinata memandangi sumpit yang ada ditangannya. Menurutnya menjadi manusia begitu berat dan melelahkan.
Tok Tok
Suara pintu diketuk. Hinata dengan lemas menghampirinya. Siapa gerangan tamu tersebut.
"Hai" Shikamaru menyapanya sambil tersenyum.
Hinata kaget untuk apa laki-laki itu ada disini.
"H-hai. Kau pasti ingin menemui Neji-nii kan? Nii-san sedang tidak ada dirumah mungkin kau bisa kembali lagi nanti" ucap Hinata.
"Aku ingin bertemu denganmu bukan Neji" ujar Shikamaru.
"Oohhh gitu" Hinata tampak bingung, untuk apa juga Shikamaru ingin menemuinya.
"Ada apa ya?" Tanyanya.
"Kau tidak ingin menyuruhku masuk dulu?" Hinata menepuk kepalanya. Sungguh tidak sopannya dia. Harusnya dia mempersilahkan Shikamaru masuk dulu bukan langsung to the poin menanyakan.
"Aku lupa. Silahkan masuk Shikamaru" Hinata mengumpat pada dirinya sendiri karena malu. Shikamaru hanya tersenyum kemudian melangkah masuk.
"Silahkan duduk. Kau mau minum apa?"
"Teh boleh"
"Baiklah. Tunggu sebentar" Hinata bergegas menuju dapur.
Tidak terlalu lama Hinata datang dengan segelas teh panas. Shikamaru membantunya untuk meletakan teh itu di meja.
"Hmm mengapa kau ingin bertemu denganku?" Shikamaru hanya terkekeh lalu meminum teh buatan Hinata.
"Teh buatanmu sangat enak" puji laki-laki itu.
"Terimakasih" ucap Hinata. Sudah dua kali Hinata menanyakan pertanyaan yang sama tapi Shikamaru tidak menjawabnya.
"Hanya ingin"
"Hah?"
"Aku kesini ingin menemuimu itu saja" Hinata mengangguk. Shikamaru itu orang yang sedikit aneh menurut Hinata. Sebelas dua belas dengan Sasuke. Senang sekali bermain teka teki bagi Hinata yang malas berpikir. Mereka saling terdiam. Hinata tidak tahu harus bagaimana.
"Bagaimana kalau kita pergi ke pantai?"
"Hah?" Benarkan Shikamaru itu sangat aneh. Bagaimana dia tiba tiba langsung berkata begitu tanpa pertimbangan apapun.
"Aku bosan jadi aku ingin ke pantai. Kebetulan diluar juga sedang cerah" benar juga sih diluar memang sedang cerah sangat cocok jika pergi kepantai.
"Tapi aku-"
"Aku sudah memberitahu Neji bahwa aku akan mengajakmu ke pantai. Jadi tidak usah khawatir" daripada bosan di rumah sendirian bukan kah lebih baik jika Hinata menerima tawaran itu.
"Baiklah. Aku akan siap siap dulu kalau begitu"
Tanpa Hinata ketahui Shikamaru sangat bahagia karena ajakannya diterima. Dia tahu Hinata pasti sangat bosan terlebih lagi perempuan itu mencoba menjauh dari teman temannya. Dia tidak mau Hinata terus menerus memikirkan hal yang tidak penting terkait omongan Sakura. Dan bukan kah ini waktu yang sangat tepat baginya untuk mengambil hati perempuan itu.
_______________________________________
Hinata merasa takjub dengan pemandangan laut dihadapannya. Dia sudah lama tidak pergi ke pantai. Wangi khas laut memenuhi paru-parunya. Beberapa hela rambut perempuan itu berterbangan diterpa angin. Shikamaru yang memandanginya secara diam diam terpesona. Dia semakin jatuh cinta dan rasa ingin memilikinya pun semakin besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
RomanceTidak kah cukup yang engkau lihat Pertemanan ini sungguh berat Tidak kah indah bila kita bersama Tapi tidak dimimpi saja Friendzone_Budi Doremi