📛TAC-10📛

6K 889 51
                                    

Hmmmm, votenya gak ada perubahan, komennya gak ada peningkatan, hadeuh, harus kuapakan lapak ini ya.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 50 komen, ayooo.

📛Yok dibaca📛

Benar saja, Nahera pergi ke Jepang-B dan ikut berlibur.

Bisa dilihat dengan mata telanjang, betapa bahagianya Ecio saat mendengar suara Nahera, dia bahkan meminta Nahera untuk menggenggam tangannya selama mereka di Jepang.

"Mau sekamar sama Nahe," pinta Ecio melas pada Papi-nya.

Tapi sang Papi menolak "Mana boleh, ayo, kamar kamu disebelah kamar Nahe, sekamar sama bang Alyi," bujuk Papi.

Ecio menunduk lesu, Nahera sendiri terkekeh pelan melihat tundukan lesu Ecio, dia mengusap gemas pucuk kepala Ecio.

"Besok pagi kan kita mau ke Disney Land, lo istirahat, mana bisa kita pergi kalau lo gak mau masuk ke kamar," tukas Nahera santai.

Ecio mengangguk, dia menuruti apa perkataan Nahera.

"Yaudah, selamat malam Nahe," pamit Ecio dengan nada suara lesu, dia berjalan menggunakan tongkat dan Alyi sendiri membantu Ecio berjalan.

Alyi benar-benar sayang pada Ecio, dia rela mengeluarkan uang banyak demi bisa membuat Nahera menjadi teman Ecio.

"Ayo dek, besok kan kamu bakal ketemu sama Nahe lagi, ayo."

Ecio mengangguk saja, membiarkan sang abang menuntunya ke kamar.

Lalu Nahera masuk ke kamarnya sendiri dan menguncinya, kalau untuk hotel, Nahera bayar sendiri.

Sungkan juga dia kalau dibayarin terus, lagian gak mahal sih harga kamar hotel di Jepang-B ini.

Nahera merebahkan diri di kasur lalu menghela napas pelan.

"Hantu di Jepang serem-serem banget sial," gerutu Nahera.

Ya tadi di jalan dia sempat melihat hantu-hantu urband legend di jepang.

Seperti Teke-teke, dia melihatnya di stasiun kereta bawah tanah, stasiun yang selalu menjadi tempat bunuh diri warga Jepang.

Tapi teke-teke nya enggak nyerang manusia, dia hanya menyeret bagian tubuh atas sampai pingganya di lantai stasiun.

Tetap seram, apalagi keadaannya berdarah-darah begitu.

Untuk hantu lainnya, ya seperti Sadako, Kuchisake Ona.

Nah yang Kuchisake Ona ini bahaya nih, Nahera melihatnya berbaur dengan manusia, hanya Nahera yang bisa melihatnya.

Untung saja Nahera abaikan, kalau enggak, tuh setan mulut lebar bakal datengin Nahera dan bertanya apakah dia cantik atau tidak.

....

Keesokan harinya, Nahera menikmati liburan di Jepang bersama Ecio.

Di Disney Land, Ecio terus berada disebelah Nahera, menggenggam tangannya dan mereka berkeliling berdua.

"Cobain ini deh, mochi coklat, kayanya enak," tutur Nahera seraya menyodorkan mochi itu ke bibir Ecio.

Ecio pun membuka mulutnya, lalu menggigit sebagian dari mochi itu, lumeran coklat langsung meleleh dimulut Ecio.

Nahera dengan sigap menyeka sisa coklat disudut bibir Ecio.

"Iya, enak," jawab Ecio senang.

Nahera mengangguk, dia memakan sisa Mochi bekas Ecio dan mereka kembali berjalan bersama.

Masih saling berpegangan tangan.

Sesekali Nahera akan menjelaskan apa saja yang ada di sekitar mereka, dan sesekali juga Nahera akan memotret diri Ecio dengan maskot-maskot Disney.

Alyi sendiri ngikutin mereka dari belakang, tapi dia tak mau menganggu momen Ecio dan Nahera.

Jadi dia dibuk memotret Ecio dan Nahera dari belakang saja.

"Mereka cocok ya," celetuk Noel, alter ego Alyi.

"Iya, cocok, makanya gue nyuruh Nahera deketin Ecio, supaya Ecio gak kesepian lagi," sahut Alyi pada dirinya sendiri.

"Iya, bagus deh, jadi itu juga alasan kenapa lo rela ngeluarin duit banyak demi Nahera jadi teman Ecio?"

"Yoi, adek gue satu-satunya itu, harus bahagia, gue udah janji sama Mami sebelum mami meninggal, kalau gue bakalan jagain Ecio."

Alyi adalah sosok abang yang baik, tapi dia bukanlah sosok pasangan yang baik.

Benar, Alyi baik hanya pada Ecio, bahkan pada Naina saja terkadang Alyi kasar dan abai.

Tak apa, Alyi hanya menjalankan janjinya sebagai saudara, lagipula, untuk Naina, gadis itu sedang sibuk dengan permodelannya.

Jadi Alyi punya waktu luang untuk lepas dari benalu bernama Naina itu.

📛Bersambung📛

Transmigration As Criminal [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang