Ulang Tahun.

648 63 1
                                    

Bagi sebagian orang yang sedang merayakan hari bertambahnya umur akan lebih terasa bahagia tatkala ditemani oleh sang pujaan hati. Pun dengan Marsha. Ia ingin hari ini bisa bersama dengan orang yang selama ini ada dihatinya, ada di setiap pikirannya, dan.. mengisi separuh jiwanya.

Ya, orang itu adalah salah satu seniornya. Azizi.

Mungkin terdengar egois ketika mengetahui bahwa orang yang dimaksud Marsha memang sedang tak ada waktu ditengah jadwal yang padat. Marsha memaklumi, tapi kadang ia merasa sedih. Jauh dari orang yang selalu membuatnya tertawa dengan tingkah lakunya membuat ia cukup sepi.

Sekarang, jam sudah menunjukkan tengah malam. Ia masih menunggu ucapan dan rangkaian kata manis nan lembut yang keluar dari mulut gadis pirang yang sedang berada di kota kembang.

Siapa bilang jarak itu bukan penghalang? Jarak selalu menjadi penghalang utama ditengah hubungan mereka.

Kadang berbeda show, jadwal, bahkan hal-hal yang lain pun selalu terpisah. Ini bukan apa yang mereka mau terlebih Marsha. Tapi, mau tak mau ia harus menerima dengan lapang dada.

Tingg...

Bunyi notifikasi terdengar ditelinga nya. Satu pesan yang cukup membuatnya senang, sedih, terharu dalam satu waktu.

Ketika mendapati kabar bahwa orang yang sedang jauh disana baru selesai dari kegiatan dan langsung mengabarinya pun, Marsha bingung harus bagaimana. Senang karena masih menjadi prioritasnya, sedih karena merasa mengganggu disela-sela waktu istirahatnya.

Ia balas pesan itu dengan cepat, mengucapkan terimakasih atas segala perhatian yang selalu Azizi berikan padanya. Dan mengucapkan terimakasih atas rangkaian kata manis dimalam ia sedang bertambah umur.

Sekarang, Marsha seperti orang yang setengah sadar. Tertawa dan tersenyum sendiri ketika mendapati foto yang Azizi berikan. Foto Azizi yang sedang memegang lilin dan tersenyum manis menunjukkan lesung pipinya. Marsha tak habis pikir dengan ide ajaib yang selalu keluar dari otak Azizi.

Azizi memang selalu bisa membuatnya tertawa senang. Semoga tak ada tangis, dan Azizi pasti tak akan membuatnya menangis. Kecuali ketika sedang merindukannya. Itu cukup sering.

Menangis ketika merindukan seseorang itu bukan sebuah kesedihan kan? Ya, bukan.

Ia pandangi foto itu, lagi. Azizi ini selalu bisa menghibur walaupun sedang merasa tak baik-baik saja.

Kadang, ia merasa bersalah karena sering lupa bahwa Azizi pun ingin dihibur, disemangati, dan diperhatikan ketika sedang frustasi dan kehabisan energi.

Sekarang, Marsha tak mau begitu lagi. Ia ingin Azizi pun merasakan hal yang sama dalam hubungan ini. Bukan hanya Marsha yang senang, tapi Azizi pun harus begitu.

Ya, harus ada timbal balik yang sepadan.

Marsha mengirim foto dirinya yang terbaru, membuat Azizi diseberang sana cukup uring-uringan karena menahan rindu.

Ya, terulang begitu setiap hari.

Setiap hari mereka akan saling berbagi, mengerti, dan memahami.





**


Hai apakabar? Udah lama gak nulis disini, jadi lupa hehe..
Ini narasi dari au sebenernya. Makanya gak ada conversation haha. Agak gak nyambung sih tapi yaudah mampir aja ke akun X @iyainajaau

Jangan lupa besok nonton Ancika ya 😘

about Zee dan MarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang