23. Bianglala or Biang Masalah?

13 3 0
                                    

★★★

Sepasang mata tidak akan menatap kekurangan, jika sebuah hati telah menetap kata cinta.

~She's Perfect~

★★★

"Lo pada ngapain sih ke sini?" kesal Gavin pada teman-temannya.

"Ya niat kita emang mau ke sini. Awalnya sih ngajikin lo, ehh ditelpon ga diangkat. Ya udah kita tinggal, ga taunya malah ketemu lo, masih PDKT an," ucap Seno yang diangguki oleh Bayu dan juga Tomi.

Gavin menghela napasnya pasrah. Dia tidak akan membiarkan mereka merusak rencananya, rencananya kali ini harus berhasil.

Bayu mendongak ke atas, lelaki itu menelan ludah dengan susah payah, ketika dia melihat bianglala tepat di depannya. "Serius kita mau naik ini?"

Seno tertawa nyaring melihat ekspresi Bayu yang ketakutan. "Serius lah. Lo takut? Masa kalah sama tu dua bocil," ucap Seno dengan menunjuk sepasang anak kecil yang mengantri di belakang mereka.

Mereka serempak menoleh ke belakang melihat arah tunjuk Seno. Sepasang anak kecil yang berpegangan tangan, menunggu giliran mereka untuk menaiki wahana tersebut. Mereka terlihat sangat antusias, bahkan tidak terlihat samasekali rasa takut pada mereka.

"Kenapa pada ngeliatin kita kak? Iri ya jomblo?" tanya anak kecil laki-laki itu sambil merangkul pundak pacarnya.

Mereka sedikit terkejut mendengarnya. "Eee buset kemasan sachet," ucap Gavin yang berada paling depan di antara mereka. Gavin memilih mengantri sekarang, tidak seperti tadi. Itu semua karena Dera yang memaksanya untuk mengantri terlebih dahulu.

"Ganteng sih, tapi jomblo. Yang bener aja, rugi dong," cibir anak kecil perempuan yang berhasil membuat pacarnya, Bayu dan juga Dera sedikit tertawa. Berbanding terbalik dengan Gavin, Seno dan Tomi yang terlihat kesal.

Bayu tertawa kecil. "Waktu kecil, liat orang dewasa pacaran, waktu besar malah liat anak kecil pacaran. Kalian sebenarnya hidup di mana sih? Jomblo mulu perasaan, hahaa."

"LDR aja bangga," sahut Tomi.

Bayu terkekeh mendengar sahutan Tomi. "Daripada ngejar, tapi yang dikejar ngejar orang lain? Hayoo lo pusing kan?"

"Udah ya mas-mas, ini jadi masuk nggak?" tanya petugas yang jengah melihat mereka bertengkar. Ternyata, sudah ada tiga tempat yang kosong.

Gavin bersama Dera masuk terlebih dahulu. Disusul Tomi, Bayu dan Seno yang ingin masuk ke dalam sangkar berikutnya.

"Ini ga bisa kalau buat tiga orang yang besar-besar. Satunya lagi bareng anak kecil itu yaa," ucap petugas pada mereka dan menunjuk dua bocah tadi.

Seno menggelengkan kepalanya. "Jangan gue!"

"Gue juga ogah, yakali jadi obat nyamuk mereka," sahut Bayu yang juga tidak mau dengan tawaran petugas tersebut.

"Ya kalo nggak ada yang mau ngalah, ga usah naik, Mas. Daripada jatuh malah bahaya," ucap petugas.

Tomi mendengus kesal. "Ya udah saya aja, Mas."

Seno menggeleng kuat, dan menarik tangan Tomi, kemudian merangkul lengan lelaki itu. "Jangan dong, gue bisa meninggoy kalo tiba-tiba Bayu buka pintunya terus dorong gue!"

"Gue nggak sejahat itu ya, Anying!" kesal Bayu. "Dah lah, ga usah naik aja kita!" lanjutnya.

Tomi dan Seno menggeleng kuat. Mereka sangat ingin menaiki wahana tersebut. "Ga!"

She's Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang