18. Dibalik Perbuatan

21 2 1
                                    

★★★

Setiap perbuatan yang kita lakukan akan ada hikmahnya. Entah itu instan atau suatu saat nanti. Entah kita sadar, atau tidak menyadari.

~She's Perfect~

★★★

Dera menggeleng kuat ketika dirinya dituduh sebagai pencuri. Hampir saja dirinya menjadi korban salah tangkap, beruntungnya si pemilik dompet itu segera mendekat dan membelanya.

"Tunggu, tunggu. Bukan dia ... Pak Bu, copetnya. Yang nyopet tadi bapak-bapak bukan anak sekolah," ucap ibu tadi.

"Beneran Bu bukan dia? Kalo emang dia, kita bawa aja ke kantor polisi," sahut seorang pria paruh baya.

Dera kembali menggeleng. "Saya bukan copet, Pak. Saya tadi nggak sengaja bikin jatuh copetnya. Alhamdulillah dompet Ibu bisa kembali. Ini Bu dompet nya." Dera mengembalikan dompet yang ada di tangannya.

Semua orang yang ada di sana merasa lega. "Ya sudah kita pamit dulu, Bu. Makasih ya dek," ucap bapak-bapak tadi dan mengajak orang-orang untuk pergi dari sana.

"Makasih ya, Dek. Nama kamu siapa?" tanya seorang ibu yang menjadi korban pencopetan.

"Sama-sama, Bu. Saya juga seneng bisa bantu Ibu. Nama saya Dera, Bu," jawab Dera.

Ibu itu  melihat Dera dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dia tersenyum tipis, ternyata masih ada orang baik di kota ini.

"Saya Nara. Ehh kamu sekolah di SMA Mandala?"

Dera mengangguk. "Iya. Ibu tau sekolah itu?"

Nara terkekeh kecil. "Siapa sih yang nggak tau sekolah elit itu. Anak ibu juga sekolah di sana loh."

Belum sempat Dera bertanya lagi. Dia mendengar ada yang memanggil namanya. Siapa lagi kalau bukan Gea. Gadis itu mendekat ke arah Dera dan bertanya, "Lo nggak papa? Tadi kenapa rame-rame di sini. Kata Tante gue ada yang kecopetan. Lo nggak papa kan? Sorry yaa, gue tadi di kamar mandi," ucapnya dengan panjang lebar.

"Aku nggak papa."

Nara melihat Gea dengan sedikit senyuman. "Ohh ini temen kamu? Salam kenal yaa. Saya Nara, korban pencopetan yang ditolong temen kamu. Temenmu ini keren banget yaa. Bisa ngalahin pencopet."

Gea tersenyum untuk menanggapinya. Justru Dera yang menjawab, "Hehehe Ibu bisa aja. Saya nggak ngapa-ngapain loh, Bu. Cuma bantu mukulin pake tongkat ini aja.

Gea menyikut lengan Dera dan mengajaknya untuk pergi ke sekolah. "Ayo Ra ke sekolah. Udah siang ini."

Nara yang melihat dua gadis itu akan pergi, dia segera mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari dompetnya. "Ini buat kamu. Makasih yaa udah nolongin saya."

Dera menggeleng kuat ketika Nara menyodorkan uang itu ke tangannya. Sedangkan Gea, dia justru berbinar-binar melihat beberapa lembar uang itu.

"Nggak usah, Bu. Saya ikhlas, Ibu simpen aja buat keperluan Ibu yang lain." Dera menyodorkan uang itu kembali.

Gea merasa kesal karena Dera menolak rezeki yang datang pagi-pagi ini. Gea tahu jika Dera butuh uang itu, tapi sahabatnya itu justru menolaknya. Setidaknya, jika Dera tidak mau, kan bisa diberikan padanya.

"Saya juga ikhlas Dera, kamu memang pantas mendapatkan ini," ucap Dena.

Dera menggelengkan kepalanya kuat, dia diajarkan oleh Ayahnya untuk membantu kepada sesama. Membantu tanpa mengharapkan imbalan, karena dia akan mendapatkan imbalan yang jauh lebih baik di akhirat nanti. Kata-kata itu yang selalu dia ingat dan dia terapkan sampai saat ini.

She's Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang