15. Tidak Ada Yang Ingin Seperti Ini

30 6 1
                                    

★★★

Di atas langit masih ada langit. Lantas, mengapa kamu masih menyombongkan sesuatu. Apa kamu tidak sadar jika yang disombongkan hanyalah titipan?

~She's Perfect~

★★★

"Sekarang gue yakin kalo si Gea suka sama lo, Vin," ucap Seno. Lelaki itu terus saja memikirkan sahabatnya Dera itu. Gea benar-benar tidak menginginkan jika Gavin dekat dengan Dera.

Gavin mengangguk setuju. "Bener kan yang gue bilang. Secara, pesona tuan muda Denandra memang tidak tertandingi."

Seketika, Seno dan Bayu memutar bola matanya malas, Gavin memang tampan, tapi ketampanannya itu membuat dirinya suka memuji wajahnya sendiri.

"Lo emang ganteng, minusnya di attitude aja. Kalo gue suruh ngerrating akhlak lo, bakal gue ratting negatif satu," sahut Bayu.

Gavin menatap tajam Bayu. Kemudian mengeluarkan handphone dari saku celananya, membuka kamera handphone itu dengan cepat dan memposisikan nya tepat di wajah Bayu. "Ngaca Bay! Orang jelek dilarang nge-ratting."

"Sialan lo! Gini-gini Jeje juga cinta mati sama gue," kesal Bayu.

"Yakin, Dek?" tanya Gavin.

"Alah, Bay ... Bay, kalo lo mati juga si Jeje nggak bakal ikut lo mati. Palingan nangis bentar terus nyari pengganti," tambah Seno yang membuat Bayu semakin kesal.

Gavin dan Seno tertawa nyaring ketika melihat wajah kesal Bayu. Bayu menoleh ke belakang, meminta pertolongan pada Tomi yang hanya diam menatap lurus ke arah atap-atap perumahan.

Mereka berada di rooftop sekolah. Setelah dari UKS, mereka memang langsung mengikuti pelajaran, tapi tidak berlangsung lama, karena katanya mood Seno masih buruk setelah mendapatkan hukuman, dan lelaki itu mengajak teman-temannya untuk membolos.

Memang terasa aneh ketika Seno mengajak mereka membolos. Biasanya lelaki itu sangat sulit diajak pergi dari kelas. Karena katanya, nanti Ummi nya marah. Tapi entah mengapa hari ini justru dia yang mengajak mereka membolos.

Niat ingin meminta pertolongan pada Tomi, Bayu justru merasa curiga dengan raut wajah Tomi. Wajahnya terlalu datar. "Tom," panggil Bayu.

Tomi menghiraukan panggilan Bayu, lebih tepatnya tidak mendengar, lelaki itu masih fokus dengan lamunannya. Gavin dan Seno pun menghentikan tawanya, ketika mata mereka melihat ke arah Tomi yang hanya diam.

Mereka saling menyenggol lengan masing-masing. "Kenapa dia?"

"Woyy, Tom," teriak Gavin yang berhasil membuyarkan lamunan Tomi.

"Kenapa?" tanya Tomi dengan kesadaran penuh.

"Harusnya kita yang nanya, lo kenapa. Lo ada masalah?" tanya Seno.

Tomi menggeleng. "Gue nggak papa," jawabannya dan pergi meninggalkan mereka.

Bayu ingin mengejar lelaki itu, tapi dicegah oleh Seno. "Biarin aja dulu. Kita kasih waktu buat dia nenangin dirinya."

°°°

"Lo beneran udah nggak papa?" tanya Gea pada Dera.

Mereka sekarang berada di depan pintu UKS. Setelah Dera sadar, perempuan itu bersikeras untuk masuk ke dalam kelasnya. Namun, terus dilarang oleh Gea dengan alasan belum sembuh total.

She's Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang