4. Bermain Bersama Keva

111 37 16
                                    

★★★


Adiknya lucu, bismillah Kakaknya.

~She's Perfect~

★★★

Hari ini toko terlihat sepi. Semua pesanan pun sudah di antar sejak tadi. Dera memutuskan untuk bermain bersama Keva, adiknya yang berumur tiga tahun.

"Keva tangkap bolanya," suruh Dera yang entah dia pun tidak tahu jika Keva benar-benar menangkapnya atau tidak.

Lama Dera tak kunjung mendapatkan lagi bola itu, Dera menjadi panik. Suara Keva pun tidak terdengar lagi di telinganya. "Keva ... Keva ... Kamu di mana dek."

Dera meraba-raba apapun disekitarnya, mencari keberadaan adiknya. Namun, tidak berangsur lama, karena dia kembali menemukan suara adik kecilnya itu.

"Tatak La, tatak La." Balita mungil itu langsung memberikan bola di tangannya kepada Dera.

Dera bernapas lega, dia memeluk sang adik dengan erat. "Kamu dari mana sih. Kakak nyariin kamu tau."

Tanpa dia sadari, ada seseorang yang berdiri kurang lebih tiga meter dari gadis itu, sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Aku kany ambil bola," jawab Keva.

"Lo gimana sih Der, masa biarin Adik lo di pinggir jalan!" Seru orang tersebut sambil mendekat ke arahnya.

Dera mendongak setelah melepaskan pelukannya dari sang adik. "Gavin?"

Gavin ikut berjongkok di depan balita itu. Mengusap lembut tangan Keva. "Coba aja gue ga dateng, nggak tau deh gimana nasib Adik lo."

"Keva? Keva kenapa Gav? Apa dia terluka?" panik Dera. Dera akan merasa marah pada dirinya sendiri jika Keva terluka. Baginya, Keva juga salah satu penyemangat nya.

Gavin menggeleng. "Dia nggak papa, cuma tadi hampir di gigit semut di depan jalan itu."

"Semut apa? Banyak?"

Dirasakan Gavin kembali menggeleng. "Semut merah, satu. Meskipun cuma satu kan nanti Adik lo bisa nangis, untung ada gue. Jadi gue basmi tu semut," ucapnya dengan perasaan bangga.

Ingin sekali Dera melemparkan manusia itu langsung ke bulan. Lelaki itu selalu berhasil membuat dirinya marah, kali ini justru membuat dirinya panik. Dan entah mengapa lelaki itu bisa sampai di rumahnya.

Dera berniat mendekat ke telinga Gavin. Karena jarak antara keduanya tidaklah jauh, hanya terbatas tubuh Keva yang berdiri saja. Dera mendekatkan kepalanya pada wajah Gavin.

Gavin memundurkan kepalanya dan mengerutkan keningnya ketika melihat Dera yang semakin mendekat. "Lo mau nge-kiss gue, Der? Please ya Der, bibir gue masih perawan. Jangan aneh-aneh lo."

Seketika, tangan Dera berhasil mendarat di bibir Gavin dengan sedikit ayunan tangan. Puas sekali dirinya bisa menampol bibir yang selalu membuatnya geram itu.

"Aku mau bisikin kamu! Bukan mau ambil first kiss kamu!" Seru Dera.

Gavin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Terlihat sedikit malu di wajahnya. Ingat, hanya sedikit! Karena lelaki itu sudah mengubur rasa malunya sedalam mungkin.

"Ohh mau bisikin apa sih? Ghibahin orang ya lo? Siapa, siapa? Janda muda depan komplek rumah lo itu? Atau Janda anak satu depan sekolahan?" tanya Gavin beruntun.

Dera menggenggam tangannya. Pipinya mulai merah padam. Jika saja tidak ada adiknya di sana, sudah pasti Dera akan memukul manusia itu dengan tongkatnya. "Bunuh orang, dosa nggak sih!"

She's Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang