25. Kerandoman Cogan Teletubbies

14 2 0
                                    

★★★

Kalau jatuh dari pohon bisa di obati. Kalau jatuh hati sama lo, gue bisa apa?

~She's Perfect~

★★★

"Pagi cantik," sapa Gea untuk pertama kalinya ketika membuka kamar Dera.

Terlihat Dera masih dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Gea berjalan membuka gorden dan menarik selimut itu secara paksa. "Bangun! Anak gadis jam segini belum bangun."

Dera merengkuh. "Emmm, hari minggu Bu, libur. Dera masih ngantuk."

Gea berkacak pinggang. Rasanya sulit sekali membangunkan gadis di depannya itu. Sebuah ide terlintas di benak Gea. Gadis itu berdiri di atas kasur kecil, tempat di mana Dera tidur. Gea segera meloncat-loncat di atasnya sambil berteriak, "Bangun. Bangun, Dera bangun."

Dera mendengus kesal, mau tidak mau dia harus terbangun dari tidurnya, gadis itu merenggangkan kedua tangannya, tadi malam dia tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan singkat Gavin saat mengantarkan pulang.

"Nih nitip buat calon Mama mertua. Martabak manis semanis anaknya." Gavin memberikan dua loyang martabak manis pada Dera.

Dera mengambilnya dan mengucapkan terimakasih. Gadis itu juga berterimakasih pada Gavin karena telah membuatnya merasa sangat bahagia. "Makasih ya Gav, udah bikin aku bahagia."

Gavin mengangguk. "Bahagia selalu Der, gue masih nunggu jawaban lo." 

Saat semilir angin berembus menerpa wajahnya, ia kembali teringat kalau semua itu sudah berlalu. Dera hanya bisa menghela napasnya.

"Kenapa sih Ge? Aku ngantuk."

"Buruan mandi, gue tunggu." Gea mendorong tubuh Dera agar beranjak dari kasur itu.

Di lain sisi, Gavin bersama teman-temannya masih sibuk dengan peralatan dapur di rumah Tomi. Kakak Tomi tidak di rumah, itu alasan mereka memutuskan untuk kembali menginap di sana.

"Awas, ikan nya loncat!" teriak Gavin yang mundur ke belakang, takut jika ikannya meloncat dan dirinya terkena cipratan minyak panas.

"Ikan udah mati, mana mungkin bisa loncat. Kecilin apinya, nanti gosong!" tegas Tomi yang masih sibuk menghaluskan bumbu-bumbu.

Gavin menggeleng. "Takut, itu minyaknya terbang-terbang."

Tomi menghela napasnya dan berjalan mendekati kompor untuk mengecilkan apinya. "Bawa sini tutupnya, ini buat nutup wajan. Bukan buat tameng." Tomi mengambil paksa tutup itu dari Gavin.

Bayu dan Seno hanya bisa tertawa melihat tingkah absurd Gavin. "Mana ada minyak terbang? Meskipun merk nya Minyak Tawon, tetep ga bisa terbang," ejek Seno.

"Ya lo liat kan tadi, minyaknya loncat-loncat terbang gitu," jawab Gavin.

"Goreng ikan aja pake tameng, situ mau goreng ikan, apa perang?" sindir Bayu.

"Pencuci tai piring, dilarang menghujat. Selesein tu piring, masih banyak minyaknya," ucap Gavin.

Bayu dan Seno memang bertugas mencuci piring. Piring sangat kotor karena tadi malam mereka menghabiskan waktu dengan makan makanan yang mereka beli dari pasar malam.

"Ya gimana ya Bay, sama hantu jadi-jadian aja sampe mau ngompol. Wajar sih goreng ikan pasti takut juga," ucap Seno dengan tertawa kecil.

Gavin hanya bisa mendengus kesal. Mereka masih membahas kejadian semalam. Padahal Gavin sudah berusaha mengalihkan pembicaraan dari semalam, tapi mereka tetap membahas hal yang sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She's Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang