Trauma

191 2 0
                                    

Natalie melihat kepergian Dylan yang hanya bertelanjang dada, dengan kedua tangannya yang masih di penuhi darah, sebaik saja sosok Dylan hilang dari pandangannya, dia bergegas masuk ke ruangan penyiksaan.

Seperti yang ada dalam fikiran Natalie sejak tadi, kini benar benar terjadi, ia ternganga lebar melihat gadis tawanan Dylan berlumuran darah, organ organ manusia juga di atas tubuh gadis malang itu.

" Dylan sudah membunuhnya." Gumam Natalie tak percaya.

Tapi detik kemudian, dia melihat dada telanjang gadis itu naik turun, tanda dia masih hidup.

" Oh tuhan.." Natalie terus berlari mendekati gadis itu dan menyingkirkan yang ada atas perut dan dada gadis itu.

Natalie buru buru melepaskan jaketnya dan di pakaikan ke tubuh gadis malang itu.

Dia melihat ke sebelah gadis itu, dan melihat perut pria malang itu yang robek, Natalie menggelengkan kepala, Dylan benar benar psikopat!

" Nata.. ayo kembali ke rumah utama.." kata Nick yang memasuki ruangan itu. " Kenapa gadis itu? Dylan sudah membunuhnya?" Tanyanya kaget melihat keadaan gadis itu yang bukan saja kacau tapi juga berlumuran darah.

" Dylan benar benar keterlaluan.." geram Natalie tiba tiba mengasihi nasib gadis malang itu. " Nick, angkat dia.."

" Kenapa harus aku?" Tanya Nick sama sekali tak merasa kasihan, malah dia setuju dengan apa yang di lakukan Dylan pada gadis itu.

" Ayolah, Nick.."

Nick dengan terpaksa mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya ke rumah utama.

*

*

*

*

*

Dua hari berlalu....

Abigail memperhatikan gadis malang itu yang sudah seperti orang gila, dia terduduk di hujung kasur sambil menggigit kukunya sendiri, rambutnya yang juga acak acakan.

Awal gadis itu di bawa Nick kerumah utama, siangnya dia berteriak histeris setiap melihat penghuni rumah mendatangi kamarnya, dan pada malam harinya, dia mengalami demam tinggi.

Dan seperti sengaja Dylan mendatangi kamar gadis itu hampir setiap saat, Walaupun sudah di larang oleh Nick dan yang lain,

Namun pagi itu, Dylan langsung tak datang mengganggunya.

" Pergi! Pergi.." teriak Sarah saat melihat kehadiran Abigail di kamarnya.

" Saya tidak akan menyakitimu.." Abigail menghampiri ranjang Sarah.

Sarah menggelengkan kepala, dia tak mempercayai sesiapa sudah sekarang.

" Pergi.." lirih Sarah dengan linangan air mata di pipinya. " Tolong tinggalkan saya sendiri.."

Abigail yang tak tega melihat ketakutan di mata gadis itu, dia beranjak dari duduknya.

" Baiklah, tapi sebentar lagi akan ada pelayan datang menghantar makanan.." Abigail berkata datar tiada senyuman sama sekali.

" Kamu makan biar cepat sembuh.." walaupun dia berkata datar tapi dia berbicara tulus.

" Saya permisi.."

Sarah tak peduli, kesendirian baginya lebih baik.

Abigail menghampiri pelayan dan menyuruh menghantar makanan ke kamar Sarah.

Pagi itu, rumah megah itu tampak masih sunyi, semua masih sibuk dengan urusan masing masing, seperti biasa, pukul tujuh pagi, kim, Nick dan Natalie akan kembali ke rumah utama.

menjadi gadis tawanan tuan mafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang