kalung

142 4 0
                                    



Di hantui serba salah sejak lima tahun yang lalu membuat Dylan sulit untuk membuka hati lagi untuk yang namanya wanita!

Kematian gadis di masa lalunya, dia terus menyalahkan dirinya sendiri, walaupun teman temannya, berkata itu bukan salahnya, Namun, baginya kematian gadis itu adalah kesalahannya.

Kalau saja gadis itu tak melindunginya mungkin sampai sekarang gadis itu masih hidup.

Andai dia lebih berhati hati waktu itu, mungkin peristiwa itu tak akan terjadi.

Dylan menghela nafas mengingat masa itu, karena itu, setelah peristiwa itu dia lebih berhati hati lagi.

" Apa yang kamu fikirkan.." tanya Brian yang saat ini sedang menyetir, dia memandang sekilas Dylan di sebelahnya yang hanya terdiam.

" Tidak ada.."

" Sonya lagi.." tebak Brian dan ternyata itu benar terlihat jelas wajah dylan yang berubah murung. " Berhenti menyalahkan dirimu sendiri, Sonya itu teman kita, hmm.. cinta pertama kamu, dia itu mati bukan karena dia mencoba melindungi kamu, tapi karena itulah takdirnya.."

" Tapi tetap saja dia tak akan mati kalau bukan karena aku.."

Brian terdiam, memberi penjelasan pada Dylan sepertinya tiada guna, selama lima tahun Brian dan yang lain mencoba memberi pengertian dan nasihat, namun tetap saja jawaban Dylan sama, dia tetap menyalahkan dirinya sendiri.

" Kita sudah hampir tiba.." kata Brian mengalihkan pembicaraan.

Dylan yang tahu Brian mencoba mengalihkan pembicaraan, hanya terdiam.

Brian memberhentikan mobilnya di basement parking hotel, lalu memeriksa ponselnya yang berbunyi, tanda ada pesan masuk.

" Kata Lee, pria itu sudah tiba.." Brian memandang Dylan yang tak peduli dengan informasi itu.

Dylan masih terdiam, sampai akhirnya dia melihat ada seorang gadis dalam mobil dan marah marah kemudian meludahi wajah seseorang dari dalam mobil itu.

" Lan.."

Dylan mengalihkan pandangan sekilas, dan kemudian turun dari mobil, tapi tetap saja pandangannya tak lepas dari mobil di sebelah mobil Brian.

Hingga akhirnya gadis itu keluar dari mobil dengan buru buru, dan tanpa sengaja menabrak tubuhnya.

Masih terlalu kecil, rambut yang acak acakan dan wajah yang tampak murung.

" Buru buru sekali.." kata Brian saat itu mengalihkan pandangan Dylan. " James.."

Dylan menyepitkan mata memandang pria itu, setelah Brian memberi perintah pada anak buahnya untuk menangkap James, mereka terus pergi dari sana.

Dylan lihat dari spion mobil, gadis itu masih berdiri disana, sambil tersenyum lebar sehingga memperlihatkan lesung pipit di pipinya.

Tanpa sadar Dylan ikut tersenyum, Brian yang melihat itu mengerutkan alisnya.

" Kamu baik baik saja, Lan.."

Dylan mengalihkan pandangan sambil mengerutkan alisnya, dia seolah heran.

" Maksudnya.."

" Maksudnya, kamu kenapa tersenyum.."

Dylan tak menjawab pertanyaan itu sambil menyandarkan tubuhnya di jok mobil.

Dan akhirnya mereka tiba markas satu, Brian terus keluar dari mobil lalu tersenyum sinis pada James yang saat ini sudah babak belur, mungkin di hajar oleh anak buahnya sepanjang perjalanan karena pencobaan melawan.

menjadi gadis tawanan tuan mafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang