Aaron memasuki salah satu kamar dan mendapati seorang pria dan satu lagi adalah seorang wanita yang terikat di kerusi.
Dia tersenyum sinis melihat kedua orang itu.
" Boss.. mereka adalah orangnya.." kata salah satu anak buahnya.
" Cantik sekali.." Aaron mendekati wanita itu yang mulutnya sedang di tutup kain berwarna merah.
" Dia adalah kekasih kepada pria itu.." kata pria itu lagi.
" Bagus kerja kalian.." puji Aaron sambil kembali pada posisi awalnya.
" Ini semua berkat bantuan Rick juga, boss.." pria itu melirik kearah Rick yang sedang sibuk dengan ponselnya.
" Apa salah kami, tuan? Kenapa kami harus di ikat disini.." tanya pria itu yang merupakan adalah bertugas di hotel dua bulan lalu.
" Saya cuma mau bertanya.." jawab Aaron dengan santai, lalu duduk di kerusi yang anak buahnya sediakan.
" Mau bertanya? Kenapa harus di ikat seperti ini?"
Aaron tersenyum sinis kemudian berkata.
" Dua bulan lalu, tepatnya bulan empat tanggal dua puluh sembilan, malam itu kenapa rakaman cctv di hapus.."
Petugas hotel itu terus gelagapan mendengar pertanyaan Aaron yang cukup detail.
" Melihat reaksimu aku tau kau terlibat atau mungkin kau tau sesuatu.."
" Ti—tidak..saya tidak tau apa apa.." kata pria itu gugup.
" Oh ya?"
Aaron tersenyum lagi.
" Tapi bagaimana kalau aku bilang kau terlibat.."
" Tidak, tuan.. saya tidak tahu apa apa.."
" Bagus.." Aaron memandang wanita yang di ikat atas kerusi itu. " Bawa wanita itu ke atas ranjang.."
" Tidak! Jangan apa apakan dia, dia tidak tau apa apa dalam hal ini.." kata pria itu dan tanpa sengaja dia telah membuka sedikit rahsianya.
Aaron tertawa kecil, dan memberi isyarat pada anak buahnya untuk tetap membawa wanita itu atas ranjang.
Wanita itu berontak, tapi dia kalah tenaga apalagi yang mengangkat tubuhnya itu adalah seorang pria bertubuh besar.
Dia terisak tanpa suara karena mulutnya yang masih di tutup kain.
Aaron sedikit menunduk lagi lalu berbisik.
" Keselamatan kekasihmu ada di tanganmu dan kalau pun kekasihmu itu kenapa napa itu juga salahmu.."
" Lepaskan dia.."
" Oh tentu!" Aaron tersenyum sinis detik berikutnya wajahnya berubah serius lagi.
" Asal kau menjawab pertanyaanku tadi.."
" Saya tidak tau apa apa.." pria itu tetap bungkam tak mau mengakui.
" Baiklah.." Aaron memandang kearah Rick yang saat itu juga sedang memandangnya.
" Kau mau Rick, barang free.."
Rick yang tahu isyarat itu memandang kearah wanita itu yang sudah sangat kacau.
" Kenapa harus aku bukan kau saja."
Aaron yang mendengar penolakan itu berdesis kesal. " Buka penutup mulut wanita itu."
Ketika kain di mulut wanita itu di buka, automatik dia berteriak histeris dan meminta tolong pada petugas hotel itu.
" Apa kalian mau mencobanya.." tanya Aaron pada dua anak buahnya dalam kamar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
menjadi gadis tawanan tuan mafia
Randomseorang mafia yang salah tangkap gadis tawanan, yang dia kira adalah anak dari seorang pria yang sudah membunuh seluruh keluarga nya, ternya gadis yang dia tanggal hanyalah seorang gadis polos yang tidak tau apa apa sama sekali, Dylan menyiksa batin...