Ada apa dengan Nathasa

115 2 0
                                    

Seorang gadis masih mengenakan baju OB memasuki sebuah lift, dengan rambut yang sedikit kepirangan, bibirnya yang berwarna merah mudah, dia sedang tersenyum sendiri.

Dia sangat senang akhirnya dia mendapatkan pekerjaan, walaupun hanya OB, tapi itu tak masalah, asal dia dapat membayar kuliah dan sewa rumah, serta duit keperluannya sehari hari.

Ketika dia keluar dari lift, dia tak sadar kalau dia sedang di ikuti oleh beberapa pria yang berkerja di perusahaan itu.

" Hey adik manis.." sapa salah satu yang terus menghalang jalannya. " Boleh kenalan tidak?"

Gadis itu menatap ke empat pria itu lalu menghela nafas, sejak siang sebenarnya ke empat pria itu sudah mengganggunya ketika dia ingin menghantar kopi di ruangan mereka.

" Saya akan hantar kamu pulang.." kata yang salah lagi.

" Tidak, Tuan.. terima kasih.." jawab gadis itu sopan. " Saya permisi.."

" Ayolah, cantik.." kini tiga orang sudah menghalangnya malah salah satu dari mereka ada yang berani menyentuh muka gadis itu.

" Tolong sopan sedikit, Tuan.." tampaknya kesabaran gadis itu sudah menipis.

" Wow! Dia marah! Tapi aku suka.." pria itu tertawa kecil.

" Ayolah, sayang.." dua orang lelaki memegang kedua tangan gadis itu memaksanya untuk mengikuti mereka.

" Lepaskan saya.." gadis itu berontak ketika dia di paksa untuk berjalan sambil menarik lengannya.

" Bisa lebih cepat.." kata pria yang berjalan di depan. " Jangan sampai ada yang melihat."

" Lepas!" Teriak gadis itu, kini mereka sudah berdekatan dengan parkiran mobil.

" Diam!"

" Lepaskan saya!"

" Apa kalian tuli? Dia minta di lepaskan?" Kata seorang pria yang berdiri di belakang mereka dengan santai.

" Tuan Lee?" Kata mereka bersamaan saat melihat ke belakang.

" Tuan.. mereka mau berbuat kurang ajar padaku.." kata gadis itu sambil berlari mencari perlindungan dari pria itu.

" Tuan.. kami hanya ingin menghantarnya pulang.." bela salah satu dari mereka.

" Bohong! Kalo benar ingin menghantarku pulang kenapa harus mengheret ku seperti anjing.."

Ke empat pria itu kaget mendengar kata berani gadis itu di depan memimpin perusahaan tersebut.

Saat menerima jelingan maut dari Lee, mereka terus merasa takut.

Semantara gadis itu yang tak tahu siapa pria yang menjadi penolongnya itu malah memeluk lengannya dengan erat saat ini.

" Sudahlah, biar kami yang menghantarnya pulang.." kata Lee tak mau panjangkan masalah.

Lee memandang gadis yang sejak tadi bersamanya lalu memberi isyarat untuk mereka pergi dari sana.

Ke empat pria itu menghela nafas lega karena mereka di bebaskan begitu saja, namun tanpa mereka tahu Lee telah memerintahkan anak buahnya untuk menangkap ke empat pria itu, dia bukan orang yang kejam apalagi sampai sanggup membunuh, tapi kalo kejadian itu sampai di telinga Dylan, dia pasti akan tertindak lebih sadis lagi terhadap ke empat pria itu.

Sepanjang perjalanan, gadis itu tak berhenti mengucapkan terima kasih, namun Lee dan Abigail hanya terdiam sejak tadi.

" Ini rumahmu.." tanya Lee tanpa mempedulikan satupun perkataan gadis itu.

" Benar, tuan.."  jawab gadis itu senang karena Lee telah membuka bicara. " Terima kasih sudah menghantarku pulang.."

Lee tak menjawab membuat gadis itu sedikit kecewa. " Ya sudah saya turun.."

menjadi gadis tawanan tuan mafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang