.
.
.
.
makan malam berjalan dengan tenang tak jarang mereka saling melemparkan candaan, ah lebih tepatnya hanya taya,regy dan Senna karena anak mereka yaitu wiza dan kinara hanya diam sesekali mereka beradu tatap lalu membuang muka
Senna yang melihat wiza dan kinara hanya diam pun bertanya kepada wiza "saya belum pernah bertemu wiza sebelumnya" tanya nya, merasa anaknya tidak akan menjawab lalu taya pun berujar
"ya karena dia lama tinggal di London untuk melanjutkan pendidikan dari SMP dan kemarin dia baru saja lulus dari kuliahnya" kata taya membuat orang tua kinara kagum tak terkecuali kinara
"wah, selain tampan dan juga cantik secara bersamaan kamu juga hebat rupanya" wiza hanya tersenyum tanpa minat
"sepertinya wiza dan kinara butuh waktu ber2 keliatan nya canggung sekali ya" celetuk Senna membuat kinara dan wiza melotot tak percaya
"mama ihh" decak kirana, namun siapa sangka wiza berdiri dan mengulurkan tangannya kepada kinara
"mari, sepertinya mereka harus berbicara serius" ajak wiza, kinara melirik orang tuanya dan mendapatkan anggukan dari keduanya, ia lalu memutar bola matanya malas dan menerima uluran tangan wiza dengan malas
para orang tua disana hanya tersenyum penuh arti, wiza membawa kinara ke belakang resto yang ternyata adalah taman luas, sesampainya disana wiza langsung melepaskan tangan kinara dengan kasar lalu mengusap tangannya seolah ada debu disana membuat kinara kesal
"lo pikir gua sejenis noda membandel kah" decaknya, lalu duduk di kursi taman
"saya takut ketularan nyebelinnya kamu" ujar wiza lalu ikut duduk di samping kinara membuat kinara semakin kesal dan memberikan pukulan bertubi-tubi di bahunya
"yang nyebelin itu lo, dasar cewek aneh" kata kinara, wiza hanya mengusap bahunya yang sedikit sakit
tidak itu sakit sekali
"apa hak kamu memukul saya" geram wiza, kinara hanya menatapnya dengan tatapan meledek membuat wiza memalingkan wajahnya
"hentikan tatapan mu itu, it's annoying" ucap wiza, kinara hanya tertawa karena berhasil membuat wiza kesal
kinara yang memang memiliki sifat jahil lalu mendekatkan wajahnya kepada wiza, dan menatap nya dengan tatapan menjengkelkan itu, wiza semakin dibuat kesal dan balik menatap kinara lalu mendekatkan wajahnya membuat siapa saja yang melihat nya akan berfikir mereka akan melakukan hal yang lebih seperti ciuman mungkin
merasa posisi mereka sangat ambigu membuat keduanya kompak menjauhkan wajahnya satu sama lain, dengan wajah kinara yang memerah seperti kepiting rebus, kinara menatap kearah lain agar wiza tak melihat wajahnya sekarang
"ekhm, maaf" kata wiza, kinara hanya berdehem lalu mereka sama-sama diam karena tidak tau harus membahas apa terlebih lagi mereka yang sama-sama canggung sekarang
"lo lama tinggal di London?" akhirnya kinara memutuskan untuk memulai percakapan walaupun sebenarnya ia tidak ingin tau lebih jauh
"ya, lulus SD saya sudah tinggal disana" jawab wiza kinara pun mengangguk paham
"jadi lo besar di sana?" tanya Kinara lagi
"hm,makannya saya tidak tau daerah jakarta, ini pertama kalinya saya disini lagi"
"tapi bahasa Indonesia lo lancar" ucap kinara dengan wajah penuh selidik, wiza malah terkekeh mendengar nya
"karena saya lahir disini dan saya berkewarganegaraan Indonesia ini negara saya mana mungkin saya tidak bisa bahasa negara saya" kinara hanya tersenyum bodoh
KAMU SEDANG MEMBACA
MY COLD CEO
Teen Fictionseorang kinara arsa zevannya yang mampu meluluhkan hati si kutub es wiza abiyaksa jaya