SIAP BACA BAGIAN KETIGA DARI CERITA DEAR R
•
~~~
•
JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR DENGAN CARA VOTE DAN COMMENT
AGAR AKU SEMAKIN GIAT UNTUK NULISNYA.~~~
"Rasa rindu yang tak tertahankan." Rayyan.
•••
Kalau diam saja rasanya Rayyan merasa khawatir, takut kalau Rea berpaling darinya dan menerima cinta lelaki yang katanya sering mengejar-ngejar dirinya. Ah, sungguh ia tak tahu akan hal itu, benar ataupun salah. Apa mungkin itu haya alasan Rea saja. Apa sih, kenapa Rayyan bisa berfikiran negatif seperti ini kepada kekasihnya sendiri.
Rayyan sangat percaya kalau Rea itu benar-benar sayang kepadanya, dan ia pun sebaliknya sayang kepadanya. Lelaki itu melihat jam dinding, menunjukkan pukul sepuluh siang. Hujan dan banjir kini sudah kian menghilang, hanya meninggalkan sisa genangan-genangan kecil sedikit.
Dengan hari ini genap dua minggu Rea memblokir kontak WhatsApp-nya juga serta semua sosial medianya. Di mulai dari pertengahan musim dingin sampai berakhirnya musim dingin. Rayyan sudah rapi, bermaksud ingin pergi ke rumah Rea untuk menemui sang kekasih. Sebenarnya lelaki itu juga sudah kangen berat kepada Rea. Makanya ia memutuskan untuk menemuinya.
Sempet terbesit dama otaknya Rayyan, apa mungkin Rea juga kangen kepadanya? Atau malah sebaliknya, dia tidak sama sekali merindukan Rayyan. Soalnya tidak biasanya gadis itu memblokir kontak WhatsApp Rayyan sampai berhari-hari seperti ini. Biasanya paling satu atau dua jam saja.
Selama musim hujan, sama sekali tidak ada kabar dari Rea. Rayyan merasa hidupnya hampa tanpa mendengar ocehan-ocehan yang membuatnya dilanda rindu. Ditambah handphone miliknya juga manti baterai akibat chargerannya terendam banjir dan ia lupa untuk mengamankannya.
Pikirnya, ia bersama Rea bakalan menikmati musim hujan bersama tapi ternyata tidak. Jangankan menikmati musim dingin, sekedar saling berkabar saja tidak ada. Mungkin Rea marah kepadanya karena gara-gara lelaki itu lama balas chat dari Rea.
Rayyan menghentikan laju motornya di rumah bernomor tigapuluh tujuh. Harapannya hanya satu, kekasihnya tidak marah lagi. Agar ia bisa mengajaknya bermain ke tempat biasa yang sering mereka berdua kunjungi.
"Permisi..." Rayyan mulai mengetuk pintu rumah dengan ornamen klasik.
Masih belum ada jawaban di ketukan pertama. Ia masih tersenyum dan mencobanya kembali. Sayang di ketukan kedua juga masih belum ada jawaban dari siapapun. Rayyan menarik napas sejenak, ia mulai berpikir yang tidak-tidak, apa mungkin Rea dan keluarganya tidak ada di rumah? Atau mungkin mereka pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR R
Teen FictionSIMPAN KE PERPUS UNTUK DAPAT INFO UPDATE ~~~ "Kenapa tuhan memberikan aku mulut kalau tidak bisa di pakai untuk berbicara, kenapa juga aku dilahirkan ke dunia ini kalau hanya untuk di sakiti." "Mungkin kalau aku pergi dari dunia ini untuk selama-lam...