Beberapa hari setelah pembicaraan serius dua keluarga, yang menurut Hanni dan Jonathan lebih bisa disebut sidang. Para orang tua -bunda dan Mama- cukup sibuk menyiapkan pernikahan untuk Hanni dan Jonathan. Tidak lupa pemeriksaan kesehatan Hanni dan bayi dalam kandungannya. Setalah dipastikan kandungan dalam keadaan baik-baik saja, akhirnya hari ini Jonathan dan Hanni tidak hanya berstatus teman, tapi sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
Pernikahan diadakan dengan sederhana, dihadiri keluarga terdekat dari kedua pihak saja. Tidak ada teman, maupun relasi orangtua keduanya.
Setelah resmi menikah, saat datang ke rumah tetangganya, Hanni dikagetkan dengan fakta bahwa ia harus satu kamar dengan Jonathan.
"Hanni tidur di kamar tamu ga apa-apa, Bun." Ucap Hanni pelan.
"Lho ngapain? Hanni sekarang istri Jojo lho, bukan tamu. Jadi mulai sekarang, tidurnya sekamar sama Jojo. Terus kalo butuh apa-apa, bisa langsung bilang sama Jojo. Kalo Jojo susah bangun, pukul aja pantatnya."
"Tapi, Bun, bukan gitu, Hanni--."
"Jo, itu barang-barang Hanni jangan lupa ditata. Bunda ke kamar dulu ya, mau istirahat."
Setelah kepergian Bundanya, kini tersisa Hanni dan Jonathan di kamar.
Jonathan membereskan barang-barang Hanni dalam diam, ia tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya dan tersenyum senang, kini Hanni benar-benar jadi miliknya. Selalu ada hikmah dibalik musibah.
"Gue aja yang beresin."
"Aku aja. Kamu ganti baju terus istirahat, jangan kecapean."
"Lagian bunda kenapa sih segala nyuruh kita tidur sekamar? Ini gue ga boleh pulang aja, Jo?"
"Lah udah suami istri mah emang harus satu kamar." Ucap Jonathan dengan senyum terpatri di wajahnya.
"Apa sih, Jo? Alay lu gausah pake aku kamuan, geli!"
"Duduk Han, mondar mandir gitu apa ga pegel? Inget kata dokter, ga boleh stress, ga boleh kecapean."
"Bodo!" Ucap Hanni ngegas, seraya merebahkan badannya di kasur Jonathan.
"Dih dibilangin juga, durhaka lu sama suami." Jonathan sok-sokan marah namun masih menampilkan senyumnya.
*Toktoktok*
"Hallo, pasutri baru.""Eh bang Ji." Hanni otomatis duduk ketika Jidan melongokkan kepala di pintu kamar Jonathan.
"Mau ngapain sih bang?"
"Gimana Han?"
"Apanya bang?" Tanya Hanni.
"Kamu nyaman di sini? Kalo si buluk macem-macem atau nyakitin kamu, bilang sama aja Abang dek."
"Dih dak dek dak dek. Tunggu, yang lu maksud buluk itu gue?"
"Iya lah, sadar dek! Atau menurut lu masa Hanni yang buluk, gitu?"
"Apa sih gue ga pernah ngomong gitu. Elu jangan cari perkara deh. Hush hush keluar sana!"
Dua bersaudara itu masih berdebat seperti biasa.
"Udah untung Hanni mau lu kawinin, eh maksud gue dinikahin. Durhaka banget anak kecil ngelangkahin gue?"
"Apa sih Abang, bentar lagi gue 17 tahun kali. Elu ga usah macem-macem sama calon ayah."
"Dih anak kecil songong, udah untung ayah ga ngusir lu ya. Kalo bukan karena Bunda yang ngomong lu bakal kerja di perusahaan ayah, gue yakin om sama tante juga ga rela anaknya dinikahin sama lu. Mau dikasih makan apa anak orang, hah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
F.R.I.E.N.D.S
Fanfiction-side story Hanni, asik kelas yang naksir Harun (story players)- Selama hampir 16 tahun hidupnya, baru kali ini Hanni merasakan naksir cowok. Harun, cowok yang menurut Hanni gantengnya super duper bikin silau mata. Akhirnya Hanni meminta bantuan Jon...