A Day with Harun

211 7 0
                                    

Hari yang ditunggu Hanni akhirnya tiba, Harun menghubunginya untuk pertama kali setelah beberapa waktu lalu ia memberikan nomornya. Hanni berdandan secantik mungkin untuk menarik perhatian kakak kelasnya, ia mengenakan rok jeans pendek setengah paha dan kaos putih pendek yang dimasukan. Ia sengaja mengurai rambutnya agar lebih feminim.

 Ia sengaja mengurai rambutnya agar lebih feminim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, Kak Harun."

"Hallo, Hanni. Ayo masuk."

"Kita mau kemana kak?"

"Nonton, terus makan, mau?"

"Mau kak." Hanni tersenyum lebar, ia bahagia akhirnya akan berkencan dengan orang yang disukainya selama 1 tahun.

Saat Harun ingin modus dengan menarik seatbelt Hanni, pintu mobilnya diketuk oleh seseorang. Dengan menahan geram, Harun membuka kaca mobilnya dan nampak pemuda melongokkan kepalanya melirik gadis di sampingnya.

"Mau kemana, Han?"

"Mau keluar, jalan-jalan."

"Balik jam berapa?"

"Gue bakal balikin Hanni dengan selamat tanpa cacat dan utuh." Ucap Harun.

"Gue pegang ucapan lu. Hati-hati Han, kabarin gue kalo ada apa-apa."

Pemuda itu pergi setelah mengucapkan pesan yang menurut Hanni tidak perlu, teman sekaligus tetangganya bernama Jonathan itu memang menjadi aneh sejak dirinya berkonsultasi masalah percintaanya.

"Itu siapa, Han?"

"Ya kak? Oh itu temenku, rumahnya itu di sebelah. Kita emang udah kaya keluarga, jadi ya gitu."

"Oh, kita berangkat ya. Pasang seatbeltnya."

"Iya kak."

Setelah sampai di mall, keduanya langsung ke arah bioskop, membeli tiket, kemudian memesan popcorn dan minuman. Keduanya duduk di kursi yang Harun pesan, Harun sengaja memilih kursi di pojok paling atas. Sesaat setelah lampu bioskop dimatikan, tangan Harun mulai menjelajah di paha Hanni. Ia merasa Hanni cukup peka dengan memakai rok pendek yang membuat pahanya terekspos, memudahkan Harun melancarkan aksinya.

"Kak."

"Kenapa? Lu ga suka?"

"Tapi ini tempat umum."

Keduanya saling berbisik, takut ada yang mendengar percakapan mereka. Hanni menahan tangan Harun, namun Harun tidak peduli, ia masih mengusap paha dalam gadis di sampingnya.

F.R.I.E.N.D.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang