Di hari pertama So eun kerja sebagai pelayan di Mansion Kim, ia harus bekerja keras untuk menata ulang isi lemari Tuannya karena sedikit berantakan dan sedikit mengganggu matanya. Setelah puas menangis ia memutuskan untuk bangkit dan mencoba melewati hari ini dengan baik. Ia sudah cukup sakit hati dengan apa yang menimpa hidupnya. Cita-citanya ingin bekerja di perusahaan besar pun runtuh seketika. Apa memang Tuhan memilihkan pekerjaan pelayan sebagai pekerjaan yang cocok untuknya? Sudahlah, yang penting ia tak mati konyol ditangan orang yang tak dikenal. So eun akan mulai menata ulang seluruh pakaian, kemeja dan jas sesuai urutan warna dan ukuran agar lebih enak memilih dan mengambil apa yang akan dikenakan Kim bum nanti.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu jam berlalu, So eun masih berkutat dengan pakaian Kim bum yang entah berapa banyaknya. Benar-benar menguras waktu, pikiran dan tenaganya karena memang sebanyak itu, bahkan di sisi lain bagian lemari ia tak sanggup untuk menata ulang lagi, yang penting rapi saja karena tenaga wanita tak sekuat itu. Ia hanya menata sesuai ukuran pakaian saja. Ia juga membuka semua rak yang ada mengecek apasaja yang kurang rapi. Ia melihat dasi dan jam posisinya tidak beraturan, maka dengan sigap ia langsung merapikan dengan hati-hati.
"Siapa yang menyuruhmu mengubah semuanya?," suara berat Kim bum membuat So eun kaget setengah mati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Josonghamnida, Tuan. Aku hanya menata ulang agar memudahkan Tuan untuk mengambil pakaian," jawab So eun sambil menyentuh dada karena kaget.
"Kau tidak tahu kalau orang sebelumnya menata sesuai dengan keinginanku?," ucap Kim bum membuat So eun terkejut lagi.
