Cara Merusak Upacara Pelantikan dengan Heboh

198 28 6
                                    

Upacara pelantikan akhirnya tiba. Perguruan Anggrek Putih berubah jadi super sibuk. Orang-orang berlalu lalang dengan cekatan. Raut wajah mereka super serius, memastikan tidak ada hal yang salah dengan segala persiapan yang ada. Buket-buket bunga telah dirangkai, kain-kain menghiasi setiap bagian atap bangunan.

Wen Junfei tentu tidak akan menebak bahwa upacara pelantikan akan semegah ini.

Ia saat ini masih terjebak di kamarnya selagi pelayan sibuk memasangkan jubah dan pernik-pernik repot di tubuhnya. Rambutnya dihias sedemikian rupa, wajahnya dipoles dengan bedak bau apek, tinta-tinta berwarna cerah terlukis di dahinya.

Demi Dewa, orang awam bakal mengira Junfei sebagai pengantin wanita alih-alih calon guru seni.

Seperti yang bisa ditebak, begitu Wen Junfei pulang dalam keadaan berseri-seri ke perguruan pekan lalu, para pelayan langsung menangkap dan membawanya ke kamar. Atas perintah Paman Yin, Junfei harus mendekam seminggu penuh tanpa kontak dengan dunia luar, sebagai upaya mencegahnya terdistraksi.

Makanan diantar tiap waktu, sesi latihan bela diri hanya dilakukan dua jam di halaman kamar, dan pembelajaran tata upacara diajari langsung oleh Paman Hong secara privat. Tidakkah itu keterlaluan?!

Jujur saja, tidak juga. Karena meski sudah dikurung sedemikian rupa, Wen Junfei masih terdistraksi. Bagaimana tidak? Sahabat karibnya baru saja mencuri ciuman pertamanya! Sahabat karib yang sama yang menolak segala sentuhan afeksi yang diberikan kepadanya. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Dan ciuman di bibir jelas bukan afeksi umum antara dua orang sahabat karib.

Membayangkan detik-detik kejadian itu membuat wajahnya kembali panas. Tubuh Minghao yang hangat, deru napas di wajah, hingga bibir yang lembut.

DEMI DEWA-DEWI SURGA! Tolong ingatkan Junfei kalau Minghao masih belum cukup umur, pun dirinya sendiri.

Bahkan hingga seminggu telah berlalu, rasa itu masih tertinggal di tubuhnya, sebuah sensasi unik yang tak pernah Junfei rasakan. Betapa sosok Xu Minghao bisa membuat jantungnya berdegup begitu kencang. Oh, ini berbahaya. Berbahaya bagi Jun dan berbahaya bagi kelangsungan hidup Perguruan Anggrek Putih. Sekali dirinya membayangkan wajah manis Minghao, maka segala ingatannya tentang janji suci dan sumpah diri akan buyar seketika. Lalu dia akan mempermalukan nama Keluarga Wen juga.

Junfei segera menggelengkan kepalanya, yang mana justru mendapatkan teguran dari pelayan karena hiasan rambutnya bakal rusak. Tidak boleh begini. Jun harus fokus dan menyelesaikan prosesi ini dengan baik. Setelah semua kesibukan ini selesai, ia bisa bertemu kembali dengan Minghao dan bebas melakukan apapun kepadanya. Eh, tidak sebebas itu juga, sih.

Singkat cerita, prosesi upacara dilaksanakan. Junfei menunggu dengan canggung di balik sebuah bilik kayu tanpa pintu yang ditutupi kain penuh rumbai. Kakinya bergerak tak sabaran, selagi bibirnya menggumamkan isi janji suci dan sumpah diri dengan panik. Tangannya yang menyembunyikan contekan kecil saling meremas.

Wen Junfei merasa super duper tidak tenang. Bukan karena dia gugup berbicara di depan banyak orang, tapi karena ia takut akan melakukan hal konyol jika apa yang dia hafalkan tidak tersampaikan dengan benar. Bahkan proses pembacaan identitas dan latar belakang yang harusnya panjang jadi terasa sangat singkat baginya.

Begitu pemimpin pelantikan membunyikan denting, Junfei yang terlalu grogi langsung berdiri dengan cepat, lupa kalau dia masih ada di dalam bilik. Kepalanya yang berhias tusuk konde terbentur dengan keras, membuat bilik bergoyang sebentar. Junfei mengumpat dalam hati ketika mendengar khalayak terkesiap dan menyembunyikan tawa. Paman Yin jelas akan memarahinya hingga petang nanti.

Untungnya, ketika tirai dibuka dan Junfei melangkah keluar dengan anggun, suara-suara berhenti. Mata mereka terpaku pada sosok pemuda yang akan menjadi guru seni mereka. Wen Junfei memposisikan diri pada bantalan duduk di tengah podium, lalu dia melakukan sujud tiga kali. Pemimpin membacakan beberapa hal lagi, kemudian mempersilakannya mengucapkan janji suci dan sumpah diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Crown Prince | JunhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang