4 - THE SERPENT

3 0 0
                                    

Benar yang dikatakan oleh siaran-siaran berita di televisi, radio dan media sosial, jalanan kota London benar-benar sepi. Hampir semua toko, swalayan dan restaurant yang Ethan lewati tutup bahkan di pagi hari seperti ini. Ethan benar-benar tidak melihat satupun orang berjalan menyusuri jalanan, bahkan tidak banyak kendaraan berlalu lalang yang ia temui. Ethan benar-benar berjalan sendirian. 

Ethan mempercepat langkahnya untuk segera sampai di apartemen milik Hugh karena ia merasa seseorang sedang memperhatikannya dari kejauhan. Ethan tidak takut, dia hanya berjaga-jaga jika hal yang tidak di inginkan terjadi padanya, kepada siapa ia bisa meminta bantuan di jalanan yang sangat amat sepi ini? 

Satu hal yang tidak pernah Ethan pikirkan tiba-tiba saja muncul di kepalanya, mutant. Semua hal buruk tentang mereka yang selalu Hugh katakan mulai berkeliaran di benak Ethan. 

"Tidak apa-apa Ethan! Satu persimpangan lagi kau sampai". Ujar Ethan berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca dari seberang persimpangan yang berhasil membuat Ethan melompat terkejut. Nalurinya menyuruh ia untuk segera pergi menjauh dari sana, tapi nalurinya yang lain meminta Ethan untuk berjalan mendekat ke arah sumber suara, ingin tahu apa yang terjadi. Ethan lebih mengikuti nalurinya yang kedua, Ethan berlari diam-diam menghampiri sumber suara tersebut. 

Sebuah toko roti dengan pintu dan jendela yang sudah benar-benar hancur yang pertama kali merebut perhatian Ethan. Tiba-tiba saja seorang laki-laki keluar dari toko tersebut dengan membawa kantong besar yang berisi banyak roti, diikuti dengan seorang perempuan yang terlihat mirip dengan laki-laki tersebut membawa sebuah mesin kasir. Mereka terlihat seperti seusia Ethan dan sepertinya mereka saudara kembar. Ethan tahu apa yang sudah mereka lakukan, apalagi kalau bukan mencuri? 

"Hey! Apa yang kalian lakukan?!" Mereka berdua berbalik ke arah Ethan mendengar suara Ethan. Ethan berjalan menghampiri mereka. 

"Hai, tampan! Kau ingin roti?" Sapa si perempuan tersenyum manis. Mendengar nada bicaranya Ethan yakin mereka berdua berasal dari negara lain di belahan bumi bagian timur, terlebih mereka mengenakan pakaian yang memiliki sentuhan tradisional khas budaya timur dan sedikit terlihat seperti pakaian festival menurut Ethan.

"Tidak. Aku ingin kalian menyimpan semua itu kembali!" Mereka berdua mengernyitkan dahi memandang satu sama lain dan sedikit tertawa mendengar apa yang baru saja Ethan katakan. 

"Tentu tidak, kami baru saja membelinya". Jawab si perempuan yang diikuti oleh anggukan laki-laki yang ada di sampingnya.

"Benarkah? Aku baru tahu toko roti menjual mesin kasir juga". Balas Ethan menunjuk benda di pangkuan perempuan itu.

"Apa itu penting bagimu?" Laki-laki itu akhirnya berbicara. Dia berjalan mendekat ke arah Ethan. 

"Pergilah sebelum aku menghabisimu!" Lanjutnya penuh ancaman.

"Jangan, Feral.... Dia terlalu tampan untuk kau sakiti. Ayolah, kita pergi saja!" Sahut si perempuan meraih pundak laki-laki ini yang semakin mendekat ke arah Ethan.

"Ka..kalian baru saja melakukan kejahatan! Aku akan menghubungi polisi!" Mendengar apa yang Ethan katakan lelaki ini tertawa meremehkan seolah tidak takut dan tidak peduli. 

"Aku sudah memperingatimu untuk pergi. Kau cukup keras kepala, kau akan menerima akibat dari perbuatanmu!" Kali ini lelaki itu terlihat marah. Dia menarik Ethan kedalam dekapannya dengan sekuat tenaga membuat Ethan kesulitan untuk bergerak.

Kulit lelaki itu perlahan terasa dingin dan berubah menjadi sedikit bertekstur nan licin. Ia kemudian terdengar seperti mendesis. Dan tiba-tiba saja hal yang tidak bisa dicerna oleh kepala Ethan terjadi. Laki-laki ini baru saja berubah menjadi seekor ular King Cobra yang sangat besar. Ular itu melilit tangan Ethan dan merayap mendekati kepalanya. Ethan tidak bisa berbuat apa-apa, Ethan terlalu terkejut bahkan untuk bergerak. Ular itu berdesis dan mejulurkan lidahnya tepat di depan mata Ethan yang kemudian melihat ke arah perempuan di belakangnya dan nampak raut wajah terkejut dari perempuan itu. 

"Dia sama seperti kita?" Tanya perempuan itu. 

Ular itu kemudian melepaskan lilitannya pada tangan Ethan, menjauh dari tubuh Ethan dan berubah kembali kedalam wujud manusianya begitu saja. 

"Jika saja kau tidak seperti kami, kau akan benar-benar kuhabisi!" Tegas laki-laki itu penuh ancaman. 

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh kapal terbang yang semakin mendekat dari kejauhan. 

"Mereka datang, kita harus segera pergi! Ayo! Cepat!" Saudara kembar itu segera pergi berlari meninggalkan Ethan yang masih terdiam berusaha mencerna apa yang yang baru saja dirinya lihat. Ethan kini di hantui beribu pertanyaan yang membuat kepalanya sedikit sakit.

"Lelaki itu, sebenarnya dia ini apa? Bagaimana bisa dia berubah menjadi ular dan kembali menjadi manusia lagi?"

"Apa mungkin dia seorang penyihir?"

"Lalu apa yang mereka maksud tentang aku yang sama seperti mereka? Apa aku bisa berubah menjadi ular juga? Tidak mungkin! Aku yakin aku ini manusia, aku bukan penyihir dan semacamnya!".

Ethan segera beranjak pergi meninggalkan tempat itu, dengan tubuh yang masih gemetar Ethan berlari sekuat tenaga menuju kemana seharusnya ia pergi, apartemen milik Hugh. Ethan menyesali apa yang telah ia lakukan, ia seharusnya mengikuti apa yang naluri pertamanya katakan.

Memang, mencoba untuk tidak ingin tahu dan tidak ingin peduli akan sesuatu itu sulit dilakukan, tapi terkadang itu yang lebih baik. Menjadi heroik seperti para pahlawan super di buku komik yang sering ia baca saat kecil adalah keinginannya dan sepertinya ia baru saja gagal melakukan hal itu, ia seharusnya sadar lebih awal bahwa ia memang tidak sekuat para pahlawan super yang selalu ia idolakan. 

Satu hal sekali lagi membuat Ethan terkejut saat ia hendak masuk ke gedung apartemen milik Hugh. Ia melihat sebuah kapal terbang berdiri di tengah jalan tidak jauh dari tempatnya berdiri. Seorang pria terlihat berjalan turun dari kapal tersebut. Pria itu nampak mencurigakan dan sialnya dia menyadari keberadaan Ethan. Pria itu terlihat berjalan menghampirinya. Ethan segera berlari memasuki apartemen milik Hugh. Ethan tidak ingin bertemu manusia aneh lagi, ia tidak ingin bertemu manusia ular lagi atau mungkin penyihir. Tapi, pria itu tidak terlihat asing baginya, rasanya Ethan pernah melihatnya entah kapan dan dimana.

GENEFREAKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang