"Jadi, hadiah apa yang kau punya untukku?" Tanya Ethan yakin seolah dia akan mendapatkan hadiah ulang tahun dari sahabatnya.
"Lihat saja nanti, kau pasti akan menyukainya". Balas Hugh percaya diri.
"Oh, benarkah?". Ethan penasaran hadiah apa yang akan Hugh berikan kepadanya. Semoga saja bukan mainan katak seperti tahun lalu. Ethan sangat membenci katak.
"Tunggu sebentar, akan ku bawakan". Hugh beranjak pergi ke kamarnya meninggalkan Ethan. Ia kembali dengan kedua tangannya yang ia sembunyikan di balik punggungnya.
"Selamat ulang tahun, Ethan–Ray Hudson!" Hugh menyodorkan sebuah kotak berwarna biru langit pada Ethan, ukurannya tidak begitu besar juga tidak begitu kecil.
"Terima kasih, Hugh Valerio!" Ethan menerimanya dengan tersenyum.
"Apa ini? Boleh ku buka sekarang?" Sambung Ethan penasaran. Ia memutar-mutar kotak hadiah di tangannya berharap mendapati petunjuk akan apa yang terdapat di dalam kotak tersebut.
"Tidak tidak! Nanti saja ketika kau sudah di rumahmu!" Tegas Hugh.
"Memangnya kenapa, bodoh?" Tanya Ethan bingung. Lagipula apa bedanya di buka nanti dan sekarang, sama saja, pikirnya.
"Entahlah... aku malu". Balas Hugh menggaruk-garuk kepalanya tak gatal.
"Ahh kau ini, yasudah akan ku buka nanti". Final Ethan.
"Aku masih punya hadiah lain untukmu, kawan". Ujar Hugh tersenyum. Hugh kini berdiri di depan Ethan.
"Ya Tuhan! Apa lagi?" Ethan di buat kebingungan olehnya. Hadiah apa lagi yang akan Hugh berikan untuknya. Satu kotak ini saja sudah cukup membuat Ethan senang. Hugh menarik Ethan untuk mengikutinya berdiri.
"Di sini, di depanmu". Sambung Hugh membuka kedua tangannya lebar.
"Apa? Aku tidak melihat apapun selain dirimu, Hugh". Balas Ethan bingung. Ethan benar tidak melihat apapun di depannya selain Hugh yang sedang berpose seperti patung Cristo Redentor di Brazil.
"Ck, dasar bodoh! Ya memang aku hadiahnya". Kesal Hugh menyentil kening Ethan kemudian menyilangkan kedua tangan di dadanya.
"Apa?! Kau?!" Ethan dibuat kebingungan lagi. Ia tidak mengerti apa maksud Hugh.
"Ya! Akulah hadiahnya. Aku adalah hadiah yang dikirim oleh semesta untukmu. Kau harus bangga memlikiku sebagai sahabatmu, Ethan". Tegas Hugh kembali melebarkan kedua tangannya.
"Baiklah...baiklah. Terimakasih semesta!" Ethan akhirnya mengerti, ia tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang satu ini.
"Begitu saja?" Lagi, Hugh terlihat kesal terhadap reaksi Ethan.
"Apa lagi?" Tanya Ethan tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Dia pikir dia sudah berterima kasih pada Hugh, lalu apa lagi?
"Kau ini! Aku dari tadi melebarkan kedua tangan ku, kau tidak tahu pegal?!" Lagi-lagi Ethan membuat Hugh kesal.
"AHH HAHA! Bilang saja kau ingin ku peluk". Ethan tertawa melihat reaksi Hugh yang di buat kesal olehnya. Kini ia mengerti, Ethan segera mendekatkan dirinya pada Hugh kemudian memeluknya dengan erat.
"Tidak, bodoh! Aku menawarimu pelukan". Kesal Hugh sambil membalas pelukan Ethan.
"Terimakasih, kawan". Ujar Ethan lembut.
"Sama-sama". Hugh menepuk-nepuk punggung Ethan yang masih memeluknya kemudian berusaha melepas pelukannya namun Ethan masih menahannya.
"Sebentar lagi, kau tidak pernah ingin ku peluk. Aku ingin memuaskan diriku untuk memelukmu sebelum kau berubah pikiran lagi". Sahut Ethan yang semakin mengeratkan pelukannya pada Hugh. Ethan merasa sedikit terharu atas apa yang Hugh lakukan. Hugh menawarinya sebuah pelukan yang mana biasanya dia tidak pernah suka melakukan itu dengan siapapun. Hugh tidak terlalu suka pelukan berbeda dengan Ethan, tapi kali ini ia menawari Ethan sebuah pelukan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENEFREAKS
ActionApa yang terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi di antara para MANUSIA dan MUTANT? Mengapa mereka selalu membenci satu sama lain? Dan MUTANT, sebenernya mereka ini siapa? Mereka ini apa?