GENEFREAKS

8 - DAD?

Ethan dan Hugh kini sudah berdiri didepan rumah Ethan. Namun, satu hal membuat Ethan kebingungan. Pintu rumahnya terbuka padahal ia benar-benar ingat bahwa dirinya meningalkan rumah dengan keadaan pintu tertutup, ia sangat yakin. Ethan merasa tidak enak hati dibuatnya.

"Hugh...AHH APA ITU?!" Ethan hendak mengungkapkan keresahan hatinya pada Hugh, namun suara benda terjatuh dari dalam rumahnya berhasil menghentikannya.

Ethan segera berlari memasuki rumahnya mencari keberadaan Alfred, Hugh mengikutinya dari belakang. Ethan benar-benar khawatir hal yang tidak diinginkan terjadi pada Ayahnya.

Betapa terkejutnya Ethan dan Hugh ketika mereka berada di ruang keluarga milik Ethan, keduanya hanya bisa diam mematung dengan mulut yang terbuka dan ekspresi terkejut setengah mati.

Sudah tidak ada lagi ruang keluarga hangat dan nyaman dimana Ethan dan Alfred sering menghabiskan waktu. Kini hanya terlihat ruang keluarga yang sangat amat berantakan bak pesawat pecah dengan beberapa bercak darah di lantai dan sofa di ruangan tersebut. Satu hal yang paling membuat mereka terkejut adalah dua orang pria dewasa tengah bertengkar hebat tanpa menyadari dua pasang mata yang terbelalak melihatnya. Bukan bertengkar lebih tepatnya, karena nyatanya tidak terlihat seperti itu. Apa yang mereka lihat adalah seorang pria dewasa yang tengah memukuli pria lainnya dengan sangat amat brutal. Sebuah adegan yang sama sekali tidak pernah Ethan dan Hugh lihat sebelumnya, bahkan mereka tidak pernah membayangkan mereka akan melihat hal seperti itu.

Ethan tidak pernah membayangkan akan melihat Ayahnya memukuli seseorang dengan membabi buta seperti yang ia lihat saat ini. Ia juga tidak pernah membayangkan seorang pria yang ia pikir sedang mengejarnya nyatanya kini tengah dipukuli habis-habisan oleh Ayahnya sendiri. Ethan sangat ketakutan.

"Ethan?!" Alfred dengan terkejut akhirnya menyadari keberadaan dua orang lain yang baru saja berada di ruangan tersebut, menghentikan apa yang ia lakukan berlari menuju Ethan hendak memeluk anak satu-satunya yang sedari tadi sangat ia khawatirkan.

Ethan menjauhi sang Ayah dengan gemetar, bersembunyi di balik tubuh sahabatnya membuat Alfred menghentikan langkahnya.

"A..Apa yang t..terjadi, Aya...aah?" Ujar Ethan gemetar semakin mendekatkan dirinya pada Hugh.

"Apa yang Ayah lakukan?" Sambung Ethan menatap dalam Ayahnya. Namun, kini ia seperti melihat sosok yang berbeda dibalik sorot mata tersebut, raut wajahnya terlihat sangat marah. Tak dapat lagi ia lihat seorang pria idola terbesarnya yang selalu terlihat berkarisma, lembut dan bijaksana. Pakaian wangi dan rapinya kini terlihat kusut dengan beberapa bercak darah di bagian lengannya. Ethan seperti sedang tidak melihat Ayahnya.

"Etha–"

"Apa yang Ayah lakukan padanya?" Tanya Ethan memalingkan pandangannya ke arah pria dewasa lain yang sedang terbaring lemah. Namun pria itu ternyata masih sadarkan diri, ia tersenyum ketika Ethan memalingkan pandangan kearahnya.

"Dia pantas menerimanya, Ethan! Dia bedebah sialan yang harus dihabisi! Ayah melakukan semua ini untuk melindungimu darinya!" Jawab Alfred penuh amarah yang sekali lagi membuat Ethan tersentak mendengarnya. Selama hidupnya Ethan tidak pernah mengira sang Ayah akan berbicara seperti itu.

"Melindungiku darinya?" Tanya Ethan masih tak berani menatap sang Ayah.

"Dia ingin menangkapmu, nak. Kau mungkin sudah tahu akhir-akhir ini dia mengejarmu. Dia...d-dia berniat jahat kepadamu, Ethan.... Dia berniat jahat pada kita". Balas Alfred sempat terbata-bata di akhir kalimatnya. Ethan diam termenung. Ia memang merasa pria asing itu sedang mengejarnya, namun anehnya untuk pertama kali Ethan tidak percaya apa yang Ayahnya katakan. Entah mengapa ia merasa sangat yakin bahwa Ayahnya berbohong dan pria asing itu tidak memiliki niat jahat sama sekali.