1/ -Bunga Tidur.

3 2 1
                                    

—Hellow😻

•••••🌺•••••

Cahaya sinar matahari memancar masuk dari celah pentilasi, suara jam weker terus berbunyi tiada henti, salah satu tangan seseorang meraba-raba letak dimana asal suara itu, lalu suaranya hilang dalam beberapa detik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya sinar matahari memancar masuk dari celah pentilasi, suara jam weker terus berbunyi tiada henti, salah satu tangan seseorang meraba-raba letak dimana asal suara itu, lalu suaranya hilang dalam beberapa detik.


Tubuh mungil itu bangun, seprai-guling dan boneka Pinguin begitu berantakan. Rambua panjang sepunggungnyapun sama, ia merenggangkan otot-otonya. Mematikan pendingin ruangan, setelah itu berdiri-melangkah masuk kedalam kamar mandi.

Lima belas menit berlalu, si gadis keluar kamar mandi, lengkap dengan seragam sekolahnya. Tangannya sibuk mengarahkan haidayer kerambutnya—mengeringkan. 

Ting!

Sebuah notifikasi muncul dilayar ponselnya. Ia membaca saja, tersenyum tipis sebentar disaat membaca pesan singkat itu.

Aca: MIMPI APASIH CEPAT KASIH TAHU!!

Ia melangkah kearah cermin, merias sebentar wajahnya-dengan riasan tipis. Lalu, setelahnya ia merapikan tempat tidur—setelah selesai, ia langsung mengambil tas ransel. Dan keluar dari kamar.

Disaat ia menuruni anak tangga terakhir netranya menangkap Bunda dan Abi yg sudah duduk dikursi meja makan—ralat, Abi saja yg duduk, Bunda masih mempersiapkan untuk sarapan pagi.

“ARA,”

Dia Ara. Lengkapnya: Zahra Nameera, sigadis yg bertubuh pendek, dengan rambut hitam sepunggung—dilengkapi dengan dua jepitan rambut disisi kepala kanannya. Ia lantas tersenyum, melangkah kearah sana, dan mengambil tempat duduk disebelah Kakak Perempuannya.

Si Kakak perempuannya memicingkan mata, “Mimpi?”

Ara tersenyum salah-tingkah, membuat Abi mengenggelengkan kepalanya maklum.

“Sekarang mimpinya kaya gimana?”

“Zhafi pulang.” beritahu Ara begitu serius, dengan menghadap kearah kakaknya tanpa mengalihkan tatapannya dari kedua bola mata sang Kakak.

Kanaya Az-zhifaLantas memutar bola matanya malas, Kakanya yg sudah berada disemester 3—Fakultas Tarbiyah itu, tersenyum mengejek.

“Mimpi itu bunga tidur,” katanya, “gak mungkin lah, Zhafi pulang.”

Ara mendengus malas, “Kenapa sih gak percaya. Ara aja percaya, kalau suatu hari nanti Zhafi bakal pulang.”

Secret Admirer (versi wattpad)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang